Hantu di Rumahku

531 22 3
                                    

Hai, readers! Author balik lagi dengan new story! ^^
Tapi cerita kali ini cukup panjang dan author update-nya buru-buru, jadi maapin ya kalo ada typo(s).
Hope you enjoy this story, guys! ^^

***************

Aku dan orang tuaku baru pindah rumah. Tapi Aku merasa kurang nyaman pindah ke rumah ini, karena banyak orang bilang rumah ini angker. Aku bukannya merasa kurang nyaman karena takut pada hantu, melainkan Aku merasa kurang nyaman karena risih pada perilaku mereka. Sebab, mereka itu biasanya kalau sudah tahu Aku adalah anak indigo, akan mulai memintaku mewujudkan keinginan terakhir mereka atau memintaku berteman dengan mereka. Padahal Aku punya urusan sendiri, dan Aku juga punya alam sendiri.

Beberapa dari mereka juga ada saja yang suka menakut-nakuti orang tuaku, karena mereka senang melihatku marah-marah. Beberapa dari mereka juga ada yang suka membuatku terkejut, karena suka muncul tiba-tiba di dekatku. Beberapa dari mereka juga ada yang suka egois, contohnya mereka memaksaku mendengarkan curhatan mereka dengan serius di saat Aku sedang sibuk.

Ternyata benar saja kata orang-orang. Rumah baruku ini memang benar-benar berhantu. Saat malam tiba, tiba-tiba saja sesosok kuntilanak merangkak keluar dari lemari pakaianku yang ada di kamarku. Aku yang tak sengaja melihat pemandangan itupun melonjak kaget, padahal tadinya Aku berencana pura-pura tidak dapat melihat makhluk halus apapun yang ada di sini agar mereka tak mengganguku. Tapi rupa seram dan kehadiran hantu itu yang tiba-tiba menggagalkan semua rencaku.

"Oh, jadi kau bisa melihatku!" ujar hantu itu dengan suara paraunya saat menyadari kekagetanku.

Mendengar ucapan hantu itu, Aku mencoba untuk melanjutkan rencanaku, yaitu berpura-pura tak dapat melihatnya.

"Hei, tak usah pura-pura! Aku tadi melihatmu kaget melihatku!" ujar hantu itu lagi-lagi dengan suara paraunya yang menyeramkan.

"Terus kalau Aku emang bisa lihat kamu kenapa?? Kayaknya pengen banget lihat Aku ngaku bisa lihat kamu!" ujarku dengan jutek.

"Ih, kamu sekarang jutek banget!" ujar hantu itu.

"Hah, sekarang Aku jutek banget?? Kayak kamu tahu aja Aku yang dulu kayak gimana!" ujarku dengan semakin jutek. Hantu ini memang sok tahu. Baru saja bertemu, masa gaya bicaranya seolah sudah kenal lama denganku!

"Hmm, ya udah deh, Aku mau main dulu! Bye!" ujar hantu itu dengan sedikit salting.

"Heh, tunggu! Kamu mau main kemana??" ujarku dengan sedikit berteriak.

"Ah, sudahlah! Kemana pun kamu main, kamu harus ingat satu hal, yaitu jangan pernah ganggu orang tuaku atau Aku akan memanggil dukun untuk mengusirmu dari rumah ini! Mengerti?!" lanjutku sebelum hantu itu sempat menjawab pertanyaanku.

"Iya!"

Awalnya Aku kira hantu itu benar-benar menuruti perintahku karena auranya yang tidak begitu buruk, tapi ternyata hantu itu melanggar perintahku.

Saat malam tiba, Aku mendengar jeritan ayah dan ibuku. Aku pun langsung berlari menemui mereka di kamar mereka, dan setelah Aku sampai di sana, mereka bilang tadi mereka berteriak karena melihat penampakan kuntilanak memasuki kamar mereka. Kedua orang tuaku kemudian menyuruhku untuk menemui hantu itu dan memberi tahunya agar tak mengganggu mereka. Setelah mereka berkata demikian, Aku pun langsung berlari mencari kuntilanak yang tadi pagi keluar dari lemari pakaianku, karena dialah satu-satunya makhluk halus yang ada di rumah ini. Jadi, Aku yakin kuntilanak itu yang menakut-nakuti ayah dan ibuku.

Setelah berhasil menemui kuntilanak itu, Aku langsung memarahi kuntilanak itu dan mengancam akan mengusirnya jika ia mengulangi lagi kesalahannya itu. Kuntilanak itupun langsung meminta maaf padaku dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya itu lagi. Aku kemudian memaafkannya.

Tapi ternyata janji kuntilanak itu adalah janji palsu. Dia masih saja mengulangi kesalahannya, hingga kesabaranku habis dan Aku berniat memanggil dukun untuk mengusirnya. Namun kuntilanak itu tiba-tiba saja berlutut di hadapanku dan memohon maaf dariku dengan berurai air mata. Aku pun akhirnya memaafkannya.

Tapi ternyata kuntilanak itu benar-benar tak dapat dipercaya, dia kembali menghantui kedua orang tuaku. Kesabaranku pun benar-benar habis dibuatnya, sehingga Aku langsung bergegas memanggil dukun untuk mengusirnya. Tapi saat Aku membuka lemari untuk mencari jaketku, Aku malah menemukan selembar foto. Foto itu bernuansa formal, seperti foto keluarga. Ada ibu, ayah, dan seorang anak perempuan. Tapi anehnya wajah ibu dan ayah yang ada di foto itu mirip dengan wajah ayah dan ibuku, dan wajah anak perempuan di foto itu mirip sekali dengan wajah kuntilanak yang sering menemuiku.

"Foto apa ini?? Siapa sebenarnya pemilik foto-foto ini??" gumamku.

"Itu milikku. Itu adalah fotoku dan keluargaku," ujar suara parau yang tak asing lagi di telingaku.

"Apa??" ujarku sambil ternganga karena tak menyangka anak perempuan yang ada di foto itu benar-benar kuntilanak yang ada di rumahku.

"Ya, mungkin sudah saatnya kamu tahu. Sebenarnya, dulu Aku dan keluargaku tinggal di sini. Kami hidup bahagia, tapi suatu hari sebuah penyakit menghancurkan semua kebahagiaan itu. Ayahku terkena kanker hingga meninggal dunia, dan kemudian ibuku terkena serangan jantung karena terlalu syok atas kepergian ayahku yang begitu cepat. Aku akhirnya harus hidup seorang diri di rumah ini dan menjadi kesepian. Karena tak tahan menahan kesepian ini, Aku akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, sebab Aku pikir setelah mati Aku bisa bertemu ayah dan ibuku. Tapi ternyata tidak. Arwahku malah menggantung di dunia iblis, dan akhirnya Aku hanya bisa menangis di rumah ini tiap malam. Tangisanku ini ternyata terdengar oleh umat manusia, hingga akhirnya rumah ini dianggap angker," jelas si kuntilanak membuatku cukup terharu, hingga Aku hampir menitikkan air mata.

"Tapi kemudian ada penghuni baru di rumah ini, yaitu kau dan kedua orang tuamu. Dan ternyata wajah kedua orang tuamu mirip dengan wajah kedua orang tuaku. Aku akhirnya memutuskan untuk menemui kedua orang tuamu untuk melepas rinduku pada orang tuaku, tapi mereka malah takut melihatku, padahal Aku hanya ingin melihat mereka. Tak ada sedikit pun maksud untuk menakuti apalagi melukai mereka. Aku terus muncul di hadapan mereka, dengan harapan mereka akan terbiasa melihatku dan tak takut lagi denganku, sehingga Aku bisa melihat mereka kapanpun Aku mau. Tapi ternyata rencanaku itu gagal. Jadi, sekarang Aku berniat membawa kedua orang tuamu ke alamku, agar wajah mereka juga terlihat menakutkan dan mereka tak takut lagi padaku!" lanjut kuntilanak itu, membuat jantungku rasanya hampir melompat keluar.

Sejurus kemudian tiba-tiba saja si kuntilanak keluar dari kamarku, dan terbang menuju kamar kedua orang tuaku.

"Jangan! Jangan bawa mereka!!" teriakku sambil mengejar si kuntilanak, tapi si kuntilanak malah terus terbang menuju kamar orang tuaku sambil tertawa licik.

Sesampainya di kamar orang tuaku, si kuntilanak langsung berjalan ke arah orang tuaku, dan mencekik kedua orang tuaku yang sedang terlelap.

"Tidak! Hentikan itu!!" teriakku sambil berusaha menangkap si kuntilanak dan mematahkan tangannya.

Tapi percuma saja usahaku itu, dia itukan makhluk halua, Aku tak dapat menyentuhnya apalagi mematahkan tangannya.

"Sudah, cukup!! Tolong hentikan aksi gilamu itu!!" teriakku sambil terisak, tapi kuntilanak itu malah mencekik kedua orang tuaku semakin kencang sambil tertawa licik.

Aku semakin panik dan terisak saat melihat wajah orang tuaku mulai membiru karena kehabisan nafas. Di saat wajah kedua orang tuaku sudah semakin membiru, tiba-tiba saja Aku teringat sesuatu. Dulu kakekku adalah seorang paranormal. Waktu Aku masih kecil kakekku pernah mengajari Aku mantra untuk mengikat tubuh roh jahat, hingga Aku bisa memasukkan roh jahat itu ke dalam botol.

Dengan potongan-potongan ingatan tentang mantra itu, Aku pun mulai duduk bersila dan membaca mantra itu. Tidak lama kemudian, si kuntilanak tiba-tiba saja tubuhnya terikat oleh rantai gaib, dan tidak bisa lagi mencekek kedua orang tuaku. Aku kemudian langsung bergegas mencari botol kosong, dan memasukkan kuntilanak itu ke dalam botol kosong tersebut. Setelah Aku berhasil memasukkan kuntilanak itu ke dalam botol, Aku langsung menelpon ambulans untuk membawa kedua orang tuaku ke rumah sakit. Sambil menunggu ambulans datang, Aku membuang botol berisi kuntilanak ke dalam tong sampah.

Tak lama kemudian, ambulans datang dan membawa kedua orang tuaku ke rumah sakit. Dan untungnya nyawa mereka berdua berhasil diselamatkan.

My CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang