Sam Pov
Jujur, aku sangat kaget ketika melihat Alex di kamarku. Ingin rasanya aku menangis saat melihat wajahnya. Bayangan ketika dia sedang bercumbu dengan pria lain langsung muncul di benakku. Namun, aku tahan semua rasa sakit itu. Aku harus ingat tujuanku yang sebenarnya. Aku harus membuat Alex menyesal karena sudah menyia-nyiakanku dan menyakitiku.
Aku sangat senang melihat ekspresi Alex ketika aku mengatakan baby yang ada di kandunganku ini adalah anak Fred. Wajahnya terlihat sangat shock. Mulutnya terbuka dengan lebar. Dan matanya melotot seperti akan keluar dari tempatnya. Aku memutuskan untuk keluar dari dalam kamar. Aku takut jika lama-lama berdua dengan Alex, hatiku akan luluh oleh ucapannya. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku harus membuat Alex menyesal dulu.
Aku pergi ke ruang makan karena sudah waktunya untuk makan siang. Mami masih di dapur menyiapkan makanan untuk makan siang kami. Dad, tentunya belum pulang dari kantor. Maka dari itu, sepertinya hanya aku dan mami saja yang akan makan siang hari ini. Ahh aku lupa, kan ada Alex juga di sini. Huh, aku harus menyiapkan mentalku karena aku akan satu meja dengan dirinya.
Tak lama kulihat Alex turun dengan wajah lesunya. Hihihi aku ingin tertawa melihat wajahnya itu. Dia tidak menuju meja makan melainkan menuju dapur. Kulihat dia sedang mengobrol dengan mami. Tak lama dia malah tersenyum lebar ke arahku. Refleks aku mengalihkan pandanganku darinya. Aduhh, pasti dia sudah tau nih bahwa baby yang ada di perutku ini adalah anaknya. Aduhh, serem banget sih senyumnya. Lebar banget. Kalau bibirnya robek gimana? Aku tidak bisa mencium dia lagi dong? Ahhh, kok jadi mesum lagi sih?
Alex datang menghampiriku. Oke, aku harus mulai peranku lagi. Muka datar, acuh tak acuh dan bersikap tidak kenal padanya. Dia langsung duduk di hadapanku.
"Hai bee. Aku senang sekalu ternyata baby yang ada di perut kamu itu anak ak...."
"STOP! Pasti kamu mau bilang ini anak kamu kan? Sorry ya, aku tidak mengenalmu! Dan ini anak Fred bukan anakmu!"
"Tapi itu memang anakku bee. Aku daddy nya."
"Hih! Dasar tukang ngaku-ngaku!"
"Kenyataannya seperti itu bee. That's my son."
"Apaan sih! Sudah aku bilang ini anak Fred. Bukan anak kamu! Lagian aku tidak pernah having sex denganmu tuh! Kalau dengan Fred sih pernah. Lah dia suami aku, dan ini anak Fred!" ucapku berbohong. Ayo kita lihat reaksinya.
Mata Alex memerah seperti menahan amarah. Atau mungkin menahan air matanya? Masa sih dia menangis? Tidak mungkin. So, aku hanya mengalihkan pandanganku ke arah lain. Aku tidak peduli. Mami pun datang membawa banyak makanan.
"Saya permisi ke toilet dulu bibi." Alex bangkit dari kursinya. Kulihat ada setetes air mata yang jatuh membasahi pipinya. Dia menangis? Apa sebegitu cintanyakah dia padaku? Apa sebegitu tidak relanyakah dia, jika aku disentuh oleh pria lain?
Lalu apa kabar dengan dirinya sendiri? Dia bercumbu dengan pria lain di hadapanku dan dia masih tetap saja melanjutkannya ketika sudah aku pergoki. No Alex, ini belum sebanding dengan rasa sakit yang sudah aku rasakan. Biarkanlah aku sedikit bersifat antagonis sekarang. Jika kalian ada di posisiku, pasti kalian akan melakukan hal yang sama sepertiku.
"Sam, Alex kenapa?" tanya mami.
"Tidak tahu mi. Lagian dia ngaku-ngaku baby ini anaknya. Ini kan anak Fred mi."
"Haduhh, tapi kamu bisa kan baik-baik ngomongnya sama dia? Kasihan dia."
"Mami kok bela dia sih? Aku tidak mengenalnya, mi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[MPS1] Bad Boy & Cute Nerd [18+ END]
Romans[MPREG SERIES 1] NOTE : SEBAGIAN PART DI-PRIVATE. HARUS FOLLOW KALAU MAU BACA. ------------------------------------ Bagaimana ceritanya ketika seorang Bad boy yang terkenal sebagai seorang Playgay dijodohkan dengan seorang Pemuda Nerd? Lets find o...