Sebelas

2.1K 142 1
                                        

Langsung saja lah ya, tidak usah bertele-tele.

~~~~~~~~~~

"Tha, gue bakal nyampein beberapa pertanyaan, tapi lo bener-bener harus jawab jujur" pinta David serius.
"Oke"

"Lo nyaman gak sama gue ? Sebagai apa ? Alasannya ?"

"Hm, nyaman. Nyaman banget malah. Sebagai semuanya, temen, sahabat, kakak, ayah, bahkan pacar sekalipun. Karena kita bareng-bareng terus, dan busuk baiknya kita itulah, yang membuat semuanya nyaman-nyaman aja"

"Oke, kedua. Lo sayang gak sama gue? Bukan sebagai kakak atau apapun, tapi antara lawan jenis ", pertanyaan itu membuat Artha diam sejenak.

Kemudian menggeleng pelan, "gue belom ngerasain itu Dave" tambahnya. 'Bohong Artha, lo bohong. Mana mungkin lo gak sayang sama David'.

"Oke. Cukup" ucap David. "Katanya banyak, tapi cuma dua doang"

"Dua jawaban itu sudah menandakan semuanya Tha".

"Gue cuma mau ngomong, gue sayang sama lo Tha, lebih dari apapun. Tapi kalau lo ngga bisa bales rasa sayang gue, gapapa Tha. Lo bisa lupain gue, dan anggap semuanya gak pernah terjadi", Artha mulai berkaca-kaca.

'Lupain ? Huh, segampang itu ya bilang ngelupain ?!' Artha geram tapi tidak di tunjukkannya.

"Kali ini gue mundur Tha" kalimat terkakhir David membuat rasa sakit di bagian dadanya, oh bukan, ini lebih dalam dari dadanya, rasanya sangat mencelos jauh kebawah sana.

David diam sejenak dan pergi meninggalkan Artha yang duduk di bangku panjang sambil mengatur napasnya yang menggebu-gebu di tambah derai air mata yang semakin deras.

"Lo jahat Dave ! Lo jahaaaat !!!" teriak Artha melampiaskan semuanya.

~~~~~~~

Setelah hari itu, Artha mengurung dirinya di kamar. Sudah 3 hari dia tidak keluar rumah, kerjaannya hanya di kamar , meja makan, ruang tengah, dan kembali ke kamar lagi. Dan itu terus terulang.

Teman-temannya yang lain bingung dengan keadaan Artha juga David.
Sejak hari itu juga Dave tidak ada kabar, saat di datangi ke rumahnya kata pembantu rumahnya, David banyak yang harus di urus.

Sedangkan Artha dia sama sekali tak mau keluar rumah. Niken dan Gisel sesekali mampir kerumahnya dan memaksa Artha untuk bercerita. Tapi Niken dan Gisel gagal untuk memancing Artha.

"Siang tante, Artha nya ada ?" tanya Kevin.

"Ada tuh, naik aja ke atas".
Kevin melihat Artha yang sedang duduk di salah satu bangku di teras atas rumahnya.

"Hai Tha"

"Oh hai kak"

"Gak usah pake embel-embel 'kak' juga gak masalah", Artha hanya terkekeh.

"Minggu depan ulangtahun lo ya, mau kado apa ?" tanya Kevin

"Gak usah repot-repot, gak bakal ngadain acara juga kok"

"Sweet seventeen loh"

"Gak ada sweet-sweetnya" jawab Artha dan tersenyum miris.

"Tha, David-"
"Gak usah bahas dia!" sela Artha dingin

"Lo kenapa lagi sama David ?" Artha diam sejenak

"Sakit gak kalo lo lagi sayang-sayangnya sama orang apalagi orang itu minta di sayang. Tapi tiba-tiba dia minta kita buat ngelupain dia dan nganggep semuanya gak pernah terjadi"

"Tha, itu bukan kemauan David"

"Tapi kalo itu emang bukan kemauan dia, kenapa dia ngelakuin ini ?!"

Artha mulai naik pitam. Kevin diam.

"Emang laki-laki tuh susah banget ngerti perasaan cewe. Gak ngehargain apa yang udah di usahain sama si cewe" mata Artha mulai memerah.

"David jahat Vin, David jahat ya ? Iya kan ? Seenak jidat suruh lupain dia, padahal dia ngemis-ngemis minta perasaan gue", Artha tak sanggup membendung air matanya lagi.

"Aaaaa, gue benci sama David, gue bencii.. Aargghh" Artha menghentak-hentakan kakinya ke lantai dan memukul-mukul bantal di pangkuannya.

"David kenapa nyebelinn,, aarrghh gue kesel sama David. Aargggg.. Hiks..hiks" amarah Artha mulai teredam di dekapan Kevin.
Kevin tau ini salahnya, Kevin egois.
"David nyebelin, gue benci David", Artha masih menangis di pelukan Kevin.

~~~~~

Hari ini hari ulangtahun Artha. Tak ada yang menarik bagi Artha di umur 17 tahun ini.

"Tha, temenin ke butik bunda yuuk" ajak Niken

"Ngapain ?"

"Tau nih bunda, gue di suruh nyusul kesana"

"Yaudah samper gue aja"

"Ini gue udah di bawah buruan ah"

15 menit kemudian, Artha keluar dari rumah dengan berlari.

"Lama banget sih" gerutu Niken

"Siapa suruh nelfonnya pas disini"
"Yaudah lah ayo"

"Katanya mau ke butik bunda, kok malah di lewatin"

"Laper, makan aja dulu"

Niken dan Artha memilih restoran yang selalu mereka datangi. Tapi kali ini restoran terlihat sepi. Di sepanjang dinding di hiasi dengan dekor yang amat menarik.

"Duduk duluan, gue mau mesen. Lo biasa kan ?", Artha mengangguk.

"Nik, kok sepi ya tumben"

"Ada acara khusus katanya"

"Kok kita masih di bolehin masuk ?" Artha sama sekali tak mengerti. Niken menepuk tangannya dua kali di udara. Seketika lampu padam seluruhnya.

"Nik, lo masih di situ kan ?"
"Nik, gak lucu"
"Nik, ini gelap banget. Mba ! Mba !"
"Nik, ayo kit-"

"Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun Artha, selamat ulang tahun" .Lampu hidup mengelilingi balon nangka bertuliskan
'SWTSVNTN ARTHA MSYDR'.
Artha menutup mulutnya terkejut. Dia sama sekali tak menyangka bahwa teman-temannya akan melakukan ini, bahkan orang tua Artha juga disini.
"Yey, selamat ulang tahun Artha" teriak semuanya.
"Selamat ulang tahun sayang" ucap Papa dan mama Artha juga kak Bella -kakak kandung Artha yang sementara tinggal di Belanda.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue, mereka semua memutuskan untuk makan siang di restoran tersebut.

"Artha !" panggil Kevin. Artha mendongakan kepalanya dan melihat Kevin yang menggerakkan tangannya meminta untuk dia mendekat.
"Apa Vin ?"
"Ini, ada titipan dari David" Kevin memberikan kotak kecil berbentuk kucing berwarna coklat putih.

~~~~~~~

Penasaran gak sih antara David sama Artha juga Kevin ?

Gak bisa lama-lama nahan buat di diemin. Nih lah, inshaAllah semakin lama, semakin banyak readers nya dan Votenya.
Mana lagi nih Votenya ??! Di tunggu loh.

Ok next chapter, harus lebih bnyak votenya

H I M !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang