Ansel's POV
Hari pertama MOS. Agak malas sih nge-MOS siswa-siswi baru. Tapi karena tuntutan jabatan yang aku pegang yaitu wakil ketua OSIS jadi mau nggak mau harus mau.
Dan satu lagi yang bikin aku semangat nge-MOS siswa-siswi baru. Naviah, ya nama itu. Dia itu teman adiku Adelia. Aku pernah melihatnya berkunjung ke rumah utama kami. Tapi aku jarang ke rumah karena aku tinggal di apartemen karena aku ingin lebih mandiri.
Oh iya! Namaku, Fansel Arthur Dashclin. Panggil aja Ansel. Keluargaku memang cukup kaya, tapi aku bukan anak manja yang hanya hobi memghabiskan uang orang tua.
Di sekolah juga aku termasuk 'Cool Boy', bersama ke-3 temanku. Yaitu, Fandy, Ficqyh, dan Fahri. Nama geng kami adalah '4FR', yang jika di sebut terdengar seperti Forever. Anggap saja itu doa agar kami selalu bisa bersahabat selamanya. 'F' itu adalah inisial nama kami, sedangkan 'R' setiap pacar kami harus mempunyai huruf 'R' di dalam namanya. Sama halnya dengan Viah yang memiliki nama belakang Parquest, jadi ada huruf R-nya.
Aku mengenal sosok Viah dari adiku. Anaknya lucu dan manis. Cewek manis lebih menarik dari pada cewek cantik menurutku. Dia juga pintar dan sopan, itu adalah daya tarik tersendiri buatku. Tapi dia sama sekali belum tahu tentangku.
Sampai saat ini aku hanya memandangnya dari jauh. Aku belum berani menampakan diriku di hadapannya. Aku melihat dia sedang uring-uringan mencari nama-nama anggota OSIS. Sebagai tugas pertama saat MOS
"Bro!"
"Ahh Fahri, apaan sih loh!"
"Mau sampai kapan lagi loh sembunyi. Samperin gih, kalau kayak gini nggak akan ada kemajuan"Aku agak berfikir sebentar.
"Iya sih lo bener juga tapi gue nggak tau mulai dari mana? Pelan-pelan gue akan deketin dia kok tenang aja"
"Yaudah gue pergi dulu. Lo jangan kelamaan, Viah itu paket komplit, pasti banyak yang ngantri"
"Hahaha nyantai aja bro"Aku punya ide!!!
Saat dia lengah aku mengendap-ngendap dan berusaha se netral mungkin. Aku menyelipkan kertas berisi Struktur organisasi OSIS. Semoga ini membantu, aku tidak tega melihatnya seperti itu.
Aku kembali melihat dari jauh. Dia sudah mengambil kertas itu. Awalnya mukanya bingung dan heran, aku agak sedikit kecewa. Tapi semuanya sirna saat senyum merekah di wajahnya.
Tugas tadi pun selesai di berikan. Tapi masih ada satu tuga lagi. Yaitu minta tanda tangan semua struktur OSIS. Itu Artinya dia juga akan meminta tanda tanganku karena aku Wakil Ketua OSIS
Aku tidak mungkin menghindarinya, itu pasti akan mempersulit pekerjaannya. Tapi aku juga tidak boleh mendatanginya, nanti dia malah curiga.
Kulihat dia sudah uring-uriangan meminta tanda tangan. Bahkan sebotol air mineralnya sampai habis, dan keringat telah bercucuran di wajah manisnya. Ini dia rencana B. B=Belikan. Korban uang dikit ngak apalah, nggak seberapa kok.
"Mba, sebentar kalau ada anak yang di sana itu beli minum, kasih geratis aja yah nanti saya yang bayar. Sama sekalian tissue-nya juga"
"Tapi den kalau dia tanya dari siapa? Mba harus ngomong apa?"
"Bilang aja ini rezeki buat dia"
"Oh ok deh den!"Binggo! Dia pergi membeli minuman. Wajah kebingungan kembali ia pasang. Tapi dia akhirnya mengambil minuman dan tissue itu. Dia duduk di taman, dan meminum minuman tersebut dan kembali menyeka keringatnya.
