Langit malam ini terasa lebih indah dari biasanya. Sinar bulan yang dikelilingi banyak bintang itu sekarang sedang Sisi nikmati. Namun kini Sisi tidak menikmatinya sendiri seperti sebelumnya, bahu Digo menjadi sandaran kepala Sisi yang duduk disampingnya.
Ayah dan Bunda pasti sedang lihat Sisi kan? Dan pasti kalian bisa merasakan bahagianya Sisi karena udah nemuin orang yang benar-benar menjaga Sisi seperti layaknya kalian dulu, batin Sisi sambil terus menatap kearah langit yang gelap itu. Sisi berharap orang tuanya kini sedang memperhatikannya, melihat betapa bahagianya ia saat ini bersama orang yang begitu berarti untuknya.
"Lagi mikirin apa?" tanya Digo yang kini menoleh kearahnya. Sejak mereka berada di gazebo rumahnya, Digo hanya ikut menatap ke arah langit tanpa tau cara untuk menikmatinya.
"Lagi bilang ke bintang kalo aku beruntung punya kamu disini," jawab Sisi pelan.
Digo tersenyum kecil mendengar perkataan Sisi. Bahkan ia merasa lebih beruntung, karena Sisi kini ada sebagai pelengkap dihidupnya.
Sudah hampir tiga minggu sejak Digo dan Hendra berbaikan. Hubungan antara ayah dan anak ini semakin baik setiap minggunya, walaupun itu tidak terlepas dari campur tangan Sisi untuk mendekatkan mereka. Minggu lalu saat Hendra kembali untuk menengok Digo, Sisi meminta Digo untuk menghabiskan waktu bersama papanya. Namun seperti biasa Digo juga ingin Sisi ikut bersama mereka.
"Digo, liat deh. Di sekitar bulan itu banyak banget bintangnya. Persis kayak kamu yang dikelilingi banyak cewek yang suka sama kamu. Kamu nggak mau selingkuh?" Pertanyaan aneh yang diajukan Sisi membuat Digo mengernyitkan dahinya. Dengan tatapan manjanya Sisi menunggu jawaban yang ingin segera didengarnya dari mulut Digo.
"Aku nggak harus melihat fisik untuk mulai mencintai seseorang, dan nggak harus pula memilih di antara semuanya ketika aku sudah ngerasa nyaman dan bahagia saat aku sama kamu." Digo mengelus kepala Sisi yang masih bersandar dibahunya. Jawaban Digo itu bahkan lebih indah dari bayangan Sisi, membuatnya tersenyum puas karena sudah mencintai orang yang tepat untuknya.
"Tapi, kenapa aku sampai suka sama kamu ya? Sepertinya aku harus pikir-pikir lagi buat jalanin hubungan sama cewek tukang tidur dan bawel kayak kamu.".
Sisi langsung bangkit dari sandarannya ketika mendengar perkataan Digo selanjutnya. Terlihat wajah Digo yang nampak berfikir membuat Sisi menatapnya sebal.
"OMG hello, Digo!" Teriak Sisi memekikkan telinga hingga Digo menutup telinga dengan kedua tangannya.
Sisi mendengus kesal memperlihatkan kejengkelannya. Ia melingkarkan kedua tangan didadanya dengan wajah cemberut. Sekali lagi tingkah gadisnya ini membuat Digo tersenyum.
"Becanda sayang," ucap Digo yang merangkulkan tangan kanannya di bahu Sisi.
Cup!
Sebuah ciuman mendarat di dahi Sisi. Untuk pertama kalinya Digo melakukan hal ini, dan itu membuat Sisi seakan terpaku mendapati perlakuan manis dari Digo. Wajahnya memerah dengan senyum yang berusaha ditahannya.
Digo melihat tingkah Sisi yang terdiam dengan pipi chubby nya yang merona. Kini Digo pun mendaratkan cubitannya ke pipi Sisi, namun seakan tak terima Sisi membalas dengan mencubit pinggang Digo hingga mereka tertawa lepas di tengah suasana bahagia yang terjalin diantara mereka.
***
Drrttt.... drrttt....
Ponsel Digo yang berdering di samping kursi kemudi membuat pembicaraannya dan Sisi terhenti. Digo yang tengah menyetir mobil untuk mengantar Sisi pulang kini berusaha menggapai ponselnya untuk menjawab panggilan tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/56462236-288-k658969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU ( Digo Sisi )
Fiksi Penggemar(Males ngerevisi lagi✌) Seorang anak baru yang terkesan sombong membuat Sisi selalu bertengkar tiap kali bertemu dengannya. Digo, nama anak baru yang terlihat tidak pernah suka bergaul dengan orang lain itu juga mudah kesal jika ada yang menyentuhn...