11 [18+]

83.8K 3.1K 312
                                    

[18+]

Sam Pov

Pagi ini aku sudah merasa lebih baik. Ya walaupun aku masih merasakan nyeri dan sesak di bagian dadaku.

Kuletakkan tangan tepat di dadaku dan sedikit meremasnya. Berharap bisa membuat rasa nyeri ini sedikit memudar. Namun, hasilnya nihil. Aku tetap saja merasakan rasa nyeri itu. Aku sudah tidak bisa menangis lagi. Tepatnya, air mataku sudah tidak mau keluar lagi. Aku sudah menguras semuanya tadi malam. Kekecewaan terus saja menguasai diriku ini.

Aku sudah mandi sejak pagi-pagi buta tadi. Aku ingin menyegarkan diri. Kuoleskan sedikit bedak di wajahku untuk menyamarkan mata bengkak dan hidungku yang merah akibat menangis tadi malam. Bisa bahaya jika mami tahu bahwa aku sudah menangis semalaman tadi. Jangan kalian pikir aku memakai bedak perempuan ya. Aku tidak se-girly itu kok. Aku hanya biasa memakai bedak bayi yang mami belikan untukku.

Kulihat wajahku di cermin. Mataku sudah tidak merah lagi, hanya bengkak saja. Namun, sudah sedikit tersamarkan berkat bedak yang kuoleskan tadi. Aku tersenyum getir melihat pantulan diriku di cermin. Aku merasa tidak layak untuk Alex. Aku tidak bisa memberinya keturunan. Apa dia masih bisa menerimaku? Apa dia bisa menerima kekuranganku? Aku bukanlah seorang bot yang sempurna. Aku bukanlah seorang bot yang special. Aku... tidak pantas untuk Alex.

Tapi....

Di lain sisi aku sangat mencintainya. Aku sangat berharap agar Alex bisa menerima kekuranganku ini. Namun, aku tidak sanggup memberitahunya tentang perihal ini. Aku terlalu takut jika terjadi sesuatu hal yang tidak aku inginkan. Yaitu, Alex tidak bisa menerima kekuranganku dan malah pergi meninggalkanku.

Tok tok tok.....

Oh ayolah, ini masih pagi. Siapa yang mengetuk pintu? Tidak mungkin itu mami. Karena biasanya jam segini mami pasti sedang berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Aku beranjak dari tempat dudukku untuk membuka pintu. Dengan malas aku membukanya.

"BEE! KAMU KE MANA AJA? PONSELMU KENAPA MATI? AKU KHAWATIR PADAMU, BEE!!!" Aku tersentak kaget.

Mataku berkaca-kaca ketika melihat wajah Alex yang menyiratkan kekhawatiran terhadapku. Dan aku kembali menangis ketika Alex memeluk tubuhku erat. Entah kenapa, rasa sakit itu semakin besar terasa ketika Alex memelukku. Alex melepaskan pelukannya dan menatap mataku.

"Lho, bee mengapa menangis? Aku minta maaf jika tadi aku membentakmu. Please bee jangan menangis. Aku tidak mau melihatmu seperti ini," ucap Alex sambil terus mengusap air mata yang mengalir dari mataku.

"Hiks, aku tidak apa-apa bee. Aku hanya terharu karena kamu sangat mengkhawatirkan aku. Itu artinya, kamu sangat mencintai aku," jelasku sambil terus menangis.

"Tentu saja aku mencintaimu bee. Apapun yang terjadi, akan selalu begitu. Selamanya akan begitu." Alex mencium keningku dengan lembut.

Selamanya? Apakah aku bisa sedikit lega karena mendengar ucapan Alex tadi? Ia akan tetap terus mencintaiku apapun keadaanku?

"Makasih bee. I love you," ucapku sembari berusaha untuk tersenyum.

"I love you too sunshine." Refleks kupukul lengannya.

"Lebay!" Aku mengigit pipi bagian dalam untuk menahan senyumanku.

"Ohh ayolah bee, semua hal bisa terjadi kepada orang yang sedang jatuh cinta," ucapnya seraya mengangkat kedua alisnya.

"Ohh, jadi kamu sedang jatuh cinta?"

"Tidak! Tapi, aku sedang dimabuk cinta haha," ucapnya sembari tertawa sexy.

[MPS1] Bad Boy & Cute Nerd [18+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang