Chap 5 : BAKA !!

626 40 7
                                    

Out Of Your Business Keo..itu bukan urusanmu..itu bukan gayamu !

Tapi..

Tetap saja aku tidak berhenti mencuri pandang  Han Yeol yang selalu tampak culas dan bermata tajam saat pelajaran seni dimulai. Ia seperti tidak memiliki dosa dan perbuatan yang menyalahi aturan.

 Gadis yang mendapatkan kartu pos itu telah menuntut sekolah agar secepatnya menemukan sang cabul sekolahan. Dia bahkan mengancam agar mendatangkan dinas pendidikan tentang hal ini. Apa dia yakin akan tetap setenang ini?Apa yang harus kulakukan dengan kartu posnya ? dikembalikan begitu saja tanpa mengetahui penjelasannya? akh..dia bisa saja mengelaknya. Atau kubuang saja?

"Ssstt..apa Yeol-ah membuatmu tertarik?" Aku tidak sadar ternyata sejak tadi Jimin memperhatikanku.

"Nee?? aku tidak memandangi Yeol-ssi." elakku.

"Benarkah? lalu siapa? Uri-ah?" lanjutnya enteng.

Aku berdeham mendengar nama Uri-san disebut. "Mana mungkin..untuk apa?"

Jimin terkekeh. "Jujur...kenapa tingkahmu itu terlihat sangat imut. Seperti bukan pria saja." Dengan sekenanya ia menangkup kedua pipiku dengan tangan penuh tanah liat yang masih basah.

"Imut? kau bercanda ??" Jimin nyengir mendengar protesku. "Apa kalian bertiga sangat akrab?"

"Tentu saja. Kami berbagi semua rahasia termasuk yang kau lihat di kamar Uri."

Aku menghentikan acara melukis vegnitte klasik di piring tanah liatku, mulai tertarik menyelam persahabatan mereka. "Benarkah? semuanya?"

Jimin menengadahkan kepalanya memikirkan sesuatu."Tidak untuk urusan keluarga masing-masing" Terdengar ia sedikit menekan kata keluarga saat menjawabnya.

"Oh.." jawabku singkat. Aku pikir sudah cukup untukku mencari tau. Ini semua mungkin masalah pribadi Yeol-ssi, tidak ada gunanya untukku ikut campur, pikirku.

===

Malam keduaku di asrama. Well, cukup menyenangkan walaupun aku tetap tidak bisa mengobrol dengan santai dengan Uri-san. Didalam kamar, aku hanya sibuk untuk menghindari berkontak mata dengannya. Karena jujur saja aku masih grogi berada sedekat dan sekamar dengan seorang pria kecuali Jimin . Apalagi saat Uri-san selesai mandi.....itu..

"AARRGGG !!! bisakah kau memakai pakaianmu di dalam kamar mandi?" ujarku langsung menutup wajahku yang memblushing saat ia hanya bertelanjang dada menampakkan kulit putih mulusnya.

Aku bisa mendengar ia mendesis . "Apa kau tidak normal? kenapa malu melihat sesama jenis bertelanjang dada?" ucapnya acuh dan aku masih tetap saja tidak mau menoleh.

"A..aku hanya tidak bisa melihat siapapun bertelanjang dada.."

Sebuah tangan mendarat dimeja belajarku dan aku bisa mencium wangi mint yang menguar dari tubuhnya. Uri mendekat menatapku tajam dengan masih tidak mengenakan kaosnya.

"Kalau begitu pindah saja dari kamarku." Senyumnya sinis dan iapun menjauh menuju tempat tidurnya.

Dasar egois.

"Aku sudah memperhatikanmu...jangan terus-terusan memandangi Yeol.." ia terkikik.

Aku bergidik mendengar cekikikannya  "Hei...apa maksudmu?" dengan setengah tertawa Uri memainkan sesuatu yang aku pikir itu..milikku.

"Woh..itu.." 

Uri menyeringai, "Aneh...ada namja sepertimu yang hobi merajut seperti kamu yak?" Ia mengambil rajutan syal merah yang masih belum kuselesaikan. Darimana ia mendapatkannya? sial.

SHUT UP !! I AM NOT GAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang