part 6

3.2K 112 2
                                    

Flashback...

Prilly sudah di pindahkan ke ruang perawatan, gritte kini sedang menunggu prilly sadar dari tidurnya. Sedangkan arif ia sedang mengurus administrasi untuk prilly.

"Prilly bangun dong,lo enggak kangen apa sama gue,seminggu lo ngurung diri di kamar dan sekarang lo terbaring disini. Ayo dong prill bangun lo denger guekan." ujar gritte meneteskan airmatanya.

"Tte." panggil prilly lirih.

"Prill lo bangun." ucap gritte tak percaya,prilly hanya membalas dengan senyuman. "Lo mau apa prill?" tanya gritte.

"Gue haus tte." ujar prilly. Gritte pun segera mengambilkan air minum untuk prilly.

KREEEKKK...pintu ruangan prilly terbuka masuklah arif lalu menghampiri gritte dan prilly.

"Prill udah bangun?" tanya arif,prilly hanya tersenyum.

"Prill,sebenarnya ada apa sama lo?"tanya gritte.
Prilly terdiam dan menatap langit kamar rumah sakit.

"Kenapa kalian bawa gue ke rumah sakit?" tanya prilly dengan pandangan lurus menatap langit kamar.

Gritte dan arif saling padang tak mengerti ucapan prilly. "Kenapa kalian diem aja?" tanya prilly.

"Prilly lo itu sahabat gue,gue enggak mau lo kenapa-napa. Gue takut kehilangan lo sama seperti kehilangan rassya, prill."ujar gritte terisak.

"Kenapa tte? kenapa kalian enggak ngebiarin gue mati.KENAPA??" Ucap prilly dengan nada tinggi dan terisak. "Lo enggak perlu bawa gue ke rumah sakit tte, percuma gue hidup udah enggak ada gunanya lagi..hikss..hiksss..." lanjut prilly. Gritte pun langsung memeluk sahabatnya.

Arif yg melihatnya ikut sedih meski tidak tau apa yg sedang di alami prilly.

"Lebih baik gue mati tte, percuma gue hidup."ucap prilly yang berontak dari pelukan itte.

"Prill, lo tenang dulu, lo cerita sama gue apa yang buat lo kaya gini?" ujar gritte terus menahan prilly di pelukkannya.

Prilly terus meronta ronta dipelukan gritte,dengan sekuat tenaga gritte tetap memeluk sahabatnya. "Lepasin gue tte...lepasin...".ujar prilly.

PRAAAKKK....sebuah tamparan dari grirte mendarat di pipi prilly, prilly pun terdiam memegangi pipinya dan gritte kembali memeluk erat sahabatnya.

"Prill pliss cerita sama gue apa yg buat lo kaya gini?" tanya gritte lagi.

"Tte....ali..?"ujar prilly.

"Iya kenapa sama ali...?"tanya gritte tidak sabar.

"Ali merenggut kesucian gue malam itu.?" ujar prilly pada gritte. Gritte dan arif saling pandang mereka begitu terkejut bahkan rasanya seperti tersambar petir di siang bolong mendengar penuturan prilly.

"Biar gue kasih pelajaran ke tuh cwo !!!"ujar arif.

"Jangan rif, biar gue selesain semua masalah gue sama dia."ucap prilly.

"Kalau nanti lo apa apain sama dia lagi gimana prill?" ujar arif.

"Sayang kita cukup ngawasin prilly dari jauh aja." ucap gritte.

"Sekarang kalau ada apa-apa lo cerita yah prill sama gue." ujar gritte dan prilly hanya mengangguk, gritte kembali memeluk sahabatnya.

Tiga bulan setelah kejadian ali merenggut kesucian prilly mereka tidak pernah lagi bertemu, prilly yang periang kini menjadi pendiam dan lebih suka menghabiskan waktunya sendiri.

Siang ini prilly berada di kampus karna ia ada jam kuliah siang, seperti biasa ia selalu di antar oleh gritte. Gritte tau prilly masih harus dalam pengawasan,ia takut kalau prilly akan melakukan sesuatu yang bahaya untuknya.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang