Sembilan

2.3K 132 2
                                    

~~~~~~~~~~~

"Besok kita mau kemana nih ?" tanya Gisel, "hm, kemana ya, kebun teh yuk, ada gak deket sini niel ?" tanya Adam
"Hm, ada kok tapi sedikit jauh, kalo mau pagi-pagi sekalian jogging" jelas Daniel
"Iya, abis jogging nyampe kebuh teh, abis itu kita ke kedai itu loh kak, masih inget gak ?" sahut Gisel
"oh iya, enak banget tuh. Gimana mau ?"
"Kalo enak siapa sih yang nolak".
"Jam berapa sih ini ?" tanya Artha di sela-sela aktivitas menonton mereka. "Jam setengah sembilan" jawab Ethan. "Gue keluar dulu ya, mau cari angin. Sumpek banget nih disini"
"Tha, nyari angin ?" tanya Adam, Artha mengangguk. "Nih gua mau buang angin, gak usah jauh-jauh nyari angin", Artha melempar bantal dengan keras ke badan Adam. "Dasar lo", Artha bangkit dari duduknya mengambil jaket di kamar dan berlalu.

Artha benar-benar masih memikirkan apa yang di katakan mereka kemarin. Perasaan Artha menjadi tidak enak. Dia berusaha menepis perkataan itu, tapi tetap saja perkataan itu menempel di otak Artha.
"Lagi mikirin apa Tha ?", suara itu sukses menarik Artha dari lamunannya.
"Ngga kok, cuma kebawa suasana aja" jawab Artha dengan pandangan masih ke depan.
"Aduh duh"
"Kenapa ?" Kevin mulai panik
"Aduh tolong dong kak, ini ada apa di mata" Artha juga panik.
"Coba sini gue liat", Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Artha. Tangannya terangkat untuk melihat keadaan mata Artha.
"Udah kok, kayaknya tadi ada bulu mata jatoh ke mata lo", Artha hanya mengangguk-angguk sambil menekan-nekan mata yang perih.
"Yaudah balik yuk, udah malem. Gak baik angin malemnya"

"Tha, si David kambuh tuh" ujar Ethan saat Artha dan Kevin kembali.
"Maksudnya ?" Artha sama sekali tak mengerti
"Pas lo sama Kevin keluar, dia juga keluar. Gak lama dia balik, sambil mukanya kesel gitu deh" jelas Adam
"Coba aja samperin di kamar". Artha meletakkan jaketnya di kamar, dan menyusul David yang berada di kamar A berada di lantai atas.
Artha mengetuk pintu sebelum masuk. Tak ada respon. Akhirnya Artha mencoba membuka pintunya, dan tidak di kunci.
"Kak Dave" panggil Artha yang melihat Dave sedang duduk di tepi ranjang dengan siku yang menopang di pahanya. David hanya bungkam.
"Kenapa lagi nih anak" ujar Artha dan mendekati David.
"Dari mana ?" tanya David dingin, 'oh, pertanyaan David dingin sekali. Lebih dingin dari angin di luar sana'
"Abis jalan-jalan aja" Artha selalu menjawab dengan santai bagaimanapun reaksi David.
"Sama siapa ?"
"Tadinya sendiri, terus kak Kev dateng"
"Ngapain aja sama Kevin ?"
"Cemburu ya ?" goda Artha dan duduk di samping David. "Berusaha ngga kok"
"Kalo cemburu, cemburu aja. Kenapa tadi gak ngomong kalo mau nemenin gue. Kan bisa jalan berdua". David menoleh ke Artha.
"Udah gak cemburu lagi ?" tanya Artha. David hanya diam memandangi wajah Artha.
"Yaudah gue mau tidur, mau selimutan, dingin ih kamar lo" Artha bangkit dari duduknya dan hampir menggapai pintu, tapi seketika tubuhnya kaku.
"Kak" gumam Artha saat David menyampirkan jaketnya dan memeluk Artha dari belakang. "Hss, katanya dingin" jawab David dan menaruh dagunya di bahu Artha. Artha tidak bisa membohongi dirinya bahwa ini sangat nyaman.

~~~~~~~~~~

Setelah 5 hari di Puncak mereka kembali ke Jakarta.
"Minggu depan kita wisuda lho, kalian dateng yaa" ujar Adam
"Ya pasti laahh" jawab mereka serempak.
"Yaudah, udah siap semua kan ? Gak ada yang ketinggalan lagi kan ?" ujar Daniel dengan suara kencang.  "Oke semua" jawab mereka bersahutan.
"David, Kevin, Artha, Niken di mobil Kevin"
"Sisanya di mobil Daniel. Barang yang gak muat di bagasi Kevin bisa nebeng di mobil Daniel.

Sudah 2 jam di mobil tapi mereka belum sampai juga. Wajar, ini hari libur dan puncak salah satu tempat yang di incar untuk liburan.
"Kita ke pemberhentian dulu ya, gue kebelet ini nih" ujar Daniel di telfon. Mobil berhenti Artha dan Niken masih terlelap di jok belakang.
"Nik, gantian dong gue mau duduk sama Artha" ujar David pelan sambil menepuk-nepuk bahu Niken. Niken terbangun dan menuruti David.
Mobil kembali berjalan, Artha terbangun dan terkejut David yang duduk di sebelahnya.
"Udah lanjut tidur aja, masih jauh" ujar David dan menempelkan kepala Artha ke bahunya. Artha menolak tapi di tahan oleh David. Pasrah tapi mau, Artha menuruti David. Perlahan terasa lengan David yang mengelus kepala Artha. Artha tersenyum dalam diam dan mulai memejamkan matanya.
Kevin melihat itu dari kaca depan.
"Santai aja, kasih gue kesempatan beberapa saat" ujar David tanpa suara ke arah Kevin. Kevin mengangguk dan fokus menyetir.

~~~~~~~~~~

Ada apa ya sama Kevin juga David ? Emang David bakal pergi? Apa Kevin yang ngerencanain sesuatu buat dapetin Artha ?

H I M !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang