Chapter 6-seafood?!

53K 3.7K 50
                                    

Agatha tidak bisa melupakan kejadian kemarin. Wajahnya selalu memerah ketika mengingat kejadian itu.

Flashback

"Apa ini kencan?" Tanya Agatha. Gadis itu menatap manik mata Xavier dengan berbinar-binar. Matanya membulat dengan penuh harap. Ia pernah mendengar dari teman sekolahnya yang dulu, kalau seorang laki-laki mengajak seorang perempuan pergi melihat sunset itu artinya kencan.

Xavier memajukan kepalanya ke Agatha. Agatha tersentak kaget, ia memundurkan kepalanya. Xavier menahan pinggang Agatha agar gadis itu tidak menjauh darinya. Kepala mereka hanya terpaut 5 cm. Agatha menelan ludahnya gugup. Gadis itu menatap ke arah lain, ia tidak berani menatap ke arah Xavier.

"Tatap aku Atha," bisik Xavier dengan lembut. Mereka saling merasakan hembusan nafas satu sama lain. Agatha menegang, ia kemudian menatap mata hazel Xavier. Ah, mata itu berubah warna lagi menjadi hitam.

Kemudian Xavier tampak mengelus-elus pipi chubby milik Agatha. Agatha menikmatinya. Tanpa sadar tangan Agatha menyentuh tangan kekar milik Xavier.

"Kalau ini kencan bolehkah aku menciummu?" Tanya Xavier, kepalanya ia miringkan.

Mata biru Agatha membulat. Ia kaget, batinnya mengatakan ia harus mengiyakan sedangkan logikanya ia harus menolak, karena Xavier baru dikenalnya. Lagipula Xavier bukan siapa-siapa dia.

"Jika diam itu artinya iya," kata Xavier, ia tersenyum miring.

Xavier kembali mendekatkan kepalanya ke Agatha. Ketika hidung mereka hampir bersentuhan, tiba-tiba Agatha mendorong Xavier dengan keras. Xavier sangat kesal diperlakukan seperti itu, ia melihat matenya jatuh terduduk sambil menutupi hidungnya dengan telapak tangannya.

"Kyaaa..hidungku keluar darah!" Agatha berteriak histeris.

Xavier mengambil sapu tangannya, lalu berjongkok dan mengusapkan sapu tangannya ke hidung Agatha.

"Ayo kita pulang," kata Xavier, ia menggedong Agatha ala bridal style.

Flashback end

Sangking asyiknya melamun, Agatha tidak mendengar bahwa Kara memanggilnya. Ya, hari ini hari libur, jadi Agatha tidak sekolah.

"TUAN PUTRI AGATHA!" Kara berteriak sambil mengguncangkan bahu Agatha.

Agatha tersentak dari lamunannya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Kara hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku Agatha.

"Kara, sudah kubilang panggil nama saja, nggak usah pakai embel-embel tuan putri segala," kata Agatha, ia tampak kesal.

Kara terkekeh kecil, "Kamu terlalu asik melamun, udah dipanggil berkali-kali tapi tetap melamun."

Agatha menghela nafas dengan kasar.

"Raja dan ratu mau mengadakan pesta ulang tahun pernikahan mereka," kata Kara sambil mengancungkan beberapa undangan.

"Kapan?" Tanya Agatha.
"Dua bulan lagi," jawab Kara sambil mengendikkan bahunya.

Tiba-tiba ponsel Agatha berbunyi, ada pesan masuk.

From: Vivian
To: Agatha
Hei, bagaimana kalau kita hari ini hang out bareng? kamu, aku, sama Jesse

Agatha sangat senang, selama ini tidak ada satupun teman yang mengajaknya hang out. Maklum, selama ini Agatha tinggal di asrama-asrama perempuan, biasanya asramanya hanya memperbolehkan jalan-jalan ketika sedang liburan panjang.

From:Agatha
To: Vivian
Ok, aku tunggu dimana?

From:Vivian
To:Agatha
Tunggu aja dirumahmu

My Mate Is Mermaid (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang