Kita berdua lalu berjalan berdampingan untuk pergi ke taman, dimana Xander mencari ibunya dan aku mencari anak kembar itu. Di jalan, aku menceritakan Xander bagaimana aku bisa sampe ke sini. Dari pesta ulang tahunku, tiba-tiba ada setan, dia membunuh papaku, merasuki Rai, dan seterusnya.
Gak terasa, kita udah nyampai di taman. Taman yang Xander bilang dulunya cerah, penuh dengan tawa anak kecil, sekarang menjadi suram dan gelap (ya iyalah! Udah malem!)
Aku mengikuti Xander untuk mencari ibunya, karena aku ingat di buku mama, kalau dulu mereka tetap bersama agar tidak bahaya. Aku juga ingin mengikutinya. Kita mencari di perosotan, gak ada. Di Jungle Gymnya, gak ada.
Akhirnya, kita nyari di ayunan. "Xander! Aku ngeliat ada wanita, tuh!" kataku saat melihat figurin cewek lagi berayun di ayunannya. "Bener juga! Tapi, itu beneran ibuku, bukan? Jangan-jangan, itu Rai lagi yang mau menipu kita!" katanya. Pemikirannya masuk akal.
Aku menghampiri dia pelan-pelan, "Permisi, ibu...." ucapku halus. Aku melihat matanya yang berwarna sama dengan Xander, biru. Indah sekali! "Apa kamu sudah melihat anakku? Dia kira-kira lebih tinggi beberapa cm denganmu. Matanya berwarna biru, dan dia sering berada di taman ini. Aku mencarinya daritadi, dan gak ketemu." Tanyanya lembut.
Entah kenapa, aku yakin kalau ini beneran ibunya Xander, "Apa maksud ibu anak cowok di belakang ibu?" kataku sambil menunjuk ke Xander, "Ah! Iya! Xander! Kamu dari mana saja? Ibu sudah mencarimu daritadi!" katanya. Dia langsung berlari ke Xander dan memeluknya.
"Ibu... ada yang harus ibu ketahui..." kata Xander, berusaha buat gak nangis. Dia lalu mulai menceritakan, bagaimana saat dia pulang, ayahnya dibunuh oleh setan, dan dia ketemu aku, lalu ke taman ini mencarinya.
"Jadi... Kito... meninggal?" tanya ibunya sambil meneteskan air mata. Sepertinya, nama ayahnya Kito, karena lalu Xander menangguk. Ibu Xander terjatuh dan menangis. Xander berlutut dan memeluknya. Aku hanya bisa melihat.
Kenapa, saat orang di sekitarku sedang kesusahan, saat sedang sedih, aku gak bisa melakukan apa-apa? Aku memang gak berguna. Sial!
"Bagaimana kalau kalian sekarang mengungsi ke rumah teman kalian yang ada di luar kota? Bahaya kalau tetap disini!" saranku. Xander dan ibunya mengangguk setuju. Xander lalu membantu ibunya berdiri dan mulai berjalan keluar taman.
Tiba-tiba, Rai muncul di gerbangnya! "Kalian mau kabur? Gak boleh, gak boleh!! Inikan markasku! Kalian udah masuk tanpa ijin! Hukuman mati bagi kalian! AHAHAHAHAHAHA!" katanya dengan muka yang sangatlah senang. Sementara itu, aku melihat Reyna sedang dipegang Rai seperti boneka. Dia pingsan!
Aku lalu lari ke depan Xander dan ibunya dan membaca salah satu surat Al-Qur'an. Setannya mengerang kesakitan dan keluar dari badannya Rai. Aku melihat Rai seperti tersenyum lega dan Reyna terbangun. Sialnya, setan yang kabur itu merasuki Xander!
Mengingat cerita mama yang terakhir, saat mereka sudah besar dan Cinta merasuki anak temannya, aku menyuruh ibunya, "IBU! Panggil Xander sekarang! Cepat!!" ibunya terlihat bingung, tapi mengikutiku, "Xa...Xander!! Ngapain kamu terbang-terbang?! Cepetan turun! Entar kamu jatuh! Luka loh entar!" teriaknya.
Xander terlihat sadar dan ketakutan, "E...EH! Iya bu!! Jangan marah!!" dan langsung turun, sekaligus mengeluarkan setannya. Setan itu lalu kabur, tapi kita gak tau kemana. Kecuali Rai, yang suda dirasukinya dalam jangka waktu yang lumayan lama.
"Dia mau ke kuburan. Aku tau itu! Dia gak ngasih tau mau ngapain di situ, tapi yang aku tau dia pasti bakalan ke sana! Kuburan Kapines! Ayo, kita kesana mengejarnya!" dan kita mau berangkat, saat tiba-tiba Xander berteriak di belakang kita.
"TUNGGU!! Aku mau ikut! Aku gak mau ada yang ngalamin hal yang sama denganku, jadi aku mau membantu kalian!" "Tapi, bagaimana dengan ibumu?" tanyaku. Xander kaget seperti tidak memikirkan hal itu.
Dia lalu melihat ke ibunya, "Gak apa-apa, Xander. Ibu bolehin. Pergilah. Ibu bakalan ke rumah tetangga menunggumu," katanya. Xander tersenyum dan melihatku, "Iya, iya... ayo! Kita pergi sekarang!" kataku.
Xander lalu berpamitan dengan ibunya dan berjalan ke arah kami.
-Setan's POV-
Dasar anak-anak! Mereka akan tau rasa sehabis ini!!
"Teman-temanku, aku memanggil kalian!!" kataku, sambil melihat teman-temanku dulu, yang merupakan teman membunuhku saat aku masih hidup.
"Aku ingin balas dendam. Bantulah aku! Lagian, kalian pasti capekkan di kuburan terus?!"
Mereka setuju membantuku. Aku lalu memberi tahukan rencanaku, dan mereka pergi ke posisi masing-masing.
Anak-anak, maukah kalian main sebentar denganku dan teman-temanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]
HorrorUlang tahun ke-13 yang berubah menjadi mimpi buruk dalam hitungan jam, melanjutkan petualangan orang tua mereka dulu.