Chap 20 : New Problem

2.4K 135 2
                                    

Author's POV

"Bye Viah!"

"Bye"

Adel langsung memutar mobilnya. Dia tidak sabar lagi ingin sampai rumah dan memaki kakaknya di telpon. Berani-beraninya dia berkencan dengan perempuan lain sedangkan disini kekasihnya mati-matian menunggunya.

Adel segera memasuki kamaranya dan mengambil ponselnya, mencari kontak Ansel. Adel menempelkan hadphonenya di telinga menunggu jawaban dari sebrang sana.

***Phone on***

"Hallo kakak dimana?"

"Assalamualaikum Adel!"

"Waalaikumsalam kakak dimana?"

"Kakak di jalan Adel. Emangnya kenapa sih buru-buru banget, main nyerocos aja"

"Ohh udah pulang yah dari acara makan malamnya? Ya udah telepon aku kalau udah sampai bye"

***Phone off***

Adel langsung menutup telpon tanpa menunggu jawaban dari Ansel. Sedangkan Ansel hanya terdiam dan menatap bingung layar ponselnya.

'Dari mana dia tahu kalau aku ada acara makan malam' batin Ansel

Ansel kembali memfokuskan matanya pada jalanan. Dia sedang menyetir dan kalau sampai ada apa-apa akan repot jadinya. Mereka tidak langsung pulang, mereka akan berjalan-jalan dulu ketaman untuk sedikit refresing.

"Siapa yang menelpon Ansel?" Tanya Taylor dari bangku belakang

"Adik perempuanku"

"Ohh kau memiliki adik perempuan. Sampaikan salamku padanya"

"Ya tentu"

Martin hanya memutar matanya malas. Taylor benar-benar cari perhatian pada seorang pria yang jelas semua orang tahu hanya menaruh hatinya pada satu wanita.

Selama di AS Ansel bahkan tidak berubah dari awal menurut Martin. Dia sama sekali tidak terpengaruh budaya ataupun pergaulan disini yang terbilang cukup bebas. Dia adalah lelaki baik-baik, yang sering di anggap cupu. Karena dia berciuman saja tidak pernah, bahkan berjalan dengan perempuan pun hanya dengan Taylor.

Mereka pun sampai di taman. Pada malam hari taman ini memang cukup ramai dengan kelap kelip lampu yang indah. Padahal cuaca AS sudah mulai dingin, namun masih banyak anak-anak yang berlarian bermain di taman ini. Terlihat juga beberapa pasangan kekasih yang sedang menikmati udara malam AS.

"Ehh aku mau menelpon adikku sebentar"

"Ya" kata Martin

Ansel pun menjauh sedikit. Mencari tempat yang sepi untuk menelpon agar tidak terganggu dengan kebisingan taman.

***Phone on***

"Halo Adel. Ada apa sih sebenarnya? Apa yang kamu mau bilang sama kakak?"

"Kakak lagi dimana sekarang?"

"Kakak lagi di taman. Kamu dari tadi nanyain kakak dimana mulu"

"Ohh lagi kencan yah sama ceweknya?" Tanya Adel sinis

"Adel maksud kamu apa sih? Cewek apa?"

"Itu sama cewek yang tadi ngangkat telpon dari Viah terus maki-maki Viah"

"Hah! Siapa?"

"Ohh dia belum bilang yah. Atau kakak yang ngabaiin karena makan malamnya penting banget"

"Adel please jangan bertele-tele. Siapa  yang maki-maki Viah?"

"Yah mana aku tahu. Tadi Viah itu nelpon kakak dan yang angkat cewek dan dia bilang kakak nggak bisa di ganggu lah, lagi makan malam penting lah, nggak sopan lah. Huhhh pokoknya sok ngatur gitu. Kakak tau? Viah sampe nangis! Kakak kalau selingkuh juga yang bener dong jangan sampai ketahuan! Kalau emang udah nggak cinta putusin tuh anak orang jangan di sakitin dulu baru di tinggalin. Pengecut banget sih!!!"

Tanda Tangan Kakak OSIS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang