"Ini, ada titipan dari David" Kevin memberikan kotak kecil berbentuk kucing berwarna coklat putih. Artha menerimanya dengan ragu. Perlahan dia membuka kotaknya.
Tidaklah mahal dan tidak terlalu bagus. Hanya boneka kangguru seukuran botol aqua sedang. Dan terdapat kertas di kantungnya.
Happy birthday Tha. Sorry gue gak bisa dateng. Gue cuma bisa ngasih ini aja. Maafin gue Tha
Gue pamit Tha.
-DAP
Artha tak mengerti dengan kalimat David. Artha menoleh ke Kevin.
"Gue mau ngomong ini sama lo Tha dari kemarin. David pergi ke Belanda ngelanjutin kuliahnya bareng sama omnya disana. Ini bukan kemauan David sendiri. Dia terpaksa ngelakuin ini gara-gara gue", Artha semakin tek mengerti
"Waktu main ToT di vila, apa yang gue ucapin bener Tha. Gue emang suka sama lo, gue sayang sam lo. Mungkin perasaan gue sebelas duabelas sama David. Tapi David yang berhasil narik hati lo duluan.
Terus, pas lo lagi ke dapur yang mau bikin mie itu, gue bikin perjanjian sama David"
Flashback On
"Vin, apa yang lo omongin tadi serius ?"
"Gue gak bermaksud buat ni-"
"Gapapa kok, lo beneran sayang sama Artha ?" tanya David lagi
"Gue bukan cowo munafik yang ngebohongin perasaan gue sendiri"
"Kalo gitu lo harus bener-bener bisa pegang omongan gue. Gue titip Artha ke lo. Artha gak bahagia sama gue, Artha gak bisa bohongin perasaan dia, Artha suka sama lo"
"Jangan negatif thinking bro"
"Gue serius. Nanti gue bakal pergi, gue bakal mundur dan mempersilahkan lo mengganti posisi gue"
"Lo mau kemana ?"
"Gue mau kuliah di Belanda. Tapi sebelum gue pergi, kasih gue waktu sampe kelulusan"
"Jangan ngambil keputusan bodoh Dave"
"Ngga Vin ! Gue cuma mau liat Artha bahagia sama lo, sama orang yang dia sayang. Gue mohon Vin, jaga senyum Artha demi gue"
Flashback Off
Artha sudah tak sanggup membendung air matanya.
"Gue sadar gue salah Tha. Gue emang sayang sama lo, tapi mungkin gue salah mengartikan rasa sayang gue ini. Gue sayang sama lo sebagai ade kakak, dan itu gak lebih" jelas Kevin.
"Lo mau maafin gue kan ?", Artha mengangguk kemudian memeluk Kevin
"Lo gak merasa terbebani kan sama pernyataan gue ?", Artha menggeleng.
"Kemarin David ke rumah gue ngasih ini. Dia bilang dia berangkat ke Belanda malam ini jam 9. Mungkin masih ada kesempatan, buat lo ngejelasin semuanya" Artha menggeleng. Kevin mengerutkan keningnya.
"Gue gak mau ketemu sama cowo brengsek kayak dia. Yang bisanya cuma mundur dan gak mau perjuangin semuanya"
"Tha, lo g-"
"Biarin aja Vin, gue udah terlanjur benci sama David. Terserah dia mau kayak apa. Gue anggap boneka ini sebagai kado dari kalian semua, bukan cuma David"
~~~~~
David berjalan mendorong kopernya.
Dia memang tak memberi tau siapapun tentang kepergiannya selain Kevin dan mungkin Artha.
Jam di pergelangan tangannya masih menunjukan pukul 20.07, masih ada waktu sekitar 1 jam lagi.
"Dave", seseorang memegang bahunya dari belakang.
"Oh Vin, gimana ?"
"Dia terima kado dari lo, dia juga tau kalau lo bakal ke Belanda dan berangkat jam 9 nanti" jelas Kevin
"Dia bakal kesini ?", Kevin menunduk. "Ngga ya, bego. Ngapain juga gue ngarepin Artha kesini, gue bukan siapa-siapanya dia. Kan lo yang paling berharga di mata dia"
"Makasih Dave udah mau ngasih kesempatan buat gue. Gue seneng banget, gua gak nyesel punya sahabat kayak lo Dave. Rela berkorban demi apapun. Gue doain lo sukses disana. Oh iya, kapan balik lagi ?", David tersenyum
"Belum tau, mungkin 2 tahun sekali. Atau bahkan gue gak balik-balik lagi ke sini". Kevin dan David hanya terkekeh.
"Yaudah, gue masuk dulu ya. Inget jagain Artha"
"Sip, tenang aja. Aman sama gue mah"
David mendorong trolinya untuk cek in. Dan kemudian hilang di antara kerumunan orang.
~~~~~
Artha masih menonton televisi, sambil ngemil kripik singkongnya. Matanya tak jarang melihat ke arah jam yang tergantung di atas TV.
7.35
8.54
Bukannya dia tidak memikirkan kepergian David, hanya saja dia berusaha untuk menjalankan amanah David untuk melupakannya.
Jam 9 pas, Artha bangkit dari duduknya menuju kamar.
Selesai menggosok gigi dan cuci muka. Artha naik ke kasur dan menarik selimutnya.
Matanya berhenti pada boneka kangguru yang terduduk di atas nakasnya. Artha menghela napas berat. Dan mencoba memejamkan matanya, dan tertidur.
~~~~~~
Ha ha ha ha, Davidnya pergi, ha ha ha ha. Udahan jangan ?
Udahan atau lanjut ?
Vote commentnya kawan :):):)
KAMU SEDANG MEMBACA
H I M !
Random[ SINOPSIS BARU ] Cover by : venusyura Aku sangat membencinya, padahal ini bukanlah masalah yang besar. Namun hatiku tidak mau memaafkannya, entah sampai kapan. Tapi, Semakin dia menjauh, semakin aku mencintainya.
