Pembunuh Anak-Anakku

702 36 3
                                    

Aku adalah seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun. Aku memiliki seorang suami yang berprofesi sebagai seorang politikus, dan seorang anak perempuan yang cantik. Ya, sebenarnya seharusnya kami sudah memiliki 4 orang anak, tapi 3 anak tertua kami sudah mati. Mati terbunuh setiap Aku bangun tidur di usianya yang ke-40 hari. Dalam keadaan yang sangat mengerikan.

Saat usia anak pertama kami 40 hari, pagi itu Aku teriak histeris karena Aku menemukannya bersimbah darah di tempat tidurnya. Perutnya terbuka lebar memperlihatkan isinya yang sudah menghilang entah kemana, kaki kanannya menghilang entah kemana, dan kedua tangannya juga menghilang. Polisi sudah mengusut kasus ini, tapi hingga sekarang kasus ini tak kunjung terpecahkan.

Anak kedua kami mati pada usia 40 hari juga. Jadi, siang itu anakku tidur pulas setelah menyusu, dan Aku ikut tidur bersamanya. Tapi begitu Aku bangun, Aku menemukan anakku mati bersimbah darah. Dadanya terbelah lebar menampakkan jantungnya yang telah menghilang entah kemana, tangan kanannya menghilang entah kemana, begitupun dengan kaki kirinya. Polisi sudah menyelidiki kasus ini, tapi hingga sekarang kasus ini tak terpecahkan.

Anak ketiga kami mati dalam kondisi yang tak jauh beda. Pagi itu Aku juga menemukannya mati bersimbah darah di tempat tidurnya di usianya yang ke-40 hari. Hanya saja kali ini bukan kaki, tangan, atau salah satu organ tubuhnya yang menghilang, melainkan punggungnya. Seluruh daging di punggungnya menghilang entah kemana.

Besok anakku berusia 40 hari, sehingga Aku sangat takut menghadapi hari esok. Aku juga takut untuk tidur. Aku takut jika Aku tidur di usianya yang menginjak 40 hari atau yang ke-40 hari anakku akan mati lagi. Terlebih minggu ini suamiku sedang menginap di luar kota untuk kepentingan partainya. Tapi Aku sungguh tak kuat menahan rasa kantuk yang menyerangku, dan akhirnya Aku tertidur.

Saat Aku kembali membuka mataku, peristiwa mengerikan di usia anakku yang ke-40 hari kembali kualami. Tidak, kali ini Aku bukan menemukan anakku mati bersimbah darah di tempat tidurnya, melainkan melihat anakku menghilang dari tempat tidurnya. Yang tersisa hanyalah noda darah yang memenuhi tempat tidur anakku. Aku pun panik seketika. Dan saat hendak mencari anakku, Aku malah melihat kamera suamiku berada di atas meja yang tepat mengarah ke depan tempat tidur anakku. Aku melihat kamera itu dalam posisi on.

Aku kemudian melihat hasil rekaman kamera itu. Aku berpikir bisa jadi kamera ini merekam kejadian hilangnya anakku. Dan benar saja perkiraanku! Kamera itu merekam kejadian hilangnya anakku. Tapi sayangnya anakku bukannya hilang karena diculik, melainkan karena dimakan oleh seseorang. Dimakan bahkan hingga tulangnya. Namun Aku tak dapat melihat wajah orang itu, karena saat itu posisinya membelakangi kamera. Dan Aku terkejut sejadi-jadinya saat akhirnya bisa melihat wajah orang yang memakan anakku ketika akhirnya orang itu berdiri menghadap kamera, sebab orang itu adalah Aku.

My CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang