BAB 12

422 38 1
                                    

"People Change. Memories Don't " - Unknown

***

Backsound : Infinity - One Direction - Kurt Hugo S & The Overtunes Cover

***

Sudut bibir Aldrin tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman yang manis ketika dirinya telah menyematkan cincin berlian dengan model simple ke jari manis Kila. Pesta pertunangan keduanya hanya di hadiri kalangan keluarga saja namun hal itu tidak menyurutkan kebahagiaan Aldrin.

Kila, Gadis cantik itu hanya menunjukkan senyum sekilas dan memasangkan cincin yang satunya untuk Aldrin.

Riuh tepuk tangan menggema ketika Aldrin mencium sayang pipi Kila serta keningnya. Perjalanan panjang keduanya akhirnya menemukan muara.

"Terimakasih" , ucap Aldrin saat mengakhiri kecupan mesra di kening Kila.

"Iya"

Mama Kila tampak asyik mengobrol dengan seseorang di ujung ruangan. Mata wanita paruh baya itu berbinar ketika melihat putrinya memperoleh kebahagiaan yang selama ini di cari.

Kila meraih ponselnya yang sedari tadi ia titipkan pada Kate. Jemarinya tampak lihai memeriksa berbagai pesan yang masuk dari teman dekatnya. Rata-rata isinya sama yaitu mengucapkan selamat atas pertunangannya dan Aldrin.

Ada satu notification yang membuat Kila tertegun. Hanya kalimat sederhana sejujurnya. Namun hal itu membuat wajah Kila pias dan segera berlari keluar dari ballroom. Dengan sedikit berlari ia masuk ke mobilnya. Bahkan panggilan Aldrin sedari tadi hanya di anggap angin.

Ponsel Kila pun kini telah tergeletak di kursi penumpang. Perempuan itu menambah kecepatan laju kendaraannya. Ia menulikan telinga saat mendengar beberapa umpatan dari pengendara lain yang tertuju padanya.

Semoga Kau Berbahagia..

-R.A

Hanya satu orang terdekat Kila yang mempunyai inisial nama tersebut. Orang yang selama ini ia rindukan.

Permainan hati memang tidak selalu mudah. Bicara soal hati tidak ada yang bisa menebak apa yang terjadi esok hari. Sejatinya, cinta itu seperti kepingan puzzle.

****

Perempuan paruh baya itu menaruh ponsel Raka di nakas. Ia memandang keluar jendela kemudian menghembuskan napas panjang.

"Ma"

Raka keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai dan tampak segar.

"Ngapain di kamar aku?"

Perempuan itu tampak gugup, "E.. Habis ngecek Kira"

Raka mengangguk, "Tadi ponsel aku bunyi ya, Ma"

"Nggak ada ponsel bunyi kok. Mungkin itu dari suara tv. Tuh Daddy lagi nonton tv. Mama keluar dulu deh. Kamu istirahat dulu sana."

Raka berjalan ke ranjang ketika Mamanya sudah keluar dari kamar. Pria itu mengambil ponselnya dan memeriksa apakah ada notification atau tidak. Tapi ternyata masih seperti saat ia tinggalkan beberapa menit yang lalu.

Raka melepas SIM Card yang ada di ponselnya kemudian menggantinya dengan yang baru. Ia tadi lupa mengganti SIM Card nya setelah mengirim pesan untuk seseorang.

***

Kila menatap layar ponselnya dengan wajah pias. Ia tidak percaya dengan apa yang sedang ia alami.

Wildest DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang