"Kita mau kemana sih?" tanya gadis bebaju nuansa gelap nan glamour namun tidal menghilang kan kesan tomboi dankuat yang ada pada dirinya.
Merasa tidak dijawab ia pun mencubit pinggang pengendara motor ninja tersebut, menyebabkan motor yang mereka kendarai sedikit oleng.
"Aw! Hey, itu berbahaya tahu!!" tegur pria tersebut.
" abisnya elo berani-berani nya ga jawab gue!" solot si gadis.
"Kan gue bilang rahasia! Lagian kan elo yang maksa ikut!" bales si cowok
"Lah sebab itu lo bilang rahasia gue jadi curiga!" jawab si cewek gak mau kalah."Curiga? Pacar juga bukan kok lo yang rempong" jujur ada yang mengganjal hati si cowok saat mengatakan itu.
JLEB! Hell! Batin si cewek kok hatinya kerasa nyelekit ya?
'Iya sih gue emang bukan siapa-siapa lo. Tapi setelah semua kedekatan selama ini, sebenarnya aku apa? Dasar Cody brengsek" gerutu si cewek dalam hati.
'Duh! ni mulut ngomong seenak jidat! Sumpah ni hati udah
jingkrak- jingkrak, saat tau Irene curiga kaya gitu' sesal cody dalam hati."Nah sampe deh.." kata si cowok akhirnya memecah keheningan dan kecanggungan yang ada.
"Apartemen siapa nih?" tanya irene
"Bukan apartemen, ini kantor gue. Yu masuk" kata cody sembari jalan memasuki apartement tersebut.
"Kantor? Memang lo kerja apa an di apartemen? Jangan-jangan lo..." irene menatap Cody horor.
'Ctak' sentilan itu mendarat di jidat Irine.
"Aaww.. Sakit tau!" rengek IRene memegangi jidatnya.
" makannya kalo mikir jangan yang aneh aneh!" tegur Cody.
Tanpa disadari Irene. Mereka sudah sampai di depan sebuah pintu berangkat 929. Membuat pikiran Irene berkecamuk.
Cody memasukkan sandi dan cklek pintu dibukanya.
"Ton..? Tony?" cody memanggil tony alias bosnya itu.
" eh ada Cody, silahkan masuk gue banyak Info nih.." kata tony memeluk Cody erat dan bersemangat berbanding jauh dengan penampilan nya yang kumal, kantung mata, rambut berminyak, dan jenggot yang mulai tumbuh."But before it, who's there? Apa kau bersamanya cod?" tanya tony ketika melihat Irene yang masih diam di ambang pintu kamar apartemennya aka. Kantornya.
" ah, dia Irene temanku, dia juga detektif kufikir akan membantu kita." jelas cody sembari menarik irene masuk "ayo masuk"
" nah Irene perkenalkan dia Tony, bos ku alias kepala detektif penyelidikan wolf sherif."
"Tony, Tony edgar. Nice to meet you Irene..?" kata tony sembari mengulurkan tangannya.
"Irene black. Nice to meet you too Tony" balas Irene.
"Ah.. Sebelum berbincang kusarankan kau urus tubuh mu Ton, kau lebih dekil dari biasanya.. Kuyakin terakhir kau memegang sabun adalah 2 sampai 3 hari yang lalu? Bahkan mungkin kalau aku tidak datang kau sekarang pun pasti tidak akan keluar kamar"
" ah, benarkah? Apa aku sekumal itu?" tanya Tony memegangi wajahnya mendramatisir.
" kau memang selalu dekil Ton. Hanya saja kali ini lebih dekil dari biasanya"
" baiklah aku akan mandi sebentar. Kalian bersantai lah dulu" tony pun memasuki kamarnya. Ya, kantor ini merangkup tempat tinggalnya juga.
" cod apa dia benar benar bos mu? Well.. Dia sedikiit hmm.."
Irene ragu melanjutkan omonganya, karena yang dia lihat tadi lebih mirip gembel dibanding seorang bos aka. Kepala detektif dari suatu lembaga penyelidikan besar seperti wolf sherif." tapi walau begitu aku lebih menyukainya dekil di banding dia bersih" kata Cody bernada aneh.
" kenapa? Apa dia memang selalu dekil begitu?"
" percaya atau tidak, aku bahkan belum pernah melihat dia berpakaian formal. Seingatku dia hanya punya satu kemeja putih formal. Itu pun sangat dekil, dua lebih mencintai kasus di banding dirinya sendiri"
"Benarkah? Kufikir seorang kepala detektif memiliki penghasilan yang tinggi" tanya Irene heran.
"Memang, kuyakin angka di rekening nya bisa menghidupi masyarakat satu desa, tapi dia bukan tipe penghambur uang."
"Ooh....lalu..." omongan irene terpotong saat melihat Tony keluar dari kamar.
" maaf lama menunggu"
'Glek.. Gue tarik kata gembel tadi..' batin Irene
KAMU SEDANG MEMBACA
heart of stone
RomanceIni konyol, kami bertemu untuk dipisahkan, bagaimana bisa kedua peran utama sebuah kisah dipisahkan seperti ini? Omong kosong dengan apa yang mereka sebut cinta! ini adalah teror badut jelek berlumuran darah. dia tidak mengincar nyawaku. yang dia...