Bip ... bip ...
Getar ponsel di dekat pembaringannya membuat Sisi membuka mata. Tidak seperti biasanya, kali ini Sisi tidak dapat tidur nyenyak. Padahal biasanya obat penghilang sakit yang selalu diminumnya bisa membuat Sisi tertidur, bahkan saking nyenyaknya Sisi selalu bangun terlambat setiap hari. Namun kali ini ia harus merasakan rasa sakit itu sepanjang malam, karena obat sakit kepala yang diminumnya tidak bereaksi sempurna seperti biasanya.
Sisi mencoba meraih ponselnya, dan terlihat Digo yang setiap hari tidak pernah absen untuk menelponnya saat pagi tiba.
"Pagi ..." ucap Sisi seceria mungkin. Sisi tidak ingin Digo kembali menghawatirkannya setelah peristiwa tadi malam.
"Aku kira kamu belum bangun."
"Sekarang kan udah bisa bangun pagi. Kamu lupa? Kamu alarm nya?"
"Oh, aku cuma jadi alarm idup nih?"
"Emang ada alarm yang mati? Mana bisa bunyi kalo alarmnya mati!"
Digo terkekeh, ia tahu Sisi tidak mudah mengalah saat berdebat dengannya, dan itu membuat Digo terbayang saat pertama ia bertemu Sisi yang marah-marah di halaman sekolah.
"Kamu nggak papa kan?" tanya Digo tiba-tiba terdengar serius.
Sisi sedikit terperanjat, memikirkan apakah Digo bisa menebak kondisinya dari suaranya sekarang yang sudah Sisi paksa untuk seceria biasanya.
"Aku sakit sampai rasanya mau mati, karena kangen kamu."
Pipi Sisi seketika memerah karena malu sudah mengucapkan kalimat itu. Tetapi hal itu sukses membuat Digo tertawa mendengarnya.
"Aku juga kangen ..."
"Kangen siapa?"
"Siapa ya?"
"OMG, nggak bisa nyebut? Berarti gebetannya banyak dong."
Sekali lagi Digo tertawa. Digo bahkan ingin sekali mencubit pipi chubby gadisnya ini jika saja ada di depannya.
"Mandi gih, bentar lagi aku jemput."
"Kemana?" tanya Sisi penasaran. Sisi hampir lupa kalau ini hari minggu, pantas saja Nayla belum juga menggedor-gedor pintu kamarnya seperti biasa.
"Nanti juga kamu tahu."
"Ya udah, aku mandi dulu."
"Bye ..."
Panggilan itu terputus dan Sisi bangkit dari tempat tidurnya. Sisi mendesah pelan, berusaha menetralkan segala yang bekerja di tubuhnya untuk tidak mengganggu waktunya bersama Digo hari ini.
Beberapa saat Sisi habiskan untuk berdandan secantik mungkin, mempoles wajahnya dengan make-up tipis yang terlihat pas untuknya. Namun ia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa lelah pada kantong dimatanya yang terlihat membesar.
Sisi mengambil nafas dalam - dalam sebelum menghembuskannya dan mengembangkan senyum terbaiknya di depan cermin. Sisi ingin hari ini ia habiskan dengan penuh tawa bersama Digo. Ia tidak ingin mengingat lagi kejadian tadi malam yang untuk pertama kali membuatnya takut akan kehilangan hak Digo atas dirinya.
Suara ketukan pintu membuyarkan semua pikiran Sisi. Sisi segera melangkahkan kakinya menuju pintu, sementara Nayla terlihat asik menyantap roti gandum di meja makan.
Digo sudah berdiri di depan rumahnya, mengenakan hoodie berwarna abu yang senada dengan dress yang Sisi kenakan saat ini. Ditangannya juga terlihat setangkai bunga mawar putih yang tidak henti ia bawakan setiap hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/56462236-288-k658969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU ( Digo Sisi )
Fanfiction(Males ngerevisi lagi✌) Seorang anak baru yang terkesan sombong membuat Sisi selalu bertengkar tiap kali bertemu dengannya. Digo, nama anak baru yang terlihat tidak pernah suka bergaul dengan orang lain itu juga mudah kesal jika ada yang menyentuhn...