Chapter 36

2.5K 301 6
                                    

Tristan berjalan kembali ke tempat semula setelah telponnya dengan Nayla terputus. Tristan sedikit tergesa karena ia sudah cukup lama meninggalkan Sisi sendiri di ruangan itu. Sesampainya di tempat mereka berpisah tadi, Tristan nampak bingung karena Sisi sudah tak ada lagi di sana. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat itu, namun tidak melihat Sisi dimanapun.

"Apa Sisi nyusulin Digo, ya?" gumam Tristan sambil terus berjalan melihat keberadaan Sisi di tempat itu.

Akhirnya Tristan memutuskan untuk pergi ke tempat Digo, memastikan Sisi ada bersamanya. Jika tidak, Digo pasti akan marah padanya karena meninggalkan Sisi sendirian.

***

"Sebenarnya Digo di mana?" tanya Sisi yang masih mengikuti Reno yang berjalan disampingnya. Mereka sudah keluar dari ballroom dan meninggalkan acara itu. Sekarang mereka berdua sudah berjalan cukup jauh dari sana.

"Sebentar lagi kita sampai kok," terang Reno.

Sisi masih terus mengikuti Reno yang berjalan dan berhenti di sebuah pintu, yang lebih tempatnya adalah salah satu pintu kamar di hotel tersebut.

"Digo ada di dalam."

"Be-beneran Digo ada di sana?" tanya Sisi memastikan.

"Iya, masuk aja. " Reno mendorong perlahan pintu itu hingga sedikit terbuka.

Sisi menatap ke arah Reno yang nampak begitu meyakinkannya. Namun perasaan Sisi cukup bimbang untuk melanjutkan masuk ke dalam ruangan itu atau menunggu Digo hingga keluar.

"Masuk aja, aku akan tunggu di luar. Aku tahu apa yang kamu pikirin, dan aku nggak mau Digo jadi salah paham melihat aku dan kamu datang bersama ke sini."

Sisi nampak tersenyum mendengar perkataan Reno yang seperti bisa membaca isi hatinya. Ia hanya takut Digo marah, tetapi sepertinya Reno begitu mengerti posisinya saat ini. Sisi mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu. Ia mulai berjalan dan mencari sosok Digo di kamar besar dan luas yang kini ia masuki.

"Digo? Kamu di mana?" tanya Sisi ketika melihat ruang tamu kamar itu nampak kosong. Sisi terus berjalan masuk hingga ia terkejut mendengar suara pintu yang tertutup.

***

Tristan berjalan menghampiri Digo yang sedang mengobrol bersama beberapa orang di salah satu sudut ruang acara itu. Digo terlihat sedang terlibat pembicaraan serius, namun terpotong saat Tristan menghampirinya.

"Digo, bisa ngomong sebentar?" ucap Tristan pelan saat ia mendekat pada Digo yang sedang berdiri.

Merry terlihat mengangguk paham akan isyarat yang diberikan Digo padanya. Kini Merry yang mengambil alih pembahasan karena Digo beranjak pamit dari hadapan mereka.

"Ada apa, Tan?" tanya Digo.

"Sisi nyusulin lo, kan?"

"Enggak. Gue belum ketemu Sisi. Bukannya Sisi sama lo?" Wajah Digo kini berubah serius.

Tristan mengacak rambutnya kasar. Ia bingung di mana keberadaan Sisi jika Sisi tidak bersama mereka berdua sekarang.

"Sorry, Digo. Tadi Sisi emang sama gue, tapi gue harus keluar sebentar buat nerima telpon dari Nayla. Dan waktu gue balik, Sisi udah nggak ada. Gue udah coba nyari di sekitar tempat ini, tapi nggak ketemu. Gue pikir dia nyusulin lo ke sini," ucap Tristan menjelaskan panjang lebar.

"Tapi Sisi nggak mungkin pergi gitu aja tanpa ngabarin gue. Ya udah, sekarang kita berpencar buat cari Sisi."

Tristan dan Digo kini berpisah untuk mencari keberadaan Sisi. Tristan mulai menanyakan ke beberapa tamu yang ada di sana. Namun semua jawaban mereka sama, mereka tidak melihat gadis dengan ciri-ciri yang ditanyakan Tristan karena sejak tadi sibuk melihat fashion show yang baru saja selesai di gelar.

Digo pun terlihat memperhatikan setiap sudut ruangan ini dengan teliti. Ia juga nampak sibuk dengan ponselnya yang beberapa kali ia dekatkan ke telinganya. Digo mencoba menelpon Sisi, namun tidak satupun panggilannya yang di terima. Digo hanya berharap ia bisa menemukan Sisi sekarang.

Kamu ke mana, Si? batin Digo yang nampak cemas karena Sisi tidak biasanya pergi tanpa memberitahunya seperti ini.

"Digo, kamu kenapa?" tiba-tiba Tania menghampiri Digo yang terlihat sedang mencari sesuatu di sana.

"Nggak papa."

"Tapi kamu keliatannya cemas gitu," ucap Tania lagi.

"Lo liat Sisi nggak?" Digo akhirnya mencoba bertanya pada Tania. Apa salahnya bertanya pada Tania,asalkan Sisi bisa ia temukan.

"Sisi? Maksudnya cewek yang tadi sama kamu? Enggak, aku enggak liat dia. Emang dia pergi?"

"Udah ya? Gue buru-buru," tanpa menjawab pertanyaan yang baru dilontarkan Tania padanya, Digo berjalan pergi. Terlihat jelas raut wajah Tania yang yang tidak suka akan sikap Digo padanya. Ini adalah kali ke dua ia tidak diperdulikan oleh Digo, hanya karena Sisi.

Digo berjalan menuju pintu keluar ballroom, di dekat pintu itu terlihat seorang waitress yang berjalan pelan menawarkan minuman pada beberapa tamu yang hadir.

"Maaf," ucap Digo menghampiri waitress tersebut.

"Iya Mas, ada yang bisa saya bantu?"

"Cuma mau nanya, apa kamu liat cewek pakai dress hitam, rambutnya panjang dan tingginya kira-kira segini?" tanya Digo, seraya menunjukkan ukuran tinggi badan Sisi dengan tangannya.

Waitress itu nampak berpikir sejenak. "Kalo nggak salah, orang yang Anda maksud tadi sudah keluar."

"Dia pergi sendiri? Ke arah mana?"

"Sepertinya tadi bersama seseorang, tapi saya tidak tahu mereka pergi ke arah mana."

"Makasih, ya?" ucap Digo sebelum mempersilahkannya pergi.

Digo semakin bingung, apakah benar yang dimaksud pelayan itu adalah Sisi? Jika benar, dengan siapa Sisi pergi? Sedangkan Sisi tidak kenal siapapun di sini.

Digo menghentikan langkahnya tepat di samping pintu keluar ruangan itu, ia segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Tristan. Tidak lama Tristan sudah menghampiri Digo yang kembali memasukkan ponsel ke saku jasnya.

"Lo udah ketemu sama Sisi?" tanya Tristan.

"Enggak. Tapi gue sempet nanya, dan ada yang bilang kalo Sisi pergi keluar dari sini," terang Digo membuat kening Tristan mengerut.

"Mungkin Sisi ke luar buat cari udara segar?"

"Tapi orang tadi bilang kalo dia liat Sisi pergi sama seseorang." Digo mencengķram rambutnya kasar untuk sedikit meredam rasa khawatirnya.

"Lo udah coba nelpon Sisi?"

"Udah, tapi dari tadi telponnya nggak di angkat."

"Mending sekarang kita coba nyari Sisi di luar deh," ajak Tristan yang mendapat persetujuan dari Digo. Mereka kembali berpencar, Tristan akan mencari Sisi ke lantai bawah sedangkan Digo akan berkeliling di sekitar lantai 5 hotel ini.

Kamu ke mana, Si? Aku khawatir sama kamu, batin Digo.

******
Ekhem... Tetap tinggalkan jejak kalian setelah membaca ya? Budayakan menghargai karya orang lain dengan votment kalian.

Salam Cinta
Digo & Sisi

BECAUSE OF YOU ( Digo Sisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang