Part 9

990 39 4
                                    

"A a airin..." ucap Ariel terbata-bata.

Belum sempat aku berbicara tiba-tiba Nisa datang dengan wajah yang kesal, Adrian pun langsung melepaskan tangan nya dari kerah baju Ariel.

"Ariel, mulai sekarang kita udahan aja!" ucap Nisa penuh emosi lalu meninggalkan kami disusul oleh Adrian.

Bel pulang berbunyi.
Aku dan Ariel makan siang bersama di Choco Cafe karena tidak mau memperparah keadaan. Ariel hanya terdiam sejak tadi, memandangi makanan dan handphone nya bergantian. Aku pun tidak jauh berbeda dengan nya. Sambil memegang secangkir Hot Chocolate aku menikmati aroma khas nya, mencoba untuk membuat ku lebih rileks.

Aku bisa mengerti perasaan Ariel. Nisa adalah first love nya, karena itu Ariel sedikit posesive pada Nisa. Mungkin karena Nisa akhir-akhir ini cemburu padaku yang sering bersama Ariel, Nisa menjadi cuek dengan Ariel hingga Ariel merasa Nisa sudah mulai menjauh darinya. Tapi aku masih tidak mengerti kenapa laki-laki selalu beralih ke perempuan lain jika hubungan dengan pasangan nya sedang tidak harmonis. Sulit dipercaya memang, namun aku bisa melihat Ariel masih sangat menyayangi Nisa.

Selesai makan siang aku mengajak Ariel bermain basket di lapangan perumahan ku. Aku tidak bisa membantu Ariel untuk memperbaiki hubungan nya, tetapi sebisa mungkin aku membantu Ariel mengurangi kesedihan nya saat ini. Ariel terlihat lebih baik setelah bermain basket bersama ku dan anak-anak yang memang setiap hari bermain basket di lapangan itu.

"Rin, gue pulang dulu ya... Thanks buat hari ini"

"Lo hati-hati ya, Galau-in Nisa boleh tapi jangan sampe bikin dampak buruk buat lo"

Ariel pun hanya tersenyum dan langsung mengendarai motornya. Aku juga segera masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri dan istirahat.

Beberapa minggu kemudian.
Aku bingung harus bagaimana agar Nisa memaafkan ku. Setiap aku ingin berbicara dia selalu mengacuhkan ku.

Tiba-tiba Adrian datang memberikan selembar kertas kecil padaku, tanpa berbicara sedikit pun lalu langsung pergi begitu saja. Aku pun langsung membaca isi kertas tersebut.

Nisa suka spaghetti. Kasih dia spaghetti sambil minta maaf, gue jamin dia mau dengerin lo.

....................................

Sebuah senyuman tersungging di wajahnya, manis sekali. Aku memperhatikannya dari balik pohon. Semoga dapat membantu, batinku. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku.

"Adrian!"

Aku terkejut dan langsung menoleh ke belakang ku.

"Kampret lo Sep! Ngagetin aja"

Ternyata Asep yang menepuk pundak ku.

"Lo ngapain di balik pohon?"

"Kepo banget lo Sep" ucap ku lalu langsung pergi ke kelas karena beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi.

.....................................

Pulang sekolah aku langsung membeli satu porsi spaghetti lalu mendatangi Nisa ke kelas nya. Kebetulan di kelas nya tinggal Nisa sendiri yang belum pulang.

"Gue habis beli spaghetti nih, tapi kelebihan satu porsi, buat lo aja" Nisa pun langsung melirik ke arah ku.

"Gue minta maaf Nis..." aku pun terus berbicara menjelaskan semuanya agar Nisa tidak salah paham lagi pada ku dan mau memaafkan ku.

"Hmmmm, gimana ya..."

"Percaya sama gue Nis, Plis maafin gue"

"Yaudah gue maafin, gue juga sih yang terlalu emosi kemaren-kemaren, yang selingkuh Ariel tapi lo juga jadi kena, salah gue juga sih yang terlalu cemburuan"

Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang