Enam

2.7K 160 2
                                    

~~~~~~~~~~

"Tha, hari ini pulang jam berapa ?" tanya David dari seberang
"Jam 12, kenapa ?"
"Jalan yuk, bosen di rumah"
"Tapi gue mau latihan saman sampe jam 2"
"Yaudah nanti kalo udah pulang line gue aja ya"
"Iya, yaudah ya udah masuk nih", Artha menutup telfonnya
"David ya Tha ?", Artha hanya mengangguk.
"Udah berapa lama dia suka sama lo Tha, tapi lo nya masih gini-gini aja"
"Gini gimana ?"
"Ya cuek cuek gitu. Kasian kak Dave" jelas Niken
"Gue udah nyaman sama dia, nyaman sebagai temen aja, dan itu gak lebih"
"Siapa tau berasal dari kenyamanan lo, lo bisa suka sama dia"
"Gak usah ngada-ngada deh"
"Sekarang cerita jujur sama gue apa yang lo rasain sama kak Dave", Niken tepat sasaran. Ya Artha butuh tempat untuk mencurahkan isi hatinya.
"Hh, lo tuh ya bisa aja desak gue"
"Yaudah ayo ceritain"
"Gue gak tau Nik. Gue gak mau suka sama dia, tapi kalo sikap dia kayak gitu terus, cewe mana sih yang gak luluh di perjuangin bertahun-tahun" Niken hanya mengangguk-angguk paham.
"Tha, kenapa gak lo coba aja sih buat bales perasaan dia"
"Bakal gue coba deh, tapi lo diem-diem aja ya. Anggep aja gue gak mau coba sedikit pun", Niken tersenyum senang dan mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Udah lama nunggu ?"
"Iya nih, lama banget nungguin lo. Ya kira-kira 2 tahunan lah"
"Apa deh", Artha memutar kedua bola matanya, sedangkan David hanya terkekeh sambil mengacak rambut Artha.
"Mau jalan kemana sih emang ?"
"Gak tau, kamu maunya kemana ?"
"Idih segala pake aku kamu"
"Yaudah lo maunya kemana ?"
"Ke rumah kak Kev aja gimana?", tanya Artha sambil memasang wajah jail.
"Tha, kenapa sih Kevin mulu ?! Lo suka sama Kevin ?"
"Udah jadian malah"
"SERIUS ?!!!", Artha tertawa terbahak-bahak
"Ya enggalah kak Dave. Percaya aja", David membuang napas lega.
"Jangan bercanda napa Tha" ujar David dengan wajah memelas.
"Ahaha, iyaiya. Jadinya mau kemana ? Ikut aja gue mah"
"Yaudah ayo naik"

~~~~~

"Gue seneng Tha lo mau jalan berdua sama gue" ucap David setelah membeli jus di pinggir jalan.
"Sebenernya dari kemarin-kemarin juga gue mau aja jalan sama lo kak, tapi gue males"
"Bukannya mau jalan sama Kevin doang?!"
"Salah satunya", jawab Artha santai dan terlihat seperti memancing kecemburuan David. Entah kenapa, belakangan ini Artha suka melihat David yang cemburu.
"Gue mundur deh Tha kalo lo sukanya sama Kevin"
"E-eh, jangan !!" , mata Artha terbelalak menyadari apa yang barusan ia katakan. David tersenyum jail mendengar ucapan Artha.

"Maksudnya 'jangan' apa ?" tanya David dengan nada jailnya.
"I-i-tu, jangan ya jangan. Ah jangan kegeeran gue ngomong gitu" Artha berusaha menetralkan jantungnya.
"Hhh, Artha Artha. Ternyata lo bales perasaan gue juga", David mengurangi jarak duduk antara mereka dan memeluk Artha.
"Ini tempat umum lho, urat malunya udah putus ya ?!" ujar Artha di dekapan David.
"Yaudah, mau di tempat yang lebih privasi ?!", Artha melepaskan dirinya dari pelukan David dan memukul lengannya.
"Yaudah pulang yuk", David bangkit dari duduknya dan menjulurkan telapak tangannya.
"Bisa jalan sendiri kok" Artha bangkit dan mengabaikan tangan David.
David tak tinggal diam, dia tetap menarik lengan Artha dan menggenggamnya.

~~~~~

Semenjak kejadian itu Artha semakin berubah dan membuat David senang bukan main.
"Cie penyihir putih sama aslan makin adem aja ah. Kevin di lupain deh" sahut Ethan
"Apadeh, sama kak Kev mah tetep kok" jawab Artha dan melirik David. David menatapnya dengan tajam. Sedangkan Artha hanya terkekeh mengejek.
"Kak Kev, senin besok aku UAS nih. Masa hari pertama udah Matematika" keluh Artha manja pada Kevin.
"Ya belajar lah. Mau gue bantuin?!" tawar Kevin membuat mata Artha berbinar dan mengangguk dengan mantap. "Mau kapan ?"
"Hm, balik dari sini boleh juga" jawab Artha
"Oke"
David menarik lengan Artha menjauh dari teman-temannya.
"Lo apa-apaan sih Tha, mau berduaan sama Kevin lagi ?!" David bicara dengan tajam
"Apaan sih, gue cuma mau belajar.  Salah ? Biasanya juga kalo gue belajar sama yang lain, lo gak pernah kayak gini kak. Kenapa giliran sama kak Kev lo marah ?"
"Jadi lo gak bener-bener bales perasaan gue ?"
"Jangan mikir yang macem-macem deh, ini gak ada hubungannya sama perasaan ya. Kalo cemburu juga ada batasnya" Artha tak kalah sewot dan meninggalkan David yang kesal.
"Ayo kak Kev, sekarang aja kita perginya" ajak Artha dan segera merapihkan barangnya.

"Lo kenapa lagi sama Artha ?" tanya Daniel saat David kembali dengan wajah menahan amarah.
"Emang kalo gue cemburu salah ya ?!" David to the point, "lo gak salah, tapi kendaliin emosi lo. Cemburuan lo di kontrol bro" pesan Ethan.
"Arrgghh!! Gue mau pulang" David menyambar jaket juga kunci motornya dan pergi meninggalkan mereka.
"Hh, masa damainya cuma bertahan beberapa bulan doang sih" gumam Ethan
"Kasih tau David lagi, jangan selalu negative thinking. Nanti gue juga bakal ngasih tau Artha kok" ujar Niken. Dan semuanya mengangguk paham.

~~~~~

"Lo kenapa sama David ?"
"Tau tuh, cemburuan banget" tatapan Artha masih ke arah danau. Ya, Artha meminta untuk tidak belajar dulu, karena dia yakin pasti gak bakal masuk ke otak.
"Ya wajar dong, kan dia sayang sama lo"
"Tapi gak berlebihan dong kak, alay tau gak"
"David kalo udah cemburu banget, berarti dia beneran sayang sama cewe itu. Apalagi kalo dia sampe marah-marah gitu, tandanya dia beneran khawatirin lo", Artha hanya diam, terbesit rasa bersalah saat dia kembali membentak David.
"Makasih ya kak, udah mau ngasih nasehat buat gue"
"Itu gunanya sahabat, gue multifungsi kok buat lo. Bisa di jadiin temen, sahabat, kakak, ayah, bahkan pacar sekalipun buat lo" ucapan Kevin membuat Artha tersenyum dan memeluknya. "Gue makasih banget sama lo kak"
"Santai aja" jawab Kevin dan membalas pelukan Artha.

'Aarggghh, jadi ini yang namanya ketika teman menjadi ban**at' batin David yang melihat Artha sedang berpelukan dengan Kevin.

~~~~~~~~~~

Hayoo loh bangsa narnia dan penyihir putih kembali berperang. Apa ya yang bakal terjadi selanjutnya, tetep Vote n comment juga yaa. Tinggalkan kesan mu disini ;)

H I M !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang