"hhhooooaaaaammmmm" aku menutup mulutku yang terbuka lebar. membuka kedua mataku perlahan. "jalanan?" aku melihat keselilingku. banyak kendaraan berlalu lalang didepanku. langit yang kemerahana. sepertinya ini sudah petang.
"kamu sudah bangun?" tanya seseorang mengejutkanku.
"shane? kok..." aku bingung. mengapa aku bersama shane? aku lupa. apa yang terjadi padaku. wajah pucatku terlihat dari kaca spion mobil.
"kok kok kok apa? kamu tertidur dan aku tidak tahu jalan menuju rumahmu." shane menjelaskan sambil sedikit tertawa.
"jadi, dari tadi kita pulang sekolah, kita belum sampai?"
"belum. aku muter-muter saja daritadi. aku tidak ingin membangunkanmu. kau kelihatan lelah sekali."
aku memukul-mukul pelan dahiku. bagaimana aku bisa tertidur? dan mengapa aku lupa?
"mengapa diam? aku tidak tahu jalan kerumahmu, amanda. hari sudah semakin gelap."
aku tersadar dan cepat memberinya arah. untung saja sudah tidak begitu jauh dari rumahku. aku jadi merasa tidak enak pada shane. dia baik sekali. dia benar-benar pria yang pantas untuk aku kagumi. dia sopan dan bahkan tidak ingin mengganggu tidurku. oh, shane. aku berharap kaulah cintaku di masa SMA ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"AMANDA??" teriak mama begitu aku masuk kedalam rumah. papa, mama dan kak nadine berkumpul diruang tengah. ada apa ini? apa ada masalah? dan mengapa mereka terlihat begitu cemas?
"darimana saja kamu? mengapa tidak pulang bersama pak bahri? mengapa jam segini baru pulang? mengapa kamu tidak menjawab telepon dari mama, papa dan kak nadine? mengapa kamu tidak memberi kabar bila ingin pulang telat? siapa yang mengantar kamu barusan? dan mengapa kamu terlihat begitu lelah? apa yang baru saja kamu lakukan, nak? JAWAB!!" mama bertanya begitu banyak. aku sampai tidak ingat apa saja yang ia tanyakan barusan.
"ma, nanyanya satu-satu dong. memoriku tidak sehebat einsten." jawabku malas sambil berjalan menuju tangga. aku sangat lelah dan ingin cepat tiba dikasurku yang empuk dan kamar bagaikan surga.
"mama tuh khawatir sama kamu, man." suara mama mengecil.
"maaf, ma. tapi pak bahri tidak datang menjemputku. aku sudah menuggunya lebih dari 30menit dan tidak bisa kuhubungi. aku capek, ma. aku ingin istirahat. aku sayang mama." kulangkahkan kaki dengan malasnya menuju kamar.
kak nadine mengikuti dari belakang. dan kulihat papa dan mama juga pergi kekamar mereka. aku tau aku salah telah membuat mereka cemas dan menungguku. tapi aku sangat lelah. aku sudah tidak kuat lagi berdiri dan menjawab semua pertanyaan mama. dan aku tahu, kak nadinelah yang selanjutnya akan menginterogasiku.
"hhaaaahhhhh" kulempar badan ini kekasur yang sangat empuk. selimutnya yang hangat dan wangi kamar yang harum.
"kamu dari mana saja?"
benar saja dugaanku. kak nadine pasti akan bertanya banyak seperti mama tadi.
"dari sekolah, kak." jawabku dengan mata tertutup.
"mengapa baru pulang?"
"karena aku ketiduran."
"ketiduran disekolah?" kak nadine semakin penasaran.
"aku ketiduran dimobil shane."
"hah?shane? dia itu siapa? kok bisa-bisanya kamu tidur dimobil cowok? kamu ngapain?"
ya tuhan, kak nadine berubah menjadi mama. ya tapi kak nadine masih bisa mengontrol pertanyaannya. tidak seperti mama yang langsung mempertanyakan semua dalam satu kali nafas.
"oke. aku ceritain semuanya. tapi berjanjilah biarkan aku tidur tenang setelah itu. aku sangat lelah."
"baiklah." kak nadine sangat antusias.
kuceritakan semua pada kak nadine. dari mengapa aku tidak pulang bersama pak bahri yang akhirnya pulang bersama teman baruku, shane. hingga mengapa aku terlihat lelah seperti orang baru bangun tidur.
"wah, shane baik banget. pasti dia romantis banget. orangnya bagaimana? ganteng tidak?" kak nadine bertanya terus. lebih baik aku pura-pura sudah tertidur pulas.
"amanda.. amanda.." kak nadine mencoba membangunkanku tapiku tetap diam. aku hanya ingin tidur. dan bersyukurlah aku akhirnya kak nadine menyerah dan membiarkanku tidur.
langit yang biru. matahari yang bersinar dengan cerahnya. angin yang bertiup sepoi-sepoi. burung-burung terbang dengan bebasnya. ilalang melambai-melambai tersapu angin. pemandangan yang sungguh indah. kurasakan angin menusuk tulangku.
"brrrrrr" aku kedinginan. ku usap-usap kedua lenganku. namun, seseorang telah mengenakan aku jaketnya yang tebal dan hangat. jaket hitam yang wangi parfum seseorang yang sepertinya aku kenali. shane. ini wangi parfum shane.
"sudah tahu dingin, mengapa kau pakai baju seperti itu?" tanyanya. tersenyum. hanya itu yang kuberikan. karena menurutku diam lebih baik.
"mau bermain layang-layang?" akupun mengangguk. shane bangun dan pergi meninggalkanku. disinilah diriku. merebahkan badanku diantara ilalang-ilalang yang menjulang tinggi ini. sungguh indah dan ku merasa hanya ada aku dan shane didunia ini.
"cmon my babygirl. anginnya sudah menunggu kita." shane berteriak dan sebuah layang-layang ditangan kanannya.
aku bangun, berdiri, dan berlari ke arahnya. aku yang memegang layang-layang itu sedangkan shane yang menarik ulur benangnya. shane berada didepanku. berdiri dengan senyuman manisnya.
"kau siap?" teriakku saat akan menerbangkan layangan yang sedang ku genggam.
"aku siap!!!"
aku melompat dan melepaskan layangan itu. membiarkannya terbawa angin dan shane mengendalikannya dengan benang. aku tertawa lepas melihat shane yang begitu kerepotan. ia sibuk sekali. seperti sedang berkelahi dengan angin. aku berlari ke arah shane. aku ingin membantu shane. tidak tega aku melihatnya.
perlahan angin kembali normal. tidak begitu kencang dan tidak begitu pelan. saat ini posisiku berada dalam pelukan shane. aku suka dengan posisi yang seperti ini. merasa sangat dilindungi. shane yang memelukku dari belakang sibuk menarik ulur benang layangan. aku melirik ke arahnya. ku tarik nafas panjang dan tercium wangi parfum yang sungguh menenangkan hati ini.
"i love you my babygirl" ujar shane yang tahu sedari tadi aku memandanginya.