part 7

3.1K 120 1
                                    

Rassya yg mendengar cerita sahabatnya ikut sedih,bahkan merasa bersalah karna tidak bisa menjaga sahabatnya dari lelaki brengsek seperti ali.

"Terus prill mama papa lo akhirnya tau kalau lo hamil?" tanya rassya.

"Mama yang awalnya tau karna permintaan gue yang aneh-aneh dan terkadang gue juga sering mual kalau lagi sama mama. Dan kecurigaan mama terbukti waktu mama panggil dokter untuk meriksa keadaan gue waktu itu." jelas prilly.

Prilly bercerita sambil meneteskan aimatanya meluapkan kesedihannya bertahun tahun ini.

"Setelah nyokap bokap lo tau apa respon mereka prill? apa mereka nyuruh lo untuk ngegugurin janin lo atau mereka tetap ingin janin lo hidup walau tanpa seorang ayah?" tanya rassya lagi.

"Gue sempet berpikir mama papa akan nyuruh gue buat gugurin janin gue tapi ternyata mereka malah nerimanya dengan lapang dada,bahkan mereka selalu menyalahkan diri mereka yang enggak bisa ngejaga gue. Tapi menurut gue semua ini bukan salah mereka,ini udah takdir, sya. Sampai gue lulus S1 dan usia kandungan gue yang memasuki bulan ke 8, gue lebih memilih balik ke jakarta. Karna gue enggak mau nyokap bokap gue di bicarain yang aneh-aneh sama orang sana tentang perubahan tubuh gue, tibanya gue di jakarta. Gue memilih untuk tinggal bareng gritte dan saat itu kita sama-sama buka usaha kue kecil-kecilan yang di jual keliling kampung dan pada akhirnya sekarang gue punya toko kue sendiri hasil jerih payah gue dan gritte." ucap prilly kembali.

Rassya begitu bangga punya sahabat seperti prilly,yang berusaha berjuang demi hidupnya walau menanggung malu resiko yang ia terima. Tanpa sadar rassya meneteskan airmatanya ia begitu terharu atas cerita prilly.

"Sya, lo kenapa nangis?" tanya prilly.

"Gue bangga sama lo prill,lo wanita hebat. Lo mampu ngelewatin cobaan yang allah berikan ke lo." ujar rassya. "Btw lo bilang nama anak lo ali, kenapa lo pake nama sih laki-laki brengsek itu?" tanya rassya lagi.

"Gue juga enggak tau kenapa gue bisa namain putra gue aliandra, mungkin rasa cinta dan benci gue terhadap ali ayahnya itu yang mendorong gue untuk kasih nama anak gue yang sama dengan ayahnya." jelas prilly.

"Sumpah prill gue benar-benar bangga sama lo, kapan-kapan boleh yah gue ketemu sama ali anak lo."ujar rassya.

"Boleh sya."jawab prilly.

Seharian berada di cafe dan asik mengobrol prilly dan rassya kini kembali ke kamar mereka masing-masing, karna besok siang prilly akan kembali ke jakarta.

Keesokkan harinya prilly sudah siap untuk kembali ke jakarta, tidak lupa ia membelikan oleh-oleh untuk putra dan juga sahabatnya. Setelah itu ia segera menuju bandara karna pesawat akan take off pukul 2 siang, sambil menunggu pesawat take prilly menyibukkan dengan membaca buku yg menjadi kebiasaannya sejak dulu.

"Hai." sapa seseorang yang kini berada di samping prilly.

Prilly menoleh ke asal suara yg berada di sampingnya dan ia begitu terkejut saat melihat pria yang berada di sampingnya itu adalah daniel artama teman ali dulu. Prilly pun langsung bangkit dari duduknya meninggalkan daniel, tapi daniel terus mengejar prilly. Prilly semakin mempercepat langkahnya untuk menghindari daniel, tapi langkahnya terhenti saat prilly menabrak seseorang yang tak lain adalah rassya sahabatnya.

"Prill lo kenapa? kenapa muka lo kaya orang ketakutan gitu?" tanya rassya.

"Sya pliss tolong gue." ujar prilly.

"Prilly tunggu !!" panggi daniel yang mendekati prilly yang bersembunyi di belakang rassya.

Rassya dengan cepat menahan daniel dan menggenggam erat tangan prilly memberikan prilly kenyamanan.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang