Chapter 3

4.8K 421 0
                                    

" Gimana sekolah barunya den?" Sapa Bik Nah, asisten rumah tangga Digo yang tengah mengantarkan cappucino pesanannya.

" Biasa aja bik" jawab Digo singkat.

" Den, minumannya bibik taruh disini ya!" bik Nah meletakkan secangkir cappucino itu dimeja kecil disamping Digo berada sekarang.

" Makasih bik " ucap Digo pelan sambil tersenyum kecil kearah Bik Nah.

Bik Nah pun kemudian meninggalkan Digo yang sedang duduk disebuah gazebo minimalis ditepi kolam renang rumah mewahnya.

.....

" Bik, Digo mana ya? Tanya Tristan yang baru turun dari kamarnya.

" Itu den, Den Digonya lagi dikolam "jawab Bik Nah kemudian berlalu meninggalkan Tristan.

Tristan berjalan kearah Digo. Terlihat Digo sedang bersandar di tiang gazebo sambil sesekali bergumam kecil diiringi gitar yang sedang dimainkannya.

" Digo! " sapa Tristan yang berjalan kearahnya.

" Apa?" Digo melihat kearah Tristan yang sudah terlihat rapi dihadapannya.

" Elo nggak pergi ?"

" Gue lagi nggak ada jadwal pemotretan !" Jawab digo sambil melepaskan gitar dari tangannya.

" Kalo gitu gue pinjem mobil lo ya? "

" Motor lo kan ada?!"

" Sekali ini lagi deh... gue janji ntar nggak minjem-minjem lagi!" Tristan nampak memohon dengan mengandalkan wajah memelasnya.

Digo memutar bola matanya, kepalanya menggeleng kecil melihat kelakuan Tristan apabila sedang ada maunya.

Tristan adalah satu-satunya kerabat yang dekat dengan Digo. Semenjak rumah tangga orang tuanya berantakan, Tristan lah yang selalu ada menemaninya. Sepupunya ini memang lebih memilih tinggal bersamanya dari pada harus mengikuti orangtuanya yang tinggal di Belanda.

Digo dan Tristan sudah bersama-sama sejak mereka kelas lima SD. Tidak bisa dipungkiri bahwa Tristan sudah seperti saudara kandungnya sendiri.

" Iya... iya... Nggak modal lo " ledek Digo pada sepupunya itu.

" Thanks bro! Tapi kuncinya mana?" Pinta Tristan lagi.

" Lo mau bawa cewek yang mana lagi sih? Mana pake mobil gue lagi " Digo balas bertanya tanpa menjawab pertanyaan Tristan.

" Cewek di sekolah baru kita... " sahut Tristan dengan PD nya.

" Gila lo " Digo hanya terkekeh malas mendengar jawaban Tristan yang segampang itu berhubungan dengan perempuan.

" Makanya lo juga lebih baik rubah sifat lo, kalo gitu terus elo enggak bakal punya cewek ".

" Pergi aja lo sana, dari pada ceramahin gue mulu. Kuncinya dimeja ditempat biasa " Digo segera ingin mengakhiri pembicaraan mereka.

" Ok, thanks bro !" Ucap Tristan yang berlalu meninggalkannya.

Sepeninggal Tristan, Digo nampak menatap nanar disekeliling tempatnya berada.

"Ma, jangan tinggalin Digo ma... Digo butuh mama"
"Lepasin mama Digo, mama udah nggak bisa hidup sama papa kamu, mama cape karena papa kamu nggak bisa menuhin kebutuhan hidup mama sama kamu"

"Tapi Digo mau ikut mama..."
"Enggak bisa! Mama ini kerja, dan nggak ada orang yang tau kalau mama udah nikah ataupun punya anak. Mama nggak punya waktu buat ngurus kamu. Lagian reputasi Mama bisa ancur sebagai artis kalau ketahuan kamu anak mama."
" Tapi Digo emang anak mama... hikss... hikss... "

" Sekarang tunggu papa kamu disini!"
" Mama mau pergi kemana? Ma.... Mama.... jangan pergi Ma...."

Bayangan percakapan itu terlintar difikiran Digo. Mukanya seketika memerah, matanya yang tajam terlihat berkaca-kaca. Digo menarik nafasnya dalam-dalam, menutup matanya rapat seakan ingin memendam kembali emosinya.

" Kenapa ma, kenapa mama bikin luka yang nggak pernah bisa hilang" batin Digo.

Digo pun berdiri, melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya dengan lemas. Dipegangnya gitar yang tadi dimainkannya dengan sedikit gemetar pada tubuhnya.

----------------------***--------------------------
Hai readers....
Selamat membaca....
Biasakan budaya membaca yang baik ya... ^_^
Vote dan coment kalian jadi semangat aku untuk meneruskan cerita ini.

Kiss buat kalian yang udah mampir dicerita aku...

BECAUSE OF YOU ( Digo Sisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang