Nyontek

97 8 2
                                    

Hari ini Aku sangat bad mood. Bagaimana tidak, besok adalah jadwal PTS (Penilaian Tengah Semester) matematika, pelajaran sulit yang paling tidak kusukai. Mau berapa kali pun aku belajar matematika, tetap saja saat mengerjakan PTS aku tidak bisa. Matematika memang begitu. Soal tugas matematika tidak susah, tapi ulangan harian dan PTS-nya susah bukan main.

Untungnya siswa yang duduk di belakangku adalah Nailah. Ya, Nailah adalah murid terpintar. Bukan hanya di kelas, tapi di sekolah. Dia menjadi juara umum di sekolah 3 semester berturut-turut. Dia juga ngasih-ngasih aja kalau ada yang minta contekan. Jadi, Aku tidak perlu khawatir nilai PTS matematikaku akan jelek.

**********

Hari ini adalah hari dimana aku harus mengerjakan soal PTS matematika. Ugh, soalnya susah sekali. Aku pun menoleh ke belakang untuk meminta contekan pada Nailah.

Nailah memberi contekan padaku seperti biasa. Tapi, Aku merasa aneh. Sedari tadi, Nailah terus-menerus menunduk dan tidak bicara sama sekali. Aku sempat khawatir dia sakit. Tapi kemudian aku teringat sifatnya yang memang pendiam. Aku yang tak terlalu dekat dengannya pun berpikir, mungkin saja dia kadang memang suka diam berlama-lama seperti itu.

Aku kembali menemukan soal yang sangat sulit. Aku pun kembali meminta contekan pada Nailah. Tetapi, kali ini.....

"Jeny! Sedang apa kamu!" suara guru pengawas menggema memecah keheningan kelas. Sial! Aku ketahuan mencontek!

"Eng.. Anu... Sa-Saya....," Aku terbata-bata, bingung harus menjawab apa untuk menutupi kelakuanku yang sudah terlanjur terungkap.

"Kamu ngapain ngomong sendirian begitu??" ujar guru pengawas, membuatku mengernyitkan dahi.

"Maksud Ibu?"

"Ibu lihat kamu tadi menoleh ke belakang dan berbisik-bisik. Padahal 'kan di belakang kamu tidak ada orang!"

Mendengar ucapan guru pengawas, refleks Aku melihat ke belakang. Aku menemukan bangku yang seharusnya ditempati Nailah kosong melompong, dan seketika itu juga Aku teringat hal itu.

**********

Flashback

"Ma, abis terima telepon dari siapa?" tanyaku pada ibuku, sekaligus wali kelasku.

"Ini, orang tuanya Nailah nelepon. Katanya Nailah sakit. Demam berdarah. Jadi, besok dia enggak bisa masuk sekolah," jelas Mama.

Flashback End

**********

Lalu, siapa yang dari tadi kuajak bicara?

********************

Hi, readers! This is Author ^_^
Maaf ya, Author menghilang lama sekali. Ini semua karena kesibukan tugas sekolah. Ditambah lagi berbagai ulangan harian dan minggu ini PTS ㅠㅠ

Ide sih masih mengalir, tapi waktu untuk menulis nggak ada...
Ditambah Author lagi keranjingan games, jadi suka lupa diri kalo punya waktu luang *peace*

Tolong maafkan daku yang hanya manusia biasa ini ㅠㅠ

Meski demikian, mulai besok Author akan berusaha sering-sering update. Jadi, mohon kesetiaan reader semua untuk terus membaca cerpen horor karya Author ini ^_^

Jangan lupa vote & comment, biar Author semangat nulisnya ↖(^▽^)↗

Jangan lupa juga untuk berhati-hati. Bisa saja besok saat kalian, readers yang lagi PTS, mau mencontek, kalian mengalami kejadian yang terjadi dalam cerita ini :v

Peace & Love
Author

My CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang