Sepuluh

2.6K 152 2
                                    

Artha sedang bersiap-siap untuk menampilkan saman bersama yang lainnya. Sedari pagi Artha belum bertemu dengan teman-temannya. Dari jam 6 dia sudah berada di hall salah satu hotel di Jakarta yang memang di sewa khusus untuk acara ini. Artha penasaran bagaimana penampilan David hari ini, Kevin juga.

"Guys, ayo sini. Bentar lagi kita tampil" ujar Letta
"Saman abis MC ngomong, kalian langsung ke sana aja ya depan panggungnya" ujar Rena salah satu panitia. Semuanya mengangguk paham sebagai jawaban.
"Mari kita sambut tarian saman dari kelas 11 putri" ujar sang MC. Letta, Artha, Desi, Kesha, Dina, Putri, Arin, Kinan, Indah mulai memasuki ruangan dan bersiap.

"Hoah, gila kok gue degdegan ya" ujar Letta selesainya menampilkan saman. "Ohiya, kalian jangan ganti baju dulu ya. Abis sesi wisudanya, ada foto bareng sama wisudawan wisudawatinya" ujar Letta.

"Baiklah, sekarang adalah sesi foto. Untuk kelas 12 IPA 1 silahkan naik ke atas panggung di sertai wakil kelasnya". Artha melihat Daniel yang berjalan dengan angkuhnya, Artha tersenyum melihatnya. 'Setahun kedepan gue gak bakal liat mereka gila di sekolah lagi' batin Artha sedih.

Giliran 12 IPA 2, Kevin dan Adam mulai menaiki panggung. Kevin terlihat tampan dengan balutan jas kemeja putih yang di padukan dengan jas hitam dan celana hitam, serta dasi kupu-kupu. Mereka berlima memang memakai pakaian yang serupa. Sedangkan murid lain memakai beragam warna tapi tetap bernuansa formal.

12 IPA 3, Artha melihat David yang berjalan di selingi senyum dan tawanya. Tanpa sadar Artha ikut tersenyum melihatnya. David terlihat sedang mengetik sesuatu di ponselnya.
Ponsel Artha seketika bergetar. Pesan masuk dari David.

°jangan ngeliatin terus, ntar trpesona akut lagi

Artha terbelalak saat melihat pesan David, dia segera mengangkat kepala dan mendapati David yang sedang tersenyum ke arahnya dengan kedua alis yang di naikan. Artha hanya memutar kedua bola matanya dan kembali bersama teman-teman samannya.

"Di mohon untuk penari saman dan merak memasuki ruangan. Sekali lagi kepada penari saman dan merak silahkan memasuki ruangan" ujar MC.

"Iya, satu dua ti...ga. Yak"
"Satu kali lagi. Gaya bebas, satu dua ti..ga. Oke"

Selesai berfoto dengan para wisudawan dan wisudawati. Artha segera menghapus makeupnya dan mengganti pakaiannya dengan dress hitam selutut dengan lengan sesikut ditambah dengan ikat pinggang hitam berpita putih. Di bagian bawah, Artha memakai high heels berwarna silver. *dimulmed

Artha menghampiri teman-temannya yang sedang berbincang di meja salah satu makanan.

"Haihai" sapa Artha
"Weis, cepet juga lo ganti baju" ujar Niken

"Weis, penyihir putih keliatan lebih, ekhm anggun hari ini" sahut Adam.

Artha menganggap itu sebagai hinaan. Dia bukanlah perempuan yang akan berbunga-bunga saat di puji oleh lelaki, bahkan perempuan sekalipun saat memuji dia cantik atau semacamnya. Tak segan-segan dia memberi tatapan sinis.

"Udah ada Arthanya, ayo kita foto sekarang" ujar Daniel.
"Hm, bentar biar gue panggil supir gue dulu. Dia mantan fotografer"
"Boleh juga sopir lo di ajak hunting" sahut Ethan yang memang dalam proses menggeluti bidang permodelan yang memanfaatkan wajahnya yang di atas rata-rata. "Boleh boleh, kapan-kapan kita hunting barengan"

"Nah nih mas tolong ya mas"
"Siap Niel" jawab mas Imron.
"Formal dulu ya. Satu.. Dua.. Ti..ga"
"Formal satu kali lagi. Satu.. Dua.. Ti...ga. Oke"
"Sekarang gaya bebas ya" teriak Adam
Cekrek.
"Mas candid dong mas" pinta Gisel.
"Yaudah kalian ngobrol-ngobrol aja dulu. Nanti saya ambil, tapi jangan sadar kamera"
"Siaap !" jawab merak serentak.

"Tha, lo keliatan cantik hari ini"
"Iya, lo juga keliatan ganteng hari ini" jawab Artha "tapi kalo gue lagi kayak gini nih" lanjut Artha sambil menutup kedua matanya. Kemudian Artha terkekeh.

"Gue serius Tha"
"Iyaiya, lo juga keliatan lebih ganteng dari biasanya. Keliatan lebih rapih gitu" kali ini Artha benar-benar jujur.
"Yeh, si penyihir putih berdua aja sama aslan. Warganya di lupain" terdengar gelak tawa dari mereka.

"oke, sudah. Saya udah ngambil beberapa gambar" ujar mas Imron yang benar-benar hampir di lupakan keberadaannya oleh Daniel dkk.

"Oke, makasih mas. Mas Imron pulang duluan aja sama mama papa, Daniel sama Gisel mau sama anak-anak aja" jelas Daniel. "Siap Niel, kalo gitu saya duluan ya. Permisi" yang lain menjawab dengan berterimakasih.

"Ayo ah kita jalan-jalan" ajak Ethan
"Hm, gue sama Artha pergi berdua dulu ya, nanti bilang aja kalian dimana, gue sama Artha bakal nyusul" jelas David dan langsung menarik Artha menjauh.

"Mau kemana sih Dave ?!"
"Udah berani ya sekarang manggil langsung nama", Artha hanya terkekeh

"Abis sebenernya gue gak betah manggil pake embel-embel 'kak' kesannya kayak baru kenal terus sok akrab gitu deh"

"Iyaudah, santai aja sih gue mah. Kalo lo panggil 'sayang' juga gapapa. Atau honey, baby, beb, say", Artha mendaratkan pukulan di lengan David.

"Jangan ngarep!!"
"Tapi kamu udah ngasih harapan, gimana dong ?", Artha hanya diam.

"Mau kemana ini ?"
"Mau berdua aja sama lo, sampe larut malam. Sekalian ada yang mau gue omongin" jawab David

~~~~~~~~~

Oke, bakal hiatus 4 hari nih keknya.
Bakal lanjut setelah dapet 20 vote. Kalo gak nyampe 20 yah paling ngegantung ceritanya.
Hayo, sudah mulai memasuki konflik loh. Pada gak penasaran apa ?
Ayo vote kalo mau tau critanya. Oke ?
See u later ;)

H I M !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang