Hari sudah mulai sore ketika Sisi turun dari taksi dengan membawa banyak kantong belanjaan. Ia terlihat kesulitan untuk membawa semuanya, hingga tak jarang gerutuan keluar dari mulutnya.
"Nayla... lo tega banget nyuruh gue belanja segini banyak. Ini mah bisa buat makan orang sekampung, ih..." gerutu Sisi sambil terus membawa barang-barang itu menuju pintu rumah.
Ia membuka pintu itu perlahan, berjalan masuk dan menutup pintu itu kembali. Namun tiba-tiba langkah Sisi terhenti, ia hampir tak bisa melihat apapun karena rumah itu terlihat gelap. Tidak ada satupun lampu yang dinyalakan.
"Nay... lo di rumah, 'kan?" tanya Sisi.
"Nay?"
Hening, tak ada sahutan apapun dari dalam rumah itu. Sisi mulai meraba dinding untuk mencari stop kontak lampu di ruangan itu. Tidak lama lampu menyala, memperlihatkan isi rumah yang tidak berubah dari sebelum ia pergi, hanya saja rumah ini terasa sepi, karena sepertinya Nayla sedang tidak ada di rumah sekarang.
Sisi berjalan menuju dapur untuk menaruh barang-barang yang dibawanya. Beberapa langkah ia memasuki dapur, Sisi dikejutkan dengan teriakan yang muncul dari sampingnya.
"Happy Birthday!!!"
Teriakan itu terdengar diiringi dengan ledakan dari party popper dan tiupan terompet balon yang memekakkan telinga.
Sisi tertegun, rasa kaget masih menyelimuti tubuhnya walaupun kini seutas senyum mulai berkembang dari bibirnya.
"Happy birthday, Si!" seruan Nayla yang langsung memeluknya dan Tristan yang berada di samping kanannya membuat Sisi menatap mereka bergantian.
"Makasih ya? Lo berdua jadi repot gini bikin kejutan buat gue."
"Sekarang lo tiup lilinnya dulu," ucap Tristan yang menyodorkan sebuah kue ulang tahun lengkap dengan lilin di sekeliling kue itu.
Tepuk tangan terdengar ketika Sisi sudah berhasil memadamkan lilin terakhir yang menyala. Sisi mulai memotong kue itu, meletakkannya di piring untuk menghadiahi suapan pertamanya pada orang terpenting.
Namun, sesaat Sisi hanya terlihat diam memandangi potongan kue yang kini sudah ada di tangannya. Seharusnya potongan kue ini ia berikan untuk Digo, tetapi sekarang ia tidak ada di sini. Bahkan hingga sekarang, Digo belum juga menghubungi Sisi untuk sekedar mengucapkan selamat ulangtahun padanya.
Suara ketukan di pintu membuyarkan keheningan yang sesaat tercipta antara mereka bertiga. Nayla beranjak dari tempatnya untuk melihat siapa yang datang, tetapi Sisi dengan cepat menghentikannya.
"Ee... Nay, biar gue aja yang buka pintunya," ucap Sisi sambil meletakkan kembali kue yang ada di tangannya. Satu harapan yang muncul di benak Sisi, berharap orang yang ia rindukan berada di hadapannya saat pintu itu di buka.
Di balik pintu yang perlahan mulai terbuka, terlihat seseorang yang sudah berdiri menatap Sisi. Tatapan meneduhkan yang selama ini Sisi rindukan.
"DIGO!" Mata Sisi seketika berkaca. Harapannya kini menjadi kenyataan, dan itu menambah keyakinannya betapa Tuhan masih tetap menyayangi dan selalu mendengar doanya.
Digo tersenyum, senyum yang sudah beberapa hari tak lagi terlihat. Seketika Sisi berhamburan ke dalam pelukannya, mencurahkan segala rasa rindu yang sudah berhari-hari ia rasakan. Digo membalas pelukan itu erat, bahkan semakin erat hingga ia merasa takkan bisa melepaskan gadisnya ini.
"Aku kangen kamu," ucap Sisi di iringi isakan kecil dari benaman wajahnya di dada Digo.
Digo diam, ia menutup matanya merasakan saat dirinya berbagi rasa rindu ini dengan Sisi. Jika waktu bisa berhenti disini, jika waktu bisa di mulai hanya ketika kita saling melengkapi, batinnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/56462236-288-k658969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU ( Digo Sisi )
Fiksi Penggemar(Males ngerevisi lagi✌) Seorang anak baru yang terkesan sombong membuat Sisi selalu bertengkar tiap kali bertemu dengannya. Digo, nama anak baru yang terlihat tidak pernah suka bergaul dengan orang lain itu juga mudah kesal jika ada yang menyentuhn...