Ting- ada BBM masuk
FÃÑDŸ
"Kumpul di ruang OSIS sekarang! Bawa laporan penyelenggaraan Mos"FÂNSÊŁ
"Ok!"Aku harus ke ruang OSIS sekarang. Aku pun berjalan ke ruang OSIS.
"Kak! Kak!" Astaga!!! Bodohnya aku sampai lupa, bisa-bisanya aku melintas di depannya. Arghhh... Kenapa sampai salah jalan gini sih.
"Kak please tunggu! Aku mau minta tanda tangan kaka" sudahlah terlanjur basah. Tidak ada gunanya menghindar, kasihan juga dia.
Aku pun berhenti dan berlari. Dia menghampiriku dengan buku dan pulpen ditangannya dan juga wajah lelahnya itu.
"A-ada apa?" Tanyaku dengan gugup
"A-aku mau minta tanda tangan kak" dia gugup. Apa aku membuatnya gugup?
"Oh iya mana?"
"Ini kak?"Aku gemetar, karena takut dia curiga kalau aku menguntitnya seharian ini. Dan pastinya karena aku menyukainya.
"Kok kakak gemetaran? Kakak sakit yah?" Tanyanya. Perhatian banget sih
"Ahh nggak kok" jawabku"Ini udah selesai"
"Makasih kak" Ia lalu pergi"Tunggu!"Teriak-ku. Mungkin ini terlalu cepat.
"Kamu tau kenapa aku gemetaran tadi?"
"Nggak, emangnya kenapa kak?"
"Aku gugup ada di dekat kamu"
"Hah? Maksudnya?"
"Aku suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku" ucapku to the pointDia tampak terperangah dan kaget. Tiba-tiba dia mendengus dengan wajah yang sulit di artikan. Apa yang salah?
"Pasti kakak lagi ngerjain aku-kan. Kaya senior-senior yang lain sengaja bikin aku ke ge-eran. Ya kan? Maaf kak aku nggak mudah tertipu"
Lah kok malah begini. Aku kira dia bakal senang atau langsung nolak. Aku malah di kira bercanda lagi.
"Nggak aku serius! Kamu bisa tanya Adelia!"
"Ahh kakak pasti tau kan teman aku yang itu, yaudah kak maaf aku ngak bisa. Bukan nggak bisa jadi pacar kakak tapi aku nggak bisa di kerjain. Aku pergi dulu yah, tanda tangannya masih banyak yang kosong. Bye"Yahh kok malah jadi begini sih. Heh harus minta bantuan Adelia nih. Kalau dia langsung nolak sih mungkin aja karena pasti dia ngerasa aneh.
Tapi malah di kira kerjain dia. Tapi dia bilangkan nggak bisa di kerjain, bukan nggak bisa jadi pacar. Mudah-mudahan masih ada kesempatan.
Astaga rapat OSIS!!! Bisa kena amukan se organisasi nih. Aku langsung berlari ke ruang OSIS.
•••••••••••••••••••••••
Ternyata Ansel pelakunya. Tapi kasihan yah, dia nyatain perasaan malah di kira becanda. Kepo kan? Makanya baca terus. Kalau yang tertarik sedikit jadinya cerita ini nggak aku terusin.
BTW yang di mulmed itu Ansel yah. Kalau kalian punya imajinasi sendiri juga nggak apa-apa. Mau bayangin orang aslinya juga boleh.
Tapi kalau kalian nggak tertarik biasa aja yah, kalau nggak suka jangan dibaca!!! Bakal gue hapus kok tenang aja gue juga tau diri. Nggak kaya orang yang ngomongnya brengsek tapi nggak sadar diri. Jangan munafik deh!!!
Seperti biasa.
VOTE AND COMMENT
YAN💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tangan Kakak OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction{CERITA TELAH DI PERBAHARUI SILAHKAN BACA ULANG !!!} Musim mos kali ini ada yang dapat tugas minta tanda tangan kakak-kakak OSIS? Sama aku juga, sampai-sampai aku bertemu Ansel. Kakak kelas tampan yang ternyata adalah kakak sahabatku. Kakak kelas...