"Maaf-
"Kalau jalan jangan sambil ngelamun gitu dong" potong kak Rino
Aku terkejut ketika melihat wajah kak Rino yang sekarang hanya berjarak satu jengkal dari wajah ku.
"I i iya kak, m m maaf kak" ucap ku terbata-bata.
Kak Rino hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan ku yang masih terkejut.
Rino Chandra. Kelas 12 ipa 1, ketua ekskul PMR. Laki-laki berkulit sawo matang, tidak terlalu tinggi tapi juga tidak pendek. Senyumnya yang manis dan aura cool nya yang sangat dominan membuat perempuan mana pun yang ditatapnya akan merasa seperti meleleh saat itu juga, seperti yang aku rasakan saat ini.
"Rin!" tegur Salsa seraya menepuk pundak ku. Aku terkejut dibuatnya.
"Salsa, udah kayak setan lo tiba-tiba muncul, bikin kaget aja!" ucap ku pura-pura kesal.
"Tadi kak Rino ya? Cie kan Airin"
"Apaan sih"
"Udah lah lupain Si Mr. Freak freak Adrian itu, mending lo deketin kak Rino tuh dia mah care banget orangnya asli" ucap Salsa sambil menunjukan dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah di depan ku.
"Apaan sih Sal, udah ah gue mau balik udah dijemput, dah cabai kuhhh"
Beberapa hari kemudian.
Hari ini aku sendiri. Menatap bambu-bambu yang tersedia di depan ku dan segulung tali yang sudah siap ditangan ku. Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampiri ku, mendekatkan wajahnya dengan wajah ku.
"Latihan nya sama gue aja" ucap kak Rino seraya tersenyum dan menunjukan segulung tali ditangan nya.
"Eh kak Rino, boleh-boleh, main dari dalem bambu ya kak" ucap ku seraya membalas senyum kak Rino.
Semenjak itu aku dan kak Rino menjadi dekat. Aku sendiri mengagumi sosok kak Rino. Ia cerdas, tampan, bijaksana, dewasa, baik, dan juga ramah. Aku benar-benar mengagumi nya.
Beberapa minggu kemudian.
Hari ini aku diajak pergi ke alun-alun oleh kak Rino. Aneh juga sih, seorang kak Rino mau mengajak juniornya pergi berdua.
(Di alun-alun)
"Airin itu ada apaan di pipi lo?"
"Ada apaan kak?"
"Ada..... es krim!" seru kak Rino seraya menyolekan es krim nya ke pipi ku.
"Kak Rinooo jorok ihhhh" ucap ku sambil cemberut.
"Yahh, ngambek" kak Rino pun mengambil tissue dan mau mngelap pipi ku, namun sebelum tissue itu menempel di pipi ku, aku langsung menyolekan es krim ku ke pipi kak Rino.
"HAHAHA KAK RINO CELEMOTAN PIPI NYA HAHAHA" ucap ku sambil tertawa.
"Lo ngerjain gue yaaa, rasain nihhh" kak Rino pun menyolekan es krim nya ke pipi ku lagi, kami pun perang es krim seketika.
........................
Hari ini aku berjalan sendirian di alun-alun. Mencoba melepas kan pikiran-pikiran yang terus memenuhi kepala ku. Namun saat aku tak sengaja melihatnya, niat awal ku luntur. Aku bergegas pulang.
Airin tampak bahagia bersama lelaki tadi. Makan es krim bersama, bercanda, perang es krim, dia bahkan bisa tertawa lepas saat bersama lelaki tersebut.
................................
Beberapa hari kemudian.
Pagi ini Nisa sudah berdiri tepat di depan pintu rumah ku. Ia ingin nengajak ku ke Choco Cafe rupanya. Aku pun mengiyakan ajakan nya.
(Di Choco Cafe)
"Adrian tuh suka sama lo Rin"
"Hah?"
"Iya sebenernya gue gak boleh ngasih tau ini ke lo, tapi gue gereget liat kalian berdua sama-sama suka tapi sama-sama gengsi"
"Adrian udah jadi kakak gue sekarang, dia sendiri yang minta gue buat anggep dia kakak" aku pun mengangkat secangir Hot Chocolate dan mulai menghirup aroma nya.
"Dia sayang sama lo lebih dari sekedar kakak beradik Airin, dia tuh takut lo gak nerima dia, Adrian -
Brak, aku meletakan cangkir ku dengan kasar (untung saja tidak sampai pecah) membuat Nisa menggantung kan kata-kata nya.
"Gue udah ada cowok lain Nis, plis jangan bikin gue jadi susah ngelupain Adrian!" (dari dulu sampe sekarang yang ada dihati gue masih orang yang sama)
"Cowok lain? Siapa?"
"Namanya kak Rino...." (Adrian nis, Adrian)
Sore hari nya.
Tok tok tok, suara pintu rumah ku yang diketuk seseorang. Aku pun bergegas membuka pintu.
Tidak ada siapa pun, tidak ada. Aku hendak menutup pintu kembali dan saat itu aku melihat sesuatu di atas lantai di depan ku. Setangkai mawar merah dengan kartu berisi tulisan:
Tanggal 1 januari kita pergi ke New Year Festival, dandan yang cantik ya pipi chubby.
Pipi chubby? Ah pasti ini Adrian, batinku. Pipi ku memerah membaca nya. Aku tidak sabar menunggu tanggal 1 januari.
Esok harinya.
Semua mata tertuju pada ku. Aku benar-benar dibuat terkejut. Bunga mawar merah beserta boneka love berukuran sedang diulurkan kak Rino pada ku.
"Would you be my girl?" ucap kak Rino.
Aku terdiam. Sosok kak Rino adalah sosok yang sangat diidam-idam kan para perempuan. Aku sendiri mengagumi nya. Tapi aku tidak pernah berharap ada di posisi seperti ini. Kenapa bukan Adrian saja? Kenapa harus kak Rino?
"Kak..."
"Airin, would you be my girl?"
![](https://img.wattpad.com/cover/57516237-288-k620610.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Ficção AdolescenteKisah seorang remaja yang masih tidak bisa melepaskan asmara dunia putih birunya. Adrian, first love Airin sukses membuat Airin bingung antara bertahan, atau melepaskan. Kisah ini tak hanya membahas tentang sebuah asmara, tetapi persahabatan, dan ai...