Chapter 18

1K 18 5
                                        

Cahaya bulan yang tak seterang cahaya matahari, terasa lebih indah dipandang karena kelap-kelip jutaan bintang di langit. Cahaya sebatang lilin di meja pun terlihat lebih indah karena pancaran cahaya cinta yang tulus dari cowok tampan di depanku ini. Shane. Cowok yang kucintai pertama kali dalam hidupku. Yang memperlakukan ku bagai seorang putri. Menjagaku seakan tak pernah mau kehilangan ku. Dan terus menyayangiku dengan tulus.
"Kamu kenapa senyum-senyum gitu, sih?" Ucap Shane, menyadarkanku dari lamunan.
"Aku lagi seneng aja. Akhirnya kamu dan Emily baikan."
"Bohong. Pasti kamu lagi terpesona kan sama kegantengan aku?"
"Ih, pede banget sih kamu."
"Kalau Amalia masih hidup. Mungkin kamu engga bisa dinner sama aku kayak gini. Kayak malam ini. Mungkin kamu lagi berantem sama dia, ngerebutin aku."
"Ih kamu tuh. Bahagia diatas penderitaa orang itu engga baik tau."
"Man.."
"Iya?"
"Aku sayang kamu"
"Aku juga sayang kamu, shane. Sayang banget."
Senyuman manis dari bibir Shane itu sungguh menyejukkan hati ini. Semua yang telah terjadi memang sudah diatur oleh tuhan. Tuhan telah menciptakan Emily, Amalia, kevin dan Shane untuk membuat hidupku lebih berwarna dan berarti.
Amalia meninggal, jatuh dari atap sekolah karena terpeleset saat akan mengambil sepatunya yang dilempar ke atap tingkat 2 sekolah SMPnya oleh Ratu, murid yang tidak suka dengan Amalia karena begitu dekat dengan Shane. Dan kebetulan ada Shane ditempat kejadian. Shane berusaha untuk berlari dan menangkap Amalia, namun usahanya gagal. Amalia lebih cepat jatuh, meninggal ditempat. Emily salah sangka. Dia kira, Shane tidak peduli dengan Amalia. Shane berteman dengan Amalia hanya karna Amalia pintar. Tapi itu salah. Shane telah menceritakan semuanya, kejadian sebenarnya dan kejadian itu memang benar karena Kevin melihatnya.
"Bagaimana kalau minggu ini, kamu, aku, Emily dan Kevin ziarah ke makam Amalia?" Usulku
"Good idea!"

Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang