Part 2

1.8K 63 2
                                    

Lomba mendongeng akan diwakili oleh... Dina Sania, lomba pidato akan diwakili oleh Vinka Violita, lomba membaca puisi diwakili oleh Amar Abdullah, lomba menulis puisi diwakili oleh Asri Lestari, lomba menulis cerpen diwakili oleh Airin Anggraeni. Untuk yang belum terpilih bukan karena tidak bagus, tetapi kami pilih yang paling baik dari yang terbaik, nahh ibu minta ada dua orang yang mau ikut untuk mendokumentasikan saat lomba nanti"

Aku tidak percaya dengan kata-kata Bu Indah, serius aku lolos seleksi? Rasa senang dan terkejut memenuhi perasaanku.

"Sep?" panggilku memastikan bahwa Asep baik-baik saja.

"Muka lo gak usah takut gitu kali Rin, gue malah seneng gak lolos, jadi gue bisa ke rumah tante gue buat ngambil kucing" kata Asep menyengir kuda.

"Jadi yang ke rumah tante lo itu beneran? Rese lo Sep, gue kira bercanda, gue udah takut lo bakal marah atau kecewa" kataku cemberut dan Asep malah semakin menyengir.

Setelah dibicarakan, kami memutuskan dua orang yang ikut untuk mendokumentasikan adalah Raihan dan Adrian.

Hari perlombaan.
Kami berangkat ke tempat lomba diantar oleh guru kami Pak Bagas menggunakan mobil pribadinya. Di perjalanan kami bercanda dan tertawa seperti biasanya, hingga Pak Bagas yang melihat tingkah laku kami pun ikut tertawa. Maafkan kami yang terlalu pecicilan ya pak, hehehe.
Sesampainya di tempat lomba kami langsung dipisah sesuai mata lomba masing-masing. Aku terkejut melihat banyaknya sekolah yang mengirimkan perwakilannya, aku pun menjadi pesimis. Lawanku ada sekitar dari 40 sekolah, dan tentu saja banyak sekolah favorite dan juga pesertanya yang memang benar-benar dari dunia menulis. Setelah waktu yang diberikan habis, aku mengumpulkan cerpenku dan langsung menuju aula, peserta dari sekolahku sudah berkumpul di sana semua.

Beberapa menit kemudian kami pun diajak makan oleh Pak Bagas. Selesai makan kami menyaksikan beberapa peserta membaca puisi yang baru tampil. Raihan, Amar, dan Adrian mulai terlihat mengantuk, sebenarnya kami sudah mulai bosan menunggu pengumuman pemenang yang tak kunjung diumumkan.

"Rin, Vin, Sri, liat ke belakang deh, cewek yang pake rok biru diatas lutut pake nomer peserta 2" ucap Dina tiba-tiba.

Ketika melihat yang dimaksud Dina kami pun tersenyum jahil.

"Adrian, Amar, liat deh ke belakang cewek yang pake nomor peserta 2" suruh Vinka.

"Astaghfirullahaladzim" ucap Amar sambil tetap memperhatikan perempuan tersebut.

"Ah lo mah Astaghfirullahaladzim tapi diliatin terus Mar" celetuk Adrian sambil tertawa.

"Ah dasar lo berdua, ngeliat cewek sexy aja langsung ketawa-tawa seneng gitu" ucap Vinka menahan tawa

"Eh sorry gue mah enggak yaaa, Raihan tuhh suruh ngeliat, udah merem tuh anak siapa tau jadi melek kalo udah ngeliat" jawab Adrian jahil. Seperti ada yang memerintah, sontak kami pun melihat ke arah Raihan.

"Rai, bangun Rai, liat ke belakang Rai, liat ke cewek yang pake nomor peserta 2 tuh, gue jamin lo seneng" ucap Asri di kuping Raihan sambil menahan tawa.

Raihan pun terbangun dan menuruti perkataan Asri. Kantuk di mata Raihan pun sontak menghilang digantikan cengiran diwajahnya.

"Seger dah lo sekarang, tadi aja ngantuk, ngeliat cewek begitu langsung fresh lagi, dasar cowok" celetukku.

Raihan pun tertawa nyengir.

"Rai istighfar Rai" ucap Amar yang pandangannya tak lepas dari perempuan yang menarik perhatian para lelaki ini.

"Anak-anak ayo pulang, Pak Arif sudah datang, biar dia aja yang nunggu pengumuman pemenang" kata Pak Bagas menghampiri kami.

"Yah bapak, baru aja kita dapet pencerahan" celetuk Raihan.

Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang