Mau menjadi siapapun diriku. Aku tetaplah aku. Di sekolah ini walaupun aku telah berubah menjadi pria, aku tetap lebih suka menyendiri. Sepertinya tidak akan ada yang berubah, batinku.
BUUUKKK !!
"Hei..kenapa cuma dikelas?" lemparan bola basket yang keras tepat mengenai wajahku.
Aku sedikit menggeram tapi tetap saja Jimin tampak tak merasa bersalah meleparkan bola basketnya padaku. "Oh..kau lembek sekali, kenapa begitu saja langsung mimisan?"
Didalam hati aku sudah mengumpat dengan segala bahasa tapi tetap saja aku cuma diam. "Kemana yang lain? kenapa sendirian ?" tanyaku kemudian sambil menutup lubang hidungku yang berdarah karena ulah Jimin. Ia melengkungkan bibirnya kebawah menjawab pertanyaanku yang kuyakini dia pun tak tau mereka kemana.
Sejak tadi malam aku menyatakan ingin berteman, hanya Jimin yang menyambut niat baikku itu. Sedangkan Uri dan Yeol-ssi? mereka cuek setengah mati padaku, menyebalkan.
"Uri-yya mungkin sedang melayani para fansnya, kalau Yeol sih jam segini menghilang entah kemana." jawabnya santai.
AARARRRRRRGGGG !!
Suara teriakan datang dari loker sekolah. Para murid yang mendengarnya langsung berhamburan mencari si-sumber suara. Aku dan Jimin pun menyusul karena penasaran. Para murid didepan kami saling berbisik setelah mengetahui apa yang terjadi.
"Kenapa ada orang cabul disekolah kita?? gambar yang menjijikkan !!" ungkap mereka.
Aku sama sekali tidak mengerti dan memilih untuk tidak memperdulikan. Tapi melihat raut wajah Jimin yang mengkerut khawatir akupun kembali penasaran. "Ada apa? "
Jimin menoleh . "Beberapa bulan terakhir murid wanita sering mendapatkan kartu yang berisi gambar kelamin wanita." ucapnya santai.
Aku sedikit terkejut, pantas saja ada yang mengatakan hal 'cabul' disekolah ini. "Lalu apa sekolah belum menemukan pelakunya?"
Jimin menggeleng sambil memutar bola basket pada telunjukknya. "Kartu itu dikirim dari kantor pos ke sekolah. Sialnya tidak ada nama pengirimnya jadi kasus di diamkan. Lagipula bukan sesuatu yang membahayakan orang lain."
Yah, aku setuju dengan hal terakhir yang dikatakan Jimin. Bisa saja itu adalah perbuatan orang iseng atau murid lelaki yang tertarik pada wanita yang mereka kirimkan. Eh..kalau beberapa wanita? itu berarti dia bukan mengincar 1 wanita dong? jadi...
"Sudahlah...ayo main basket."
===
Permainan basket tentu tidak seimbang. Aku tidak suka olahraga. Apalagi basket, ukh. "Aku mau keatas dulu , kalau melihat Yeol-ah atau Uri sms aku yah.." pinta Jimin sekenanya.
Aku tak memiliki tenaga untuk sekedar mengucapkan kata 'iya'. Jadi kuanggukan saja kepalaku sekali dan Jimin langsung bergegas kembali ke kamarnya untuk mandi. Padahal sebentar lagi jam pelajaran ke 3.
Oh..kalian ingin tau sistem belajar di MOORIM SCHOOL? mereka menerapkan pendidikan seperti perkuliahan. Sebelum masuk sekolah , murid diwajibkan mendaftar di web sekolah dan memilih pelajaran apa yang menjadi minat mereka. Minimal adalah 8 mapel dan paling banyak adalah 15 termasuk pelajaran bahasa asing dan seni.
Kegiatan extrakurikulernya juga banyak , seperti klub beladiri, renang, basket , klub cheerleaders , seni lukis dan sebagainya. Dari semua mapel hanya 3 yang bisa kami ikuti ber4 dalam satu kelas salah satunya pelajaran seni tanah liat. Dan harusnya 15 menit lagi pelajaran itu akan dimulai.
"Hemmm panasnya.."
Suara yang sepertinya tidak asing terdengar. Aku menoleh kekanan dan kekiri mencari suara yang aku yakini dia...yah dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHUT UP !! I AM NOT GAY
Сучасна прозаKiyoshi Keo, gadis biasa yang hidupnya selalu berpindah-pindah dan membuatnya menjadi seorang yang tertutup. Terpaksa menerima keadaan absurd yang menjadikannya 'pria' imut di SMA MORIM SCHOOL . Tinggal sekamar dengan cowok populer yang dingin tapi...