Chapter 13

723 20 0
                                        

"ha.."

"hallo putri tidur.. Gimana acaranya? Udah selesai?" tanya Shane dari ujung sana.

"mmm, acaranya sukses." jawabku mencoba tersenyum, menetralkan hati dan pikiranku.
"ada apa?"

"inget kan sama janji lo?"

"mmm, inget kok inget.. Lo mau jemput gue atau ketemu dimana?"

"gue jemputlaah. Mana tega malem-malem gini putri tidur gue dsuruh jalan keluar sendirian. Kalau diculik gimana?"

"ih.. Kalau diculik ya lo tebusin gue ditukang culiknyalah."

"gue gak punya duiiittt. Nebusnya gimana"

"helah, bakal lama nih omongin beginian mah. Lo mau jemput gue drumah Emily?"

"iya. Lo keluar ya sekarang."

"emang lo dimana?"

"udah didepan rumah Emily dari setengah jam yang lalu." jawab Shane santai.

"apa? Okeoke. Gue keluar sekarang."

Setelah pamit dengan Emily, Bunda Emily, kakak2nya Emily dana beberapa temen2 gue, dengan cepat gue berjalan keluar.

Gila emang tuh cowok. Sifatnya kadang suka ngagetin.

"heeeiii.." sapaku begitu masuk mobil Shane.

"lama ya? Sorry sorry. Lo kenapa gak telpon gue sih kalau udah nungguin dari tadi?" tanya ku begitu Shane menancap gas, melajukan mobilnya santai.

"gue gak mau ganggu acara lo."

Yup. Terima kasih tuhan, aku bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk merasakan cinta dengan cowok ini. He is so perfect for me.

"kita mau kemana?" tanyaku begitu melihat sekeliling jalan yang tak ku kenali.

"surprise dong!"

"lo yang ulang tahun, kenapa gue yang dikasih kejutan?"

"karena itu sudah terlalu meinstream."

Aku menggeleng karena jawabannya yang aneh. Cowok anti mainstream? Ahahaha

Lembut, begitu lembut. Dingin, ya ini sangat dingin. Jantungku berdegup kencang. Bahkan, aku bisa mendengar suara detakannya. Tapi,usapan lembut di pipi ini membuat ku tenang dan ingin tidur kembali.

APA? TIDUR???

"bangun dong!! Putri tidur.. Amandaa.. Banguunn.."

Aku membuka mata perlahan. Sedikit demi sedikit, mataku terbuka dan seberkas cahaya masuk menyilaukan pandangan. Cahaya itu semakin meredup dan terlihatlah pangeran tampan nan romantis ini. Pujaan hatiku. Shane.

"gue tidur lagi?"

"iya. Seperti biasa."

"kita dimana ini?"

Shane membuka pintunya dan keluar dari mobil, menghapiriku dari luar. Membukakan aku pintu, dan mempersilahkan untuk keluar. Aku mengikuti perintahnya. Tangan kananku digenggam erat oleh Shane. Seakan tak ingin kehilangan, tak mau melepas.

Kami berjalan memasukin sebuah restoran. Restoran yang begitu megah, indah, dan romantis. Aku tak bisa mengungkaplan betapa romantisnya aura restoran ini.

Shane tetap mengenggamku. Aku mengikuti setiap langkahnya.

Sampailah kita di sebuah meja dengan dua kursi. Pemandangan yang indah dan luar biasa menakjubkan. Jutaan rumah terlihat jelas dari atas sini. Lampu2 berkedap kedip menerangi malam. Bulan yang dengan setia bersama bintang. Langit sangatlah cerah, secerah hatiku saat ini.

Restoran ini tingkat 50. Dan mungkin aku sekarang berada di lantai ke 50. Nuansa putih bersih dan bunga2 menghiasi setiap sudutnya. Alunan musik klasik terdengar lembut, entah darimana asalnya. Aku terhanyut. Aku jatuh cinta. Semakin cinta.

"silahkan duduk.." Shane menarik kursiku agar aku bisa duduk.

"mau makan apa?" tanya Shane.

"mmmm, entahlah" aku tidak tau menu apa yang enak disini. Ragu memesannya.

"okey. Gue yang pilihin."

Shane memesankan ku menu sesuai pilihannya untukku dan dirinya.

Shane menatapku dalam. Senyuman itu tak pernah lepas dari bibirnya. Jantungku berdegup cepat hingga terdengar setiap detakannya. Ku harap Shane tidak mendengarnya.

"Amanda.." panggilnya lembut.

"yup?" jawabku tenang - mencoba tetap tenang.

"bisa tatap mata gue bentar?" pintanya membuatku semakin kikuk. Ya, aku gugup dan memalingkan pandanganku ke pemandangan menakjubkan diluar jendela sana.

"ya? Ada apa?" ku menoleh perlahan, menatap matanya dan tersenyum. Menutupi kegugupanku.

"aku sayang kamu, man."

Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang