Tigabelas

2.1K 126 1
                                    

2 tahun berlalu

Artha sekarang meneruskan kuliahnya di salah satu universitas negeri di kawasan jakarta.
Dia satu universitas lagi dengan Kevin, Daniel dan Gisel.
Niken di Bandung, Adam di Bogor, Ethan di Inggris. Dan David di Belanda.
Tak ada kabar lagi dari David. Silaturahmi antara kedua orangtua mereka masih terjalin. Kadang mereka di undang makan malam di rumah David, yang pasti tak ada kehadiran David disana.
Anak - anak yang lain mengetahui David berada di Belanda setelah 1 bulan kepergian David. Mereka merasa kecewa David yang tak bicara apa-apa. Pertanyaanpun menghujani Artha. Tapi Artha hanya bungkam tak mau membahas itu. Dia sudah teramat benci.

~~~~~~

"Tha, lo dimana ?"
"Masih di kampus, bentar lagi juga selesai"
"Yaudah, gue tunggu di tempat biasa aja ya". Artha memutuskan sambungan.
"Kevin Tha ?" tanya Gisel, Artha hanya mengangguk
"Makin deket aja sama Kevin, lo beneran jadian sama Kevin ?"
"Ya ngga lah, gak mau suka-sukaan lagi" jawab Artha
"Oh iya masih nungguin David"
"Gak usah bahas dia ah, males tau gak. Bikin unmood" Artha berubah menjadi dingin kembali.
"Lagi lo kenapa sih Tha, gak suka banget sama abang sepupunya si Niken"
"Bodo ah, gak ngurusin lagi", Gisel hanya membuang napas panjang.

"Lama nunggunya ?" tanya Artha saat masuk ke mobil Kevin
"Ngga juga kok, udah selesai tugasnya?", Artha mengangguk dan tersenyum.
"Adam pulang hari ini dari Bogor, dia mau ngajak makan malem di rumahnya. Mau ikut ?"
"Boleh, tapi kayaknya gak lama. Soalnya gue juga mau ke rumah temen"
"Oke, nanti kalo udah mau pergi bilang aja ke gue, biar gue anterin"
"Ngga usah ah, gue udah sering ngerepotin lo Vin"
"Ya ampun Tha, harus berapa kali sih gue bilang. Gue itu multifungsi buat lo, apalagi pesen David yang suruh ngejagain lo"
"Gak usah bawa-bawa David" Artha ketus. Kevin hanya terkekeh.
"Yaudah, ini langsung ke rumah Adam aja ya", Artha mengangguk.

"Weis, bang Dam. Kumaha damang ?" ledek Artha kemudian terkekeh
"Gegaya lo Tha pake bahasa Sunda" jawab Adam meledek.
"Siapa aja yang udah dateng ?" tanya Kevin
"Ya siapa lagi, Daniel sama Gisel" Artha dan Kevin hanya manggut-manggut.
"Watsap bro ?!" ujar Daniel tiba-tiba dari kamar Adam.
"Mana Gisel ?" tanya Artha
"Lagi beli cemilan cepuluh" jawab Daniel.
"Niken gak kesini ?" tanya Artha lagi
"Ngga, dia belom libur, belom bisa dapet izin juga" sahut Gisel yang baru masuk ke rumah Adam.
"Tuh Gisel, yaudah ayo kita langsung makan aja" ajak Adam.

"Oh iya beberapa hari yang lalu sebelum gue balik ke Jakarta, gue sempet skype-an sama David loh", seketika Artha menghentikan aktivitas makannya dan membuat Kevin menyadari itu.
"Hm, oh iya gue udah di tunggu temen di rumahnya, dia minta tolong gue bua bantuin bikin tugas. Gue duluan ya" pamit Artha sambil setelah meminum air putih sedikit dan bangkit mengambil tas juga jaketnya.
"Lo belom selesai makan Tha" sahut Daniel
"Gapapa, gue gak laper-laper banget. Makasih ya Dam. Gue pamit" Artha berjalan meninggalkan meja makan.
"Vin, gak usah nganter gue. Gue bisa naik bis" dan Artha menghilang di balik pintu.

"Dia masih marah sama David ?" tanya Gisel, yang lain hanya mengangkat kedua bahunya.
"Btw, emang lo ngomong apa pas Skype-an sama David ?" timpal Daniel. Dan Adam menceritakan apa yang David katakan.

~~~~~~~~~~

Late update.. Sori :)
Hmm, beberapa chapter lagi ini selesai. Mungkin sekitar 2-4 chapter lagi, atau mungkin bisa kurang atau lebih.
Okedeh, dont forget vommentnya :):):). Di tunggu yaaa

H I M !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang