Ansel's POV
Hari ini adalah hari yang sangat menggembirakan. Hari ini adalah hari penaikan kelas. Aku berhasil naik ke kelas 12 grade terakhir di SMA. Viah juga sudah naik ke kelas 11.
Prihal pembalasan waktu itu aku sudah melakukannya. Aku memeluknya hingga ia hampir kehabisan nafas. Aku memeluknya di tengah lapangan. Dan membuat kami jadi bahan tontonan se-isi sekolah.
Namun, karena sebentar lagi aku akan lulus berarti aku akan meninggalkan sekolah ini. Bahkan aku akan meninggalkan negara ini. Dan itu artinya aku juga akan meninggalkan Viah.
Kuliah di Amerika. Itu sudah menjadi cita-citaku sejak dulu. Dan aku tidak mungkin membatalkannya. Tapi Viah juga sangat penting buatku.
Mungkin jika dia mampu menyimpan hatinya untukku aku bisa agak tenang sedikit. Apakah dia mau menungguku. Sehingga aku bisa menikahinya, aku juga sekolah untuk kepentingan masa depan kami.
Sore ini aku mengajaknya ketemuan di taman. Taman ini menjadi saksi bisu saat aku menyatakan perasaanku pada Viah dan di balasnya.
"Hai kakak Ansel!!!"
"Ihh apaan di panggilnya kayak gitu"
"Hahahah. Udah lama nunggu?"
"Belum kok"Aku tersenyum. Bagaimana caranya yah aku beritahukannya. Aku bingung harus mulai darimana. Aku hanya takut kehilangan Viah. Sungguh aku tidak sanggup membayangkan itu.
"Rencananya kita kemana nih?"
"Ke mall kek, makan kek, atau kemana aja yang penting sama kamu"
"Ya udah kita jalan-jalan yuk, aku pengen makan martabak dekat bundaran"Kami pun makan martabak di dekat bundaran. Warung itu memang manjadi tempat makan kami bersama dengan sahabat-sahabat kami tentunya.
Saat tiba kami langsung duduk di salah satu tempat di warung martabak itu. Lalu Viah memesan, aku harus mulai pelan-pelan.
"Gimana nilai-nilai kamu bagus?"
"Alhamdullilah. Kamu?"
"Bagus juga kok"Hening sejenak, dan pesanan kami pun datang.
"Viah?"
"Iya"
"Apa kamu bakal ninggalin aku"Dia menyerngitkan dahinya binggung.
"Kok nanyanya gitu sih. Yah nggak akan lah, kalau nggak ada alasan yang jelas"
"Apa kalau aku nggak disini hati kamu tetap buat aku?"
"Ya iya dong"
"Apa kami mau tetap nunggu aku dan jaga hati kamu buat aku selamanya?"Dia diam seperti ekspresi bingung padaku.
"Something wrong!!!"
"Something wrong?"
"Iya ada apa sih sebenarnya. Kalau ada sesuatu jujur aja Ansel. Aku bakalan beri-in solusi terbaik"Aku pun menarik nafas dalam-dalam dan mulai menjelaskannya.
"Kamu tahukan aku udah kelas 12?"
"Iya"
"Kamu tahu jugakan habis itu aku tamat dan bakal kuliah?"
"Iya"Dia masih menatapku heran.
"Sebenarnya aku udah berencana kuliah di Amerika dan itu udah menjadi cita-cita aku dari kecil"
"Terus"Dia masih dengan wajah tenangnya.
"Dan itu artinya kita bakalan pisah Viah. Aku takut saat aku kembali lagi nanti hati kamu bukan buat aku lagi, bahkan mungkin udah ada laki-laki lain di hidup kamu. Aku nggak akan sanggup kalau hal itu terjadi. Tapi aku juga nggak bisa batalain kuliah di Amerika, itu udah menjadi cita-cita aku sejak kecil. Dan aku juga pengen banggain orang tua aku. Aku binggung Viah, aku beneran cinta sama kamu. Dan aku juga nggak bisa ngelepasin kamu"
Dia mendengus namun masih menatapku dengan wajah tenangnya. Dia lalu menggenggam kedua tanganku.
"Denger yah Fansel Arthur Dashclin, dimana pun kamu hati aku cuman buat kamu. Dan aku nggak akan halangin kamu mengejar cita-cita kamu. Aku ngerti ini juga demi masa depan kamu, mungkin juga masa depan kita. Aku akan simpan hati aku buat kamu, dan walaupun kita udah lost contac aku akan tetap nungguin kamu sampai kapanpun. Lagi pula di tengah-tengah kita ada Adelia, dia akan jadi benang merah untuk kita. Aku sama dia itu sahabatan lama dan pasti kita nggak akan kehilangan jejak satu sama lain. Kamu tenang aja, apapun hal yang kamu lakuin aku selalu dukung itu"
Aku membalas dengan menggenggam tangannya lebih erat.
"Apa kamu serius Viah?"
"Iya Sel, aku janji hati ini cuman buat kamu. Aku tunggu sampai kamu kembali, anggap aja semua ini juga buat masa depan kita. Mungkin juga aku akan lanjutin kuliah aku di Australia"
"Australia?"Aku agak kaget, kami akan sangat jauh pastinya.
"Iya, Aku ingin temenin Oma dan Opa aku di sana"
"Iya, aku ngerti. Kamu juga harus mempersiapkan masa depan kamu"
"Sekali lagi, aku janji hati aku cuman buat kamu!!!"Aku semakin menggengam tangannya dan menatap wajahnya dengan serius dan penuh ke tegasan.
"Aku juga janji, aku akan jaga hati aku buat kamu. Jangan selingkuh!"
"Never in million years!!! Jangan ada wanita lain!"
"Never"
"I promise!"
"I promise too!"Aku legah telah mengatakannya. Aku sangat mencintainya tuhan, jagalah dia selalu untukku saat aku jauh darinya nanti.
Simpankannlah wanita ini untukku tuhan. Aku janji hatiku akan kembali berlabuh padanya saat semua ini sudah selesai.
Aku bersumpah akan bekerja keras dan belajar keras sewaktu di Amerika nanti, agar aku dapat membahagiakannya kelak.
Akan selalu ku tuntun dia ke jalan yang benar, dan kami akan jadi keluarga yang selalu di jalanmu nanti.
•••••••••••••••••••••••••••••
Alhamdulillah akhirnya bisa update. Yeay Author naik kelas. Cerita ini bakal aku finish-in di ramadhan ini *insya Allah. Tapi epilognya mungkin nyusul habis puasa. Ini tergantung paket autor yah aktif apa enggak. Makanya readers rajin" isi-in author pulsa.
Btw yang di mulmed itu masih Viah sama Ansel. Dan Ekstra part tentang kehidupan nyata akan tetap autor kasih buat para readersku tercinta.
Comment kalian masih kurang, semakin banyak yang comment semakin cepat aku update. Dan minta tolong yah, promosiin cerita author ini sama teman" kalian. Kalau perlu BC di BBM 😂😂😂🔫💨
Ok
VOTE N COMMENT
YAN💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanda Tangan Kakak OSIS [COMPLETED]
Teen Fiction{CERITA TELAH DI PERBAHARUI SILAHKAN BACA ULANG !!!} Musim mos kali ini ada yang dapat tugas minta tanda tangan kakak-kakak OSIS? Sama aku juga, sampai-sampai aku bertemu Ansel. Kakak kelas tampan yang ternyata adalah kakak sahabatku. Kakak kelas...