"Eros!"
Seorang pria dewasa berteriak. Pria itu adalah Xavier. Dia telah menjadi seorang ayah, walaupun usianya sudah mencapai kepala empat tapi wajahnya masih terlihat seperti pemuda berusia 20 an.
"Sudahlah, Xavier. Mungkin dia sedang sibuk belajar," kata seorang wanita cantik yang berusaha menenangkan mate nya itu.
Tentu saja Agatha sama seperti Xavier. Di usia yang sudah mencapai kepala empat, tidak ada sedikit pun keriput di wajahnya. Malahan, ia menjadi semakin cantik.
Xavier melirik Agatha sebal,"kau selalu membela anak mu itu. Sama sekali nggak pernah membela ku!"
Agatha menepuk dahi nya, "astaga! Sekarang kau cemburu karena aku lebih membela Eros? Dia anak kita Xavier."
Xavier menggerutu mendengar perkataan Agatha. Sayangnya di usianya yang sudah kepala empat ia tidak bisa merubah sikap kekanakannya.
"Ma!" Seorang pemuda tampan bermata biru menghampiri Agatha. Pemuda itu mengecup kedua pipi Agatha.
Setelah mengecup pipi Agatha, pemuda itu berjalan santai ke arah Xavier. Ia merentangkan kedua tangannya berusaha memeluk ayahnya itu.
Namun sayangnya Xavier menepisnya,"kemana saja kau?"
Pemuda yang bernama Eros itu hanya menyengir lebar. Ia meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya. Sifat Eros suka berubah-ubah, terkadang dingin seperti ayahnya, tapi terkadang sangat jahil dan suka menggoda orang.
"Papa..aku sedang mengisi energi ku tadi di dalam kamar. Aku sibuk."
Xavier memijat pelipisnya,"kerjaan mu hanya tidur, makan, main, tidur, makan, main, tidur!"
Yang dikatakan Xavier benar. Tapi, walaupun begitu Eros sangat jenius di semua bidang studi.
Eros berjalan santai ke arah meja makan. Ia mengambil sepotong roti selai coklat. Ia sama sekali tidak begitu peduli dengan ucapan ayahnya itu.
"Eros dengarkan ucapan papa mu itu!" Akhirnya giliran Agatha yang berteriak.
Eros menghentikan aksinya yang makan roti lalu menatap Xavier polos,"apa?"
"Berapa usia mu sekarang?" Tanya Xavier.
Eros memiringkan kepalanya sembari menghitung jari nya,"tahun ini 18 dan tahun ini aku masuk universitas bersama dengan manusia!" Mata Eros berbinar-binar.
Xavier mendesah,"diusia mu itu aku bahkan sudah menemukan mate ku. Serius lah sedikit, kelak kau yang akan menggantikan ku menjadi alpha."
Sorot wajah Eros berubah serius,"papa, jangan mengingatkan ku tentang mate. Luc, serigala ku juga sering mengomeli ku supaya mencari mate."
"Makanya itu segeralah mencari mate!"
Eros kembali meletakkan kedua tangannya di belakang kepala lalu berjalan melewati Xavier. Ia mau keluar untuk bermain.
"Hei! Mau kemana?" Tanya Agatha sedikit cemas melihat putra semata wayangnya itu.
Eros membalikkan badannya lalu menyengir,"mau ke rumah Hansel!"
Agatha dan Xavier hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putra mereka.
***
Xavier dan Agatha berjalan sembari bergandengan tangan di taman. Rencana Xavier sepertinya berhasil untuk mengusir Eros secara tidak langsung. Xavier tidak ingin rencana kencan dengan Agatha dirusak oleh kejahilan anaknya sendiri.
Ya, Eros seringkali mengganggu kebersamaan Xavier dan Agatha. Dan Agatha lebih memilih anak semata wayangnya itu daripada Xavier.
"Xavier, bagaimana jika nanti Eros pulang?" Tanya Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is Mermaid (SUDAH DITERBITKAN)
FantasiCover by: @citxielala Agatha Aquamarine, putri mermaid yg hidup ditengah tengah manusia. Lebih sering menganggap dirinya adalah manusia, sehingga dia lupa pada kenyataan bahwa dia adalah mermaid. Dia sangat ceroboh, sering lupa hal hal yg sepele...