Chap 34 : Marry Your Daughter

2.7K 106 4
                                    

Author's POV

Saat ini Viah dan Ansel sedang berada dalam pesawat menuju Indonesia. Setelah melewati liburan di Beijing mulai dari mengunjungi tempat-tempat berejarah, makan malam romantis di salah satu restoran mewah, dan menghabiskan waktu bersantai di pinggir pantai, mereka langsung memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Mereka sangat tidak sabar membawa kabar gembira prihal lamaran yang telah Ansel utarakan dan mengumumkan mereka akan menikah.

"Ansel...." Tegur Viah

"Iya sayang?"
Ansel yang sedang membaca majalah yang disediakan pesawat langsung menolehkan kepalanya kearah Viah.

"Bagusnya nanti kamu kasih tau orangtua aku dulu atau orangtua kamu dulu kalau kita mau nikah?"

"Kayaknya aku kasih tau orangtua kamu dulu deh. Kan malu juga sama Ibu aku kalau udah bilang mau nikahin kamu, tapi lamaran aku di tolak sama Papa kamu" Viah langsung menepuk bahu Ansel.

"Ihh apaan sih, yang ada Ibu kamu yang nolak aku jadi menantunya"

"Nggak mungkin. Waktu aku mau berangkat ke Amerika dia janji sama aku bakal lamarin kamu buat aku setelah aku lulus, dengan syarat aku kuliah yang benar"

"Ibu kamu ngomong gitu?" Tanya Viah terbelalak kaget.

"Iya. Ibu aku itu udah seneng sama kamu. Bahkan udah jadi rutinitas dia beberapa bulan terakhir ini nanyain aku kapan nikah sama kamu, udah pengen punya cucu katanya. Aku sampe pusing sendiri"

"Hmm... bikin pusing gitukan dia Ibu kamu"

"Bakal jadi Ibu kamu juga kali" jawab Ansel yang membuat Viah terkekeh.

Viah kembali mengalihkan perhatiannya ke jendela, menyembunyikan rona merah di wajahnya. Ansel tadi bahkan mengatakan Ibunya sudah menagih cucu dari Ansel. Setelah menikah mereka akan punya anak dan tentunya untuk mendapatkan anak membutukan proses. Artinya Viah dan Ansel akan...@#$%&...

'Ahh sudahlah' batin Viah yang membuat wajahnya semakin memerah memikirkan hal itu. Berciuman dengan Ansel saja sudah membuat jantungnya tidak karuan apalagi...@#$%&... 'Ohhh berhenti memikirkan itu' batin Viah sekali lagi.

"Sayang kamu kenapa?" suara Ansel mengagetkan Viah.

"Kenapa apanya?" Viah bertanya dengan panik.

"Lagi mikirin yang aneh-aneh yah?" Viah semakin panik, takut-takut Ansel Bisa membaca pikirannya.

"Aneh-aneh apaan sih?" wajahnya kembali memerah yang membuat Ansel terkekeh pelan.

"Yaudah sini tidur aja. Biar nanti kamu nggak kecapekan, banyak yang harus kita urus"

Ansel menyandarkan Viah dipundaknya membiarkan wanita itu tertidur. Sebelah tangannya memeluk pundak gadis itu, dan tangan bebasnya membelai rambut Viah menyalurkan kenyamanan pada gadis di pelukannya itu.

***** *****

Setelah mereka mendarat Ansel mengantarkan Viah ke rumahnya terlebih dahulu. Dia sudah memberi tahu Viah untuk mengatakan kepada Papanya kalau Ansel akan datang besok malam. Bukannya ingin menunda-nunda, hanya saja Ansel rasa Viah masih kelelahan setelah perjalanan panjang mereka.

"Papa... Mama..." teriak Viah dari arah tangga, dan mendapati orangtuanya sedang bersantai di ruang tengah

"Iya sayang, jangan teriak-teriak" ucap Mama Viah

"Besok Papa sama mama sibuk nggak?"

"Enggak tuh. Besok nggak ada rapat yang lama-lama kok, paling sore kita udah pulang. Emang kenapa sayang?" Tanya Mama Viah

Tanda Tangan Kakak OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang