Part 4

917 68 2
                                    

Waktu menunjukkan jam 12:00. Aku dan "crew" ku sedang berkumpul bersama di ruang tamu, dan memastikan gak ada yang misahin diri. Karena, orang yang sedang sendiri adalah korban yang empuk dan yang paling disukai oleh setannya. "Mah, kalo aku mau ke toilet gimana?" tanyaku. mama lalu mengeluarkan ember.

"Di situ aja!" katanya, "Kalo laper?" tanya Rai. Mama langsung mengeluarkan hampir 50 biji sneakers, yang membuatku terheran, itu tadi ditaro dimanaa lagi.... "Makan ini aja!" kata mama. Aku bingung, perasaan tadi mama tenang sekali, kenapa sekarang mama terlihat panik? Papa yang menyadari hal itu juga, berusaha menenangkannya.

Tapi, gagal. Mama masih keliatan panik. Jam 12:15. Sama sekali gak ada kerjaan. Mama gak bolehin kita nyalain apa-apa, katanya itu bisa ngebuatin setannya tau kita dimana. Bahkan lampu aja dimatiin! Kita disuruh bernafas sepelan mungkin dan jangan bergerak, apalagi membuat kegaduhan.

5 menit kemudian, aku menyadari bahwa Rai dan Reyna ketiduran. Muka mereka lucu bangett! Mau dimakan, Ih! Tapi, mama berpikiran lain. Mama langsung membangunkan keduanya, "Kalian jangan tidur! Entar kalo setannya dateng, kitanya repot harus ngebawa kalian!" katanya.

"Mama kenapa sih? Kok kayaknya takut banget? Perasaan tadi tenang!" tanyaku akhirnya. Mamaku kaget, diam sebentar, lalu ngejawab, "Maaf, Cin. Mama cuman jadi inget dulu, dimana setan itu ngelempar mama dan teman-teman mama. Itu sakit banget! Mama inget, waktu itu kita semua perlu hampir setaun biar sembuh! Mama gak mau kalian semua ngalamin itu!"

"Gak apa-apa kok mah! Kan kita punya kekuatan kita sendiri, yang bisa mengusir setannya pergi!" hiburku sambil memperlihatkan Al-Qur'an yang aku pegang. Mama terlihat lebih santai, dan menyalakan lampu, dan membiarkan Rai Reyna tidur. Tapi, kita masih gak boleh ngebuat keributan.

Setelah itu, terasa lama sekali kita menunggu. Kerasanya kayak 2 jam! Aku lalu melihat jam kuno yang ada di pojok ruangan, "masih jam 12:00 ternyata....." butuh sesaat biar akunya sadar kejanggalan itu. "Hah? Tadikan udah jam 12:20... kenapa jam itu masih nunjuk jam 12:00?" tapi aku lalu mengira bahwa jamnya mati, jadi membiarkannya.

Aku lalu mengecek HP (Yang tadinya aku males keluarin) untuk mengkonfirmasi jam. Hah? Jam 12:00 juga... aku bilang ke mama tentang hal ini. "Kalau ini... sama kayak dulu. Setannya seperti mengehentikan waktu, agar kita terjebak di malam yang tiada berhenti." jelasnya.

"Satu-satunya cara agar kita keluar dari jebakan waktu ini adalah dengan membunuh setan itu. Dan itu gak akan terjadi kalo kita cuman duduk aja!! Nak, ayo kita buru setannya!" kata mama semangat. Walau dengan penuh keraguan, aku mengenggam Qur'an ku lebih erat dan mengikuti mama.

"Tunggu, aku juga ikut!" kata papa, "Jangan! Kamu disini aja, jaga kedua anak ini! Kalau setannya muncul disini, hanya kamu yang bisa menjaga mereka!" kata mama. Papa dengan penuh kekecewaan menurutinya dan duduk di sebelah Rai dan Reyna.

Lalu, kita berduapun berjalan, untuk mencari setan yang menganggu itu. Apa yang kita temukan, tidaklah kami perkirakan. 


Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang