BAB 9

462 35 8
                                    

WILDEST DREAMS - WATTPAD TRAILER : https://youtu.be/9haDYxiqQts

***

“Kamu tidak akan pernah sendirian. Ada aku yang selalu berjalan di belakangmu. Aku yang selalu menginjak bekas pijakan kakimu.” --- Raka Auriga

***

Backsound : Charlie Puth - One Call Away

***

Cinta tidak melulu tentang berapa banyak kita mengucapkan kata sayang. Mesra tidak melulu tentang seberapa banyak pasangan berciuman ataupun berpelukan, karena sejujurnya dari pandangan mata saja mesra bisa terciptakan.

Hal itulah yang selalu di pegang teguh oleh Raka. Ia memberi cinta tanpa berharap lebih karena pada dasarnya ia sadar diri. Dalam kisah ini, dia hanya sekelumit debu yang datang tiba-tiba di antara Aldrin dan Kila.

Raka paham betul bagaimana posisinya sekarang. Salahkah bila sekelumit debu ini berharap?.

Raka tidak peduli anggapan orang di luar sana yang mengatakan dirinya pengganggu atau apapun itu. Nyatanya, ialah yang selalu ada jika Kila dalam keadaan lemah tak berdaya. Ia datang tanpa Kila meminta. Raka Auriga hanya menyiapkan bahu untuk Kila bersandar ketika perempuan itu lelah menghadapi semua. Raka hanya menyiapkan rumah untuk Kila berteduh. Raka hanya menyiapkan benteng kokoh untuk Kila berlindung disaat orang-orang di luar sana tidak menginginkan kehadiran perempuan itu.

Dimana?

Dimana letak kesalahan Raka.

Aku tanya dimana letak jahatnya?

Raka berjalan seorang diri di taman depan apartemen mewahnya. Di temani cahaya temaram, ia memilih duduk di salah satu ayunan. Mimpi kecilnya kini sudah tercapai. Dulu, ia berharap bisa menjadi Pengacara hebat. Dan ia bisa mendapatkannya sekarang.

Kini disaat semua orang bertanya apa yang belum di dapatkan oleh Raka?

Ia akan menjawab satu aja, Cinta.

Raka menghela napas panjang entah yang sudah ke berapa kali. Ia mengusap rambut dan wajahnya frustasi. Ia tidak boleh seperti ini.

Ia harus menentukan langkah apa yang akan ia pilih untuk hubungannya dengan Kila.

Raka meninggalkan taman itu dengan satu jawaban yang sudah ia ambil.

Raka berharap ini yang terbaik untuk semua.

***

Tujuh belas hari sudah apartemen Kila sepi. Apartemen mewah itu hanya di huni perempuan ini sendiri.

Kila mengaduk kopi yang baru saja ia buat. Ponselnya bergetar menampilkan Id Caller : Aldrin.

Perempuan itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Hallo Kila

“Hai”, Kila menyesap perlahan kopi yang ia buat.

Lagi ngapain?” , Suara di seberang sana terdengar riang dan bahagia.

“Seperti biasa, lagi ngopi. Kamu sendiri lagi ngapain?”

Lagi nelfon kamu kan

Kila mencebikkan bibirnya, “Nyebelin banget kamu, Al”

Aldrin tertawa. Suara tawa yang membuat Kila terdiam. Sudah berapa lama Kila tidak mendengar suara tawa ini. “Besok ada acara nggak?”

“Kenapa?”

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang