Chap 21 : Help Me Adel

2.6K 120 0
                                    

Author's POV

Tit...
Tit...
Tit...

Entah sudah berapa kali Ansel mendial kontak Viah. Namun hingga sekarang belum ada jawaban. Nomornya aktif dan tidak sedang sibuk, namun tak kunjung juga di angkat.

Viah pasti masih sangat kesal karena Taylor, hingga mengabaikan ribuan panggilan dari Ansel. Jari-jarinya bahkan sampai pegal untuk berusaha menggubungi Viah.

Pikirannya entah melayang jauh kemana, sibuk mengatur kata demi kata untuk menjelaskan pada Viah. Belum lagi jantungnya yang berdegub kencang. Harap-harap cemas kalau Viah marah dan minta putus.

Semua hal ini membuat Ansel pusing. Ternyata LDR tidak segampang yang ia pikirkan. Mungkin gampang kalau dia tidak terlalu tampan, hingga memunculkan jalang-jalang baru belajar macam ini.

Adel juga sudah ia hubungi berulang kali namun tidak di jawab. Heran, yang pacarnya kan Viah. Adel yang adiknya malah ikutan marah dan membela Viah yang notabane-nya adalah sahabatnya.

***Phone on***

"Halo Adel"

"Halo" ucap Adel serak

"Syukurlah akhirnya kamu angkat juga, kamu tau nggak kakak udah ratusan kali telpon kamu" ucap Ansel penuh dengan penekanan

"Hoamm... lagian kakak ngapain sih nelpon pas lagi tidur siang, nggak sopan tau" ucap Adel dengan suara serak khas bangun tidur

"Adel nggak usah nyindir deh. Mending kamu bantuin kakak telponin Viah jelasin yang sebenarnya terjadi dan suruh angkat telpon kakak. Kakak udah telpon dia mungkin sampai seribu kali tapi nggak di jawab. Kakak khawatir Adel"

"Mungkin menurut Viah ngangkat telpon pada jam tidur siang nggak sopan jadi dia nggak mau ngangkat. Lagian kakak nggak sopan tau nelpon pada jam tidur siang. Nggak tau apa di Indonesia jam segini itu jam tidur siang"

"Adel pleaseee tolong kakak dong. Jangan nyindir terus"

"Iya! Iya! Ehhh btw salam aku balik aku udah di sampaiin belom sama telor"

"Taylor, Del. Kalau kesel juga jangan di ganti nama orang"

"Terserah kakak deh belain aja dia. Yang bikin nama cendol emang siapa yah?"

"Bukan belain Del, cuman ngelurusin. kakak udah sampaiin kok salamnya"

"Oh bagus deh"

"Emang kenapa sih?"

"Enggak, cuman pengen nonjok"

"Husthhh... kamu nih. Lagian yang kena masalah Viah yang marah malah kamu"

"Kakakku tersayang aku ini juga perempuan jadi aku paham banget gimana rasa sakitnya di maki-maki sama selingkuhan pacarnya. Walaupun aku belum pernah ngalamin dan jangan sampe deh, amit-amit"

"Kakak nggak selingkuh adel. Jangan ngaco deh makanya punya pacar"

"Ehhh aku punya pacar ya!"

"Tapi pacarnya jauh!"

"Kakak sama Viah jauhan mana sama aku?!"

"Iya... iya terserah kamu sekarang bantuin kakak"

"Iya! Iya! Gimana mau bantuin kalau kakak nelpon. Matiin dulu!!!"

"Ehh iya"

"Hal-"

Tit...
Tit...
Tit...

***Phone Off***

Adel melihat layar ponselnya dan panggilan sudah dimatikan secara sepihak tanpa aba-aba yang jelas. Adel hanya mampu menghela nafas, dengan ulah mengesalkan kakaknya.

Tanda Tangan Kakak OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang