-candice's pov-
Aku bingung sungguh aku baru keluar dari ruang gym lalu tibatiba chloe datang dan berkata justin terlihat marah okelah sekarang aku lebih baik mencari tau sendiri
Aku menaikki tangga menuju kamarku dari kejauhan aku sudah bisa melihat justin dan justin juga bisa melihatku karena pintu kamarku tidak terbuka lebar, aku mendekat lalu membuka pintu itu
"Justin what happened.?" Tanyaku dengan pelan lalu menutup pintu
"Daniel menelfonmu tadi," ucap justin sedikit kesal
"Ohya,?" Tanyaku dengan pelan
"Ya and he call you babe." Ucap justin kesal
"He is my best friend just, you don't have to angry like this seriously just kamu harus mengerti bahwa aku and daniel hanyalah sahabat not more" ucapku dengan lembut untuk menenangkannya
"And we start from best friend too" ucapnya dengan menahan kekesalannya
"Shit no justin aku sama sekali tidak memiliki rasa apapuj padanya oh jstin ayolah tolong mengerti sedikit saja" ucapku dengan mengelus bahunya
"Aku hanya takut kehilanganmu" ucapnya dengan menundukkan wajahnya
"No i'm promise, aku tidak akan meninggalkanmu okey" jawabku dengan yakin lalu memegang tangannya
"Alright" ucapnya dengan menunduk
"Hey" ucapku seraya mengelus pipinya
"I love you" ucapnya lalu menciumku dengan lembut
"I love you more" jawabku lalu memeluknya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reality
Randomfriendship is never end, but if it has the end all of the memories never has the end.