chapter 8- layla arden

48.6K 3.4K 105
                                    

Seorang gadis berambut dark brown tampak mondar-mandir di depan gerbang sekolah. Sejak setengah jam yang lalu dia seperti itu. Entah siapa yang dia tunggu.

"Sudah lama menunggu?" Seorang pria yang berambut sama sepertinya memecahkan keheningan.

"Sangat, sekarang kenapa kau menyuruhku datang pagi-pagi?" Tanya gadis itu.

"Begini, ada rapat penting untuk para alpha"jawab pria itu.

"Terus?" Gadis itu menatap pria dihadapannya dengan curiga.

"Tolong jaga mate ku," kata pria itu sambil memegang kedua pundak gadis dihadapannya.

Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan berat. Ia kesal dengan pria yang dihadapannya ini, alpha dari pack tempat tinggalnya sekaligus kakaknya. Bagaimana tidak? Dia disuruh datang jam setengah enam hanya untuk disuruh ini? Bahkan pria dihadapannya itu telat dan tidak meminta maaf.

"Beta mu mana?" Tanya gadis itu.

"Dia ikut menemaniku," jawab pria itu, "Jesse dan Vivian itu nggak bisa dipercaya, kalau ada laki-laki yang deketin gadisku pasti mereka dukung," tambah pria itu ketika melihat gadis dihadapannya hendak membuka mulut.

"JADI KAKAK CUMA NYURUH AKU DATANG PAGI-PAGI BUAT JAGAIN MATE KAKAK DARI LAKI-LAKI LAIN GITU?!?" Gadis itu membentak kakaknya.

"Nggak baik loh membentak kakak sendiri," jawab pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

Pria itu kemudian pergi sambil melambaikan tangan ke arah adiknya.

"Kak Xavier idiot"
"Aku mendengarnya Layla"

~SKIP~

Agatha berlari dengan kencang ke kelas biologi. Ia datang telat, biasanya jam setengah tujuh ia sudah datang, tapi ini malah jam tujuh lewat lima belas.

"Halo," seorang gadis mencekal pengelangan tangan kanan Agatha.

Agatha menatap gadis itu bingung, "Kamu siapa?"

"Layla Arden, adik Xavier Arden," jawab gadis yang bernama Layla itu.

Agatha hanya mengangguk-angguk mengerti. Ia kemudian teringat sesuatu dan hendak berlari lagi.

"Jangan lari-lari, kalau jatuh kak Xavier nanti marah," kata Layla.

"Tapi sudah telat," kata Agatha yang sepertinya tidak mendengar kata-kata terakhir kalimat Layla tadi.

"Hehehe.. kakak ipar lucu, ini baru jam setengah tujuh loh," kata gadis itu dengan cengiran yang sangat lebar.

"Kakak ipar?" Tanya Agatha bingung.

"Lupakan, ayo ke kelas biologi," jawab Layla kemudian menyeret 'calon' kakak iparnya ini.

Agatha dan Layla telah sampai ke kelas biologi. Di dalam kelas itu masih sepi, cuma ada 3 orang murid lainnya ditambah dengan mereka berdua. Agatha dan Layla duduk bersebelahan. Layla sangat senang bertemu dengan calon kakak iparnya ini. Sebenarnya ia merasa kasihan kepada Agatha karena mendapat mate yang idiot seperti kakaknya.

"Layla, Xavier itu kayak gimana orangnya?" Tanya Agatha, sebenarnya ia malu menanyakan itu. Tapi rasa penasarannya lebih besar dibanding rasa malunya.

"Suka sama kak Xavier ya?" Tanya Layla sambil tersenyum menggoda.

Blush.
Pipi Agatha memerah, ia kemudian menggeleng-gelenkan kepalanya dan mengalihkan padangannya, "ti-tidak."

Layla terkekeh pelan,"dia itu dingin, keras kepala, nggak suka dibantah."

Layla melirik Agatha yang kelihatannya sangat tertarik. Kemudian ia kembali menceritakan tentang kakaknya.

"Dia kayak begitu ke semua orang kecuali keluarga sama sahabat-sahabatnya," tambah Layla.

"Oh ya, Xavier dimana?" Tanya Agatha sambil mencari-cari sosok pemuda tampan itu.

"Dia nggak masuk, ada urusan keluarga," jawab Layla berbohong.

"Kamu nggak ikut?" Tanya Agatha.

Layla berusaha mencari alasan yang tepat, "mmmm.. aku udah kebanyakan absen sekolah."

Agatha hanya mengangguk-angguk mengerti. Ia sedikit kecewa karena Xavier tidak masuk hari ini. Tapi, disisi lain, ia juga senang bertemu adik perempuan Xavier.

"Mmmm.. kakak ipar?" Tanya Layla.

"Bisa berhenti memanggilku kakak ipar? Banyak orang yang mendengarnya," kata Agatha sedikit kesal.

"Hehehe, oke. Mmmm.. sebenarnya kak Xavier nggak bisa berenang dan takut hantu," kata Layla, kemudian gadis itu tertawa terbahak-bahak. Agatha hanya memiringkan kepalanya bingung.

Bel masuk berbunyi setelah Layla berhenti tertawa. Keadaan kemudia sangat hening ketika seorang guru masuk.

~SKIP~ (langsung istirahat)

Dari tadi Agatha hanya mengaduk-aduk minumannya. Ia merasa sepi tidak ada Xavier. Jesse dan Vivian tadi baru keluar dari kelasnya masing-masing. Sekarang mereka bertiga ditambah Layla ada didalam kantin.

"Jacob mana?" Tanya Agatha, ia baru sadar tidak ada Jacob.

"Ikut ra-" jawaban Vivian terpotong dengan sikutan Jesse dan pelototan Layla, Agatha mengernyitkan dahinya bingung.

"Sakit," jawab Jesse cepat, "semoga sakit beneran," tambahnya dalam hati.

"Oh ya, tadi ada anak baru mukanya imut banget, dia laki-laki," kata Jesse berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kamu udah punya Jacob, Jes," kata Vivian.

"Aku juga liat tadi, rambutnya warna hitam, dia imut-imut tapi dingin gitu ke murid-murid lain," kata Layla menambahkan.

Entah kenapa Agatha merasa tidak enak. Ia merasa dia mengenal orang yang dibicarakan. Agatha hanya diam mendengar.

"Dia imut, dingin, jago olahraga lagi," Vivian ikut-ikutan menambahkan.

"Jago olahraga?" Tanya Layla.

"Iya, tadi dia kelas olahraga juga, jago banget olahraganya, kayaknya bakal banyak perempuan yang naksir," jawab Vivian.

"Terus menurut Agatha gimana?" Tanya Jesse mengalihkan pandangannya ke arah Agatha yang dari tadi hanya mendengar saja.

Agatha menggelengkan kepalanya, "belum liat."

"Kebanyakan mikirin Xavier sih," Jesse mulai menggoda Agatha.

Agatha tersipu malu mendengar itu. Sebenarnya dari tadi ia memang sibuk memikirkan Xavier. Sampai-sampai ia tidak begitu peduli dengan pembicaraan ketiga teman barunya ini.

"Tenang aja kakak ipar, besok kak Xavier masuk,kok," Layla ikut-ikutan menggoda Agatha.

Wajah Agatha bertambah merah mendengar godaan dari Layla, ia merasa sedikit kesal digoda seperti itu. Vivian tadi ingin ikut menggoda, tapi dia bingung.

Tiba-tiba seorang laki-laki berambut hitam berjalan mendekati meja Agatha. Laki-laki itu sangat kesal, dari tadi banyak perempuan yang mengejarnya untuk meminta nomor handphone nya.

"Hai," laki-laki itu menepuk bahu Agatha.
Agatha terkejut, "Kamu?!"

~Di Tempat Lain~

"Entah kenapa aku merasa tidak enak," kata Xavier kepada Jacob. Mereka berdua sedang berada di ruang rapat para alpha.

"Adikmu itu tidak bisa dipercaya," kata Jacob.

"Aku merasa Layla bicara yang tidak-tidak tentangku," kata Xavier tampak kesal.

Ya, nyatanya Layla tadi memang menjelek-jelekkan Xavier didepan Agatha.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Haloo!
Akhirnya cerita ini berlanjut, maaf kependekkan (=´∀`)

Makasih kepada readers yang setia menunggu sama nyemangatin author

Oh ya, buat ika-chan aku nggak php lagi:v ini benaran chapter selanjutnya kok

Bye! Bye! Sampai jumpa di chapter berikutnya, vote yang banyak jangan lupa:3






My Mate Is Mermaid (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang