Part 17

467 38 1
                                    

Aku memandang muka mama, lalu memandang kalungnya. Begitu bolak balik hingga mama berkata, "Nak, apa yang terjadi kemarin malam?"

Bukannya itu cuman halusinasi doang? Apa maksud mama bertanya seperti itu? Kenapa ada kalungnya Cinta, yang seharusnya mama buang, di meja belajarku? Apa ada arti dari semua ini?

Itulah pertanyaan yang terus-terusan terulang di pikiranku, tapi yang bisa kukatakan waktu itu adalah, "Jonas...muncul."

Mama langsung melepas genggamannya dari pundakku dan menjauh. Papa yang tadi menyapu menjatuhkan sapunya dan memegang mama, disaat yang tepat. Karena sehabis itu, mama pingsan.

Papa lalu menggotong mama ke kamar mereka, dan dia lalu mengambil kursi sementara aku berada di sampingnya mama terus, berharap dia bangun. Papa kembali membawa 2 kursi dan menyuruhku duduk di salah satunya.

"Nah, Cinta. Ceritain apa yang terjadi kemarin malam," katanya. Aku lalu mulai bercerita. Dari pesta ulang tahun, Jonas muncul, papa meninggal, Rai Reyna, Xander, mama meninggal, hingga klimaks sebelum aku bangun.

Papa mendengar dengan seksama. Beberapa saat setelah aku selesai bercerita, mama bangun. Papa mencoba menjelaskan situasinya, tapi mama menolak, "Aku dengar kok apa yang tadi Cinta ceritakan," katanya tegas.

Dia lalu duduk di samping kursi. Aku menyodorkan minum dan mama meminumnya langsung. Setelah itu, mama mulai menjelaskan.

"Cinta, apa yang kamu alami sebenarnya gak akan bisa dihindari. Mama dari dulu tau kalau Jonas bakalan muncul, tapi terlalu takut untuk menerimanya. Sekarang, dia udah balik, mau membalas dendam.

Bukan cuman mama doang berarti yang menjadi targetnya, tapi seluruh teman-teman mama dulu. Pertama, kita harus memanggil mereka semua," katanya dengan tenang, tapi sepertinya masih agak shock.

Aku dan papa langsung menjalani perintahnya mama. Kita bertiga lalu mencoba mempertemukan mama dengan temannya dulu, satu persatu. Beberapa hari kemudian, mereka mulai datang satu persatu.

Tante Nira dan Om Roy, Tante Kayla dan Om Nishi, Tante Tinka dan Om Bryan, Tante Sita, dan terakhir Tante Kaitlyn. Anak-anak mereka dan yang gak berhubungan dengan ini, ditinggal di rumah.

Awalnya, mereka menceritakan kejadian aneh yang menimpa mereka juga, lalu dilanjutkan dengan kesenangan karena bisa bertemu lagi setelah bertahun-tahun. Mama bertanya apa pesan ayahnya masih disimpan teguh, dimana semuanya menjawab iya.

Lalu, mama mulai membicarakan si Jonas, "Kalian, masih ingat Jonas? Setan yang dulu berkolaborasi dengan Cinta? Dia udah kembali. Dia kemarin menteror keluargaku, dimana akhirnya anakku ini berhasil memecahkan masalahnya.

Dia kemarin dihantui oleh si Jonas, yang mengakibatkan kematianku dan Josh, tapi pada akhirnya dia lalu pasrah dan membaca Al-Fatihah, dimana itu seperti...menghancurkan kutukan si Jonas. Aku gak tau apa itu yang memecahkannya, atau yang lain.

Yang jelas, Jonas masih diluar sana, karena Cinta gak menidurkannya, sebab dia gak tau gimana caranya, dan, Jonas sudah jauh lebih kuat dibandingkan dulu. Kita harus tetpa bersama, hingga masalah ini selesai. Seperti dulu," jelas mamaku.

Mereka, termasuk aku dan papa, mendengarkan hal itu dengan seksama. Semuanya menangguk. Melihat mereka bersama, aku seperti melihat flashback saat mereka masih anak-anak dan harus melalui hal ini tanpa bantuan orang dewasa sedikitpun.

Disitu, aku mengerti, kenapa dulu aku sangat mengagumi mereka. Dan mereka pun mulai membuat rencana untuk mengistirahatkan si Jonas, seperti mereka dulu mengistirahatkan si Cinta, pada akhirnya.


Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang