Part 6

724 54 0
                                    

Udah kerasa kayak berapa jam kita bertiga duduk di ruang tamu, ditemani oleh papaku yang udah gak bernyawa. Aku lalu akhirnya berdiri, "Ayo mah, kita kubur papa," dan mama mengangguk. Aku mengambil sekop yang ada di gudang di halaman belakang terus aku lari ke tempat mama dan Reyna ada.

Aku langsung menggali lubang yang cukup besar untuk papa, sementara mama membungkus badan papa dengan kain kafan sambil menangis. Reyna hanya duduk saja, trauma dengan apa yang terjadi kepada kakaknya dan dia.

Akhirnya, aku selesai. Aku dan mama menaruh mayat putih itu ke dalam lubangnya. Menyakitkan. Selama waktu itu, aku berusaha keras untuk gak nangis. Karena aku ingat perkataan temanku, "Jangan nangis pas lagi di pemakaman, karena itu akan membebani si arwahnya!" sayang, mamaku tetap menangis keras.

"Mah. Aku gak mau ada yang ngalamin hal ini. Kita harus nangkep setannya itu!" kataku.

"Baiklah, nak. Tapi, kita gak tau ke mana dia pergi, lagian..." mama lalu melihat ke arah Reyna. Reyna yang sadar kalau perhatiannya ada di dia, berdiri, "Aku ikut. Aku mau mengambil kembali kakakku. Lagian, aku bisa membantu dengan mencarinya."

Kita lalu mengambil "senjata" kita, beberapa perbekalan dan keluar mencari Rai A.K.A setannya. "Kanan," kata Reyna. Kita berdua gak tau kenapa dia bisa tahu, tapi kita berasumsi saja bahwa itu kekuatan anak kembar.

Begitu terus, hingga akhirnya kita sampai ke... sekolahku? "Ternyata, kakak masih sadar. Kalau sedang malam-malam dan kita bosan, kita pasti akan menuju ke sekolah ini," kata Reyna menjelaskan. "Ini sekolah kalian?" tanyaku.

"Iya. Kamu kakak kelas kita, tapi aku yakin kamu gak tahu," kata Reyna, "Gak apa-apa. Karena kita juga baru pindah ke sini karena ada...masalah di sekolah lama kita," lanjutnya. Kita bertiga lalu memasuki sekolahnya itu.

"Mama jadi ingat dulu. Di sekolah, malam-malam...hal aneh terjadi, seperti sekarang," umbar mama, "Kalo begitu, aku lebih tenang sekarang, mengingat kita punya seorang ahli di samping kita!" kataku menghiburnya. Mama tertawa dan tersenyum.

Kita lalu memasuki sekolahku, tifak mengetahui apa yang menunggu kita di dalamnya.





Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang