Saat aku memikirkan caranya agar ayah yang berduka ini akhirnya bisa bergabung dengan keluarganya, Jonas masih dengan senang (aku tau soalnya dia melakukan ini sambil ketawa-ketawa) dia terus melempar-lemparkanku hingga akhirnya....
Hitam. Aku pingsan.
Aku gak tau apa yang terjadi pada periode ini, tapi saat aku sudah sadar, aku berada di kamarku. Aku mencium bau yang enak, dan suara mamaku, "Cintaa!! Bangun, entar telat masuk sekolah!!!" "Iya maah," kataku sambil bangun, merapikan selimut dan lari ke bawah.
"Mama, tadi aku mimpi serem banget!!" kataku. Hah? Iya! Semuanya cuman mimpi, kok. Tapi memang terasa sangatlah nyata dan menyeramkan sekali! Lalu, aku sarapan dan mandi, lalu memakai seragam sekolah, dan pamit ke ayah dan ibuku untuk ke sekolah.
"Aku pergi dulu ya mah!" ucapku dengan riang. Aku pergi ke sekolah, dan gak memperhatikan sosok hitam yang daritadi melihatku dari pojokan. Aku mikir dianya lagi ngeliatin orang lain. Saat sampai di sekolah, hal mengerikan telah ku sadari.
Mereka semua... dibunuh!
Siapa yang tega melakukan ini? Tiba-tiba, aku merasa ada hembusan udara dingin di telingaku, sambil membisikkan sesuatu, "Bangun...bangun...." dan aku melihat ke sekelilingku, dan gak ada siapa-siapa. Siapapun yang membisikkan itu, bukanlah dari dunia ini.
Lalu, aku langsung lari ke luar sekolah, dan menyadari bahwa langit menjadi gelap, awan-awan yang tadinya putih menjadi merah seperti darah. Orang-orang yang tadi aku sapa sekarang menjadi seperti setan-setan yang mengerikan, dan mereka semua melihatiku.
Salah, memelototiku. Bulu kudukku langsung berdiri dan aku dengan cepat berlari melewati mereka semua. Aku akhirnya berada di ujung lorong hitam, di mana ada sesuatu yang menunggu kedatanganku.
"Kenapa kamu gak bangun?" aku mendengar sosok itu berbicara, selagi dia berjalan mendekatiku. Aku melihat muka dia yang sudah membusuk selayaknya mayat yang sudah lama dikubur. Bau busuk dan tanah menusuk hidungku.
Tangannya yang sudah terlihat tulang-tulangnya membawa golok yang besar dan tajam, serta berlumuran darah.
Apa dia akan membunuhku? Ada apa ini? Kenapa... tadi perasaan semua masih biasa saja, kenapa tiba-tiba hal ini terjadi?! Aku lalu memikirkan apa yang dikatakan setan itu, bangun. Apa aku sedang tertidur? Apakah ini hanya mimpi buruk?
Aku lalu mulai menamparkan diri sendiri, berharap aku akan bangun. "Kamu mau bangun? Ayo, kubantu." kata setan mengerikan itu. Dia pun mulai berjalan perlahan ke arahku sambil mengayun-ayunkan goloknya dan bernyanyi-nyanyi.
Aku gak bisa dengar nyanyiannya, tapi suaranya sangat merdu membuatku lengah. Goloknya hampir mengenaiku, lalu aku tersadar.
"Kamu udah bangun?" kata si Jonas dengan mukanya dekat dengan mukaku. Melihatnya lebih dekat, aku bisa lebih jelas melihat fitur-fiturnya. Matanya yang berwarna hijau terang menusuk mataku dengan tatapannya yang mengerikan.
Mulutnya tersenyum memperlihatkan gigi dan gusinya yang sudah membusuk hingga berpadu warna hitam dan kuning. Dahinya yang besar memiliki luka yang melintasinya, terbuka hingga memperlihatkan tulang.
Aku langsung mendorong dia hingga dia mundur lalu tersenyum licik. "Akhirnya kau memiliki keberanian, pengecut," katanya yang membuatku marah, tapi aku sadar.
Aku gak akan bisa ngalahin dia dengan amarah, karena dia memiliki amarah berpuluh dekade tersimpan di tubuhnya yang membusuk, sementara selama hidupku, aku mendapatkan segala yang kumau hingga tak ada amarah dariku.
Aku lalu mulai mencoba kembali ke rencana awalku.
"Bi..bisa-bisanya kau membuatku berhalusinasi. Seperti kehidupanku biasa-biasa saja, hanya untuk dirusaki lagi sama kamu!" kataku mencoba membuat dia bereaksi.
Tapi, dia hanya diam melihat ke aku, "Jangan nyalahin orang..." katanya. Golok yang tadi ada di halusinasiku muncul di tangannya dan mulai diayun-ayunkan lagi.
"Ayo kita bermain.... seperti dulu saat kau bermain dengan istriku tercinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]
TerrorUlang tahun ke-13 yang berubah menjadi mimpi buruk dalam hitungan jam, melanjutkan petualangan orang tua mereka dulu.