Boneka

490 21 8
                                    

Hai, readers! Author kembali lagi dengan new story. Cerita kali ini cukup panjang nih. Hope you enjoy this story, guys! ^^

***************

Pada suatu hari, di daerah pinggiran kota, seorang laki-laki paruh baya sedang mengorek-ngorek tempat sampah. Ya, dia adalah Si Pemulung. Tapi saat sedang mengorek tempat sampah, Si Pemulung menemukan sebuah boneka. Boneka yg sangat cantik. Saat melihat boneka itu, seketika Si Pemulung teringat pada anak perempuannya yang sangat ingin memiliki sebuah boneka. Ya, anak perempuan pemulung itu memang sudah berusia 13 tahun, tapi dari dia masih kecil Si Pemulung tak pernah sanggup memberikannya sebuah boneka, jadi sampai sekarang keinginan untuk memiliki sebuah boneka masih melekat erat di hatinya.

Karena boneka itu sangat cantik dan masih sangat layak pakai, Si Pemulung mengambil boneka itu untuk diberikan kepada anaknya. Melihat ayahnya pulang membawa boneka untuknya, Si Anak pun sangat bahagia. Terlebih boneka itu sangat cantik dan nampak seperti boneka baru. Si Anak yang kegirangan pun langsung membawa boneka itu untuk dipamerkan kepada teman-temannya di komplek pemulung. Teman-temanku pasti akan sangat iri padaku karena Aku bisa memiliki boneka secantik ini, pikir Si Anak hingga ia tersenyum angkuh.

Tapi setelah kehadiran boneka itu, mulai terjadi hal-hal aneh di komplek para pemulung. Kejadian itu dimulai bertepatan dengan malam satu suro, tepat 2 hari setelah boneka itu menjadi milik Anak Si Pemulung.

Saat itu, tengah malam Si Pemulung mendengar teriakan dari tetangganya yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya. Si Pemulung pun langsung berlari menuju rumah tetangganya itu tanpa melihat kondisi sekitar lagi. Saat sampai, Si Pemulung sungguh terkejut mendapati tetangganya yang tinggal seorang diri itu sudah terkapar berlumuran darah. Nampak kaki tangannya telah berpisah dari tubuhnya.

"Hei, apa yang telah terjadi padamu?? Kenapa kau bisa jadi seperti ini??" ujar Si Pemulung sambil terisak karena saking terkejutnya melihat kondisi tetangganya itu.

"Aku.., boneka! Boneka itu.., pem..," walaupun kaki dan tangannya sudah terpotong, tetangga Si Pemulung masih sanggup berbicara.

"Katakan lebih jelas!" teriak Si Pemulung dengan peluh yang bercucuran dari dahinya, bercampur dengan air matanya.

Tapi sayangnya tetangga Si Pemulung itu sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, sehingga ia tidak dapat mengatakan lebih jelas apa yang telah terjadi padanya.

Setelah kasus ini terjadi, keesokan paginya polisi dengan sigap langsung mengamankan tempat kejadian perkara dan memulai penyelidikan terhadap kasus pembunuhan ini. Tapi belum juga kasus ini selesai, malamnya sudah terjadi kasus pembunuhan lain.

Malam itu, Si Pemulung kembali mendengar suara teriakan tetangganya. Bedanya kali ini suara teriakan itu berasal dari tetangga depan rumahnya yang juga tinggal seorang diri. Mendengar teriakan itu, Si Pemulung lagi-lagi langsung berlari mendekati sumber suara tanpa memerhatikan kondisi di sekitarnya. Dan betapa terkejutnya ia saat menemukan tetangga depan rumahnya sudah terbaring bergenangan darah. Dari perut sampai dada tetangganya nampak sobek, hingga ususnya berantakan dan jantung serta paru-parunya nampak dengan jelas di balik tulang rusuk yang sudah patah-patah.

"Somad, tolong Aku!" tetangga depan rumah Si Pemulung ternyata masih bisa mengajak Si Pemulung bicara walau kondisinya sudah separah itu.

"Boneka.., boneka itu... pem..," lanjut tetangga depan Si Pemulung.

"Tolong katakan lebih jelas!" teriak Si Pemulung.

Tapi sayangnya lagi-lagi tetangga korban pembunuhan yang ingin menyampaikan sesuatu ke Si Pemulung mati sebelum selesai menyampaikan pesannya. Esok paginya, komplek para pemulung pun kembali ramai oleh aparat kepolisian dan para wartawan yang ingin meliput kejadian mengerikan ini. Si Pemulung juga terpaksa harus kembali mulai memulung pada siang hari karena ia harus kembali diinterogasi polisi, sebab ialah orang yang pertama kali menemukan mayat para korban pembunuhan itu.

Karena kemarin ia sudah mendapatkan uang sangat sedikit akibat pergi kerja siang, hari ini Si Pemulung memutuskan untuk bekerja hingga tengah malam agar pendapatan perharinya kembali normal dan kebutuhan hidupnya bisa kembali terpenuhi. Tapi, sepulang kerja, Si Pemulung malah menemukan para tetangganya mengerumuni sebuah rumah salah satu tetangga samping rumahnya. Dan saat Si Pemulung melihat ke dalam rumah tetangganya itu, betapa terkejutnya ia melihat salah satu tetangganya yang tinggal seorang diri sudah termutilasi menjadi 9 bagian. Saking terkejutnya, sekujur tubuhnya terasa seperti mati rasa. Tapi ketika itu, tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di dinding rumah tetangganya yang telah pergi itu. Itu adalah tulisan "Boneka" yang terbuat dari darah.

Melihat tulisan itu, Si Pemulung seketika membelalakkan matanya. Setelah itu, ia terlihat berpikir dengan keras. Beberapa menit kemudian, Si Pemulung itu kembali membelalakkan matanya, dan langsung berlari begitu saja meninggalkan mayat tetangganya.

Pemulung itu berlari menuju rumahnya dengan sangat cepat. Setelah itu, ia menarik boneka yang sedang dipeluk oleh anaknya dengan sangat kasar, hingga anaknya yang sedang tertidur pulas terbangun.

"Bapak! Kok Bapak narik bonekaku kayak gitu sih??" protes Si Anak.

"Boneka ini pembunuh, Alika!" ujar Si Pemulung, membuat Si Anak mengernyitkan dahinya.

"Kok Bapak ngomongnya gitu sih??"

"Karena 2 korban pembunuhan sebelumnya menyebut-nyebut kata 'boneka' sebelum mereka mati, dan di dinding rumah korban pembunuhan hari ini terdapat tulisan 'boneka' yang dibuat dari darah entah oleh siapa," jelas Si Pemulung.

"Tapi boneka 'kan ada banyak! Bukan bonekaku doang!" protes Si Anak.

"Tidak! Yang punya boneka di komplek ini hanya kamu karena tidak ada pemulung di sini yang sanggup membeli boneka! Lagipula semua kejadian mengerikan ini terjadi setelah kehadiran boneka ini! Boneka ini pasti dihuni oleh roh jahat!"

Setelah berkata demikian, Si Pemulung membawa boneka itu keluar rumah dan membakarnya hingga menjadi abu. Setelah itu Si Pemulung menangis di depan abu sisa bakaran boneka karena merasa bersalah pada 3 orang tetangganya yang telah mati, sebab ia yang membawa masuk boneka iblis itu ke komplek ini. Tapi Si Pemulung juga bersyukur pada Tuhan karena Tuhan telah menyadarkannya dengan cepat atas iblis yang menghuni boneka cantik itu. Jika tidak, pasti akan lebih banyak korban lagi berjatuhan.

Malam harinya, saat Si Pemulung sedang tertidur, ia dibangunkan oleh rasa perih yang berkali-kali menjalari di kakinya. Setelah membuka matanya, betapa terkejutnya Si Pemulung itu karena ternyata Si Anak lah yang sedang menyayat kakinya dengan sebuah pisau dapur.

"Alika, apa yang sedang kamu lakukan, huh?!" bentak Si Pemulung sambil bangkit dan menjauhi anaknya sendiri.

"Kau harus mati! Malam ini harus ada yang mati menemaniku!" ujar Alika dengan dingin.

"Tidak, Alika! Aku ini bapakmu! Sadarlah!" teriak Si Pemulung.

"Kau bukan bapakku! Kau hanyalah seorang manusia bodoh! Manusia bodoh sepertimu tak ada gunanya di dunia ini! Jadi, lebih baik kau ikut Aku ke neraka!!" teriak Alika dengan berapi-api.

Setelah itu, Alika langsung membantai ayahnya sendiri dengan pisau dapur yang berada di genggamannya. Dan entah kenapa tubuh Alika jadi berkali lipat lebih kuat, hingga Si Pemulung yang sebelumnya jauh lebih kuat dari Alika tak punya daya untuk melawannya. Akhirnya Alika berhenti membantai ayahnya saat ayahnya sudah tak sadarkan diri. Setelah itu, Alika membersihkan dirinya dan kembali tidur. Sementara itu, di salah satu sudut ruangan ada 3 arwah yang sedang memandang Si Pemulung dengan tatapan iba.

"Malang sekali nasib Si Somad! Andai saja dia lebih pintar. Andai saja dia tak salah mengartikan kata-kataku waktu itu," ujar arwah pertama yang merupakan korban pembunuhan pertama.

"Dan andai saja dia juga tak salah mengartikan kata-kataku waktu itu," timpal arwah kedua yang merupakan korban pembunuhan yang kedua.

"Dan juga andai saja dia dapat mengenali tulisan tangan puterinya sendiri. Dia pasti tak akan berakhir seperti ini, dan komplek ini pasti sudah terbebas dari iblis jahat yang merasuki puterinya itu," timpal arwah ketiga yang merupakan korban pembunuhan yang ketiga.

My CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang