"putus..." ucap ku tak sadar.
"Adrian... Kamu serius?"
Ghina pun mendekatkan wajah pada ku.
"Ah kamu mengigau ya, aku lagi ngomong kamu malah tidur" ucap Ghina, dalam nada bicara nya mengandung rasa lega.
Tiga puluh menit kemudian aku terbangun dan melihat Ghina duduk di samping ku sambil memainkan handphone nya.
"Ghina?"
"Wah kamu sudah bangun ternyata. Soal tadi itu —
"Aku lapar, makan yuk" potong ku, mengalihkan pembicaraan.
Ghina pun mengangguk dan kami segera melangkah ke ruang makan.
Ghina menemani makan siang ku dengan ratusan gosip-gosip yang entah darimana ia dapatkan. Ghina memang senang membicarakan tentang orang lain pada ku, hal itu yang terkadang membuat ku tidak terlalu nyaman dengan nya.
"Ghin, aku mandi dulu sebentar kamu tunggu disini aja ya" ucap ku lalu pergi meninggalkan nya di ruang makan sendiri.
Saat itu keluarga ku memang sedang pergi dengan kesibukan nya masing-masing, jadi hanya ada aku yang ditemani oleh Ghina di rumah.
*Ghina pov*
Ning nong, handphone Adrian berbunyi. Tanpa berfikir panjang aku langsung membuka chat yang masuk dihandphone Adrian. Toh aku ini kan pacarnya, batin ku.
Airin: Adriannnn
Adrian (aku): Iya Rin?
Airin: Lagi sibuk ya?
Ini si Airin ngapain coba nanya sibuk atau enggak? Wah wah jangan-jangan dia mau ngerusak hubungan aku kayak dia ngerusak hubungan Nisa sama Ariel lagi, batin ku kesal.
Adrian (aku): Enggak ko Rin
..........................
Aku terdiam memandangi handphone ku. Tadi pagi jogging bareng, tapi kok sekarang Adrian enggak chat aku ya, masa dia mau ngilang lagi sih, batin ku. Entah angin apa yang mendatangi ku saat ini, aku mengirim chat kepada Adrian.
Aku: Adriannnn
Oh god, kenapa aku ngechat dia duluan? Ah bodoh bodoh bodoh, batin ku. Aku pun mengutuki diri ku sendiri karena tidak berfikir panjang dan langsung mengechat Adrian begitu saja.
Bip bip, aku pun membuka handphone ku.
Adrian: Iya Rin?
'Iya Rin?' sejak kapan Adrian kalau balas chat 'Iya Rin?' biasanya kan cuma 'Iya?', batin ku. Aku pun membalasnya kembali.
Aku: Lagi sibuk ya?
Adrian: Enggak ko Rin
Wait, aku yakin ini bukan Adrian. Adrian selalu mengetik 'kok' bukan 'ko', setiap aku tanya lagi sibuk atau enggak dia pasti jawabnya 'Iya' atau 'Enggak' karena Adrian memang jarang mengirim chat yang panjang, dan cenderung menghemat kata-kata. Tapi kalau bukan Adrian, yang membalas chat ku siapa? Ah lebih baik aku tidak usah membalas chat nya lagi, batin ku.
.............................
*Adrian pov*
"Ghin?"
"Eh iya?" Ghina terlihat terkejut dan langsung meletakan sesuatu di atas meja makan.
Aku berjalan lalu duduk di samping Ghina.
"Kamu naro apa tadi di atas meja?"
"A a aku enggak naro apa-apa, kamu salah liat kali"
"Salah liat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Chocolate
Teen FictionKisah seorang remaja yang masih tidak bisa melepaskan asmara dunia putih birunya. Adrian, first love Airin sukses membuat Airin bingung antara bertahan, atau melepaskan. Kisah ini tak hanya membahas tentang sebuah asmara, tetapi persahabatan, dan ai...