Part 7

680 56 2
                                    

Heey, Author disini~~ bentar aja yaa! Author mau bilang makasih aja karena buku ini udah nyampe 1K! Moga-moga, bisa ngikutin kesuksesan buku pertama ya, amiiin! Ya, daripada basa-basi terus, langsung aja ke ceritanya yaa ^-^

THX~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku, mama, dan Reyna memasuki gedung yang sudah gak asing lagi buat aku lagi malam itu. Yang kita lihat... mengejutkan kita.

Mayat dan darah dimana-mana.....

Aku melihat teman-temanku, adek kelasku, bahkan ada guruku yang sedang bekerja lembur (Di hari Minggu, aneh....) dan aku hanya bisa jatuh di lututku. Reyna yang melihat teman-temannya terbaring tidak bernyawa, tidak bisa berbicara. Aku juga menyadari kalau mama sekarang sedang bingung, bagaimana caranya agar kita terhibur.

Karena itu, aku menghapus air mataku dan berdiri. "Reyna, mana kakakmu?" tanyaku ke Reyna. Reyna juga menghapus air matanya, "Ke sini," dan dia mulai menuntun kita. Mama terlihat lega saat kita menghibur diri sendiri.

Di perjalanan, aku menyadari bahwa kita sedang di kantin, "Mah, mau ambil perbekalan dulu gak disini?" tanyaku. Mama mengangguk. Selama memenuhi tasku dengan makanan dan minuman, Reyna "merasakan" aura kakak dia di dekat kita, dan langsung memperingati kita tentangnya.

"Kak Cinta, tante, kakak ada di dekat sini, dan... ah, itu dia di belakang kalian!!" katanya. Kita berdua lalu berbalik badan, dan melihat.... anak kecil? Keliatannya berumur 3 tahun, memegang lolipop, memakai jaket dan celana pendek, melihat ke kita sambil mejilati permennya.

"Umm... Reyna, kayaknya ada kesalahan..." kata mamaku, "Enggak, itu kakak!!" Reyna tetap ngotot. Hingga akhirnya, anak kecil itu berbicara, "Kakak Rai, menunggu.... Kakak Raikan, bos kita... dia minta aku jemput kalian..." dengan suara seperti hantu.

"Kamu... udah meninggal?" tanyaku, "Iya, karena kecelakaan. Mama sama papa gak pernah berhenti nangis, jadi aku gak bisa tenang arwahnya, dan berjalan-jalan di dunia ini selama 10 tahun lamanya. Sampai aku bertemu Kak Rai, yang menuntunku. Baur kali ini aku merasa mempunyai tujuan selama 10 tahun!" katanya dengan senang.

Dari muka mama, aku tahu kalau mama sedang mengingat papa. Tapi, kita bertiga lalu mengikuti anak kecil itu hingga ke kelas 8-2, "Huh...itukan kelas kita," kata Reyna. Kita lalu memasuki ruangan itu hanya melihat si Rai tertidur di meja paling depan.

"KAKAK!!!" teriak Reyna saat dia berlari mendekatinya, sebelum mama berteriak, "Reyna, JANGAN!!" tapi telat. Rai terbangun, tersenyum sinis, dan mengambil Reyna pergi.

Tanpa bantuan siapapun untuk mencari mereka, apa yang harus kita berdua lakukan?





Disastrous Birthday (School at Night 2) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang