Setelah beberapa saat tangisku mereda, tanganku bergerak tidak bertenaga memencet nomer Jean
'Hello...kau dimana?....aku ...ya aku memang menangis...aku sangat membutuhkanmu....aku tahu....tidak aku tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi.....aku hanya ingin mendengar suaramu....Jalal.....ya aku tak bisa menjelaskannya...terlalu sakit Jean....bagiku sikapnya berlebihan...aku harus pergi sekarang...iya Jean aku berjanji'
Aku diam didalam mobil untuk beberapa saat hanya memandang kosong, tidak beberapa lama ponselku berbunyi, aku melirik layarnya dan wajah Jalal tersenyum melihat kearahku, aku terus memandangi layar ponselku sampai tidak menyala lagi, sekitar 6 kali berulang aku tetap tidak mengangkatnya, aku terlalu shock dan marah dengan sikapnya, sebenarnya aku tidak percaya Jalal mengkhianatiku karena itu tidak mungkin tapi tetap saja rasanya sakit melihat wanita lain menyentuh suamiku seperti itu, Jalal pasti punya penjelasannya sendiri tapi sekarang aku masih marah dan egoku ingin membuat Jalal merasa apa yang aku rasakan. Ponselku kembali berbunyi dan kali ini nomer Darmien terpampang di layarnya
'hello.......aku baik.....Jean....ya benar....aku tidak ingin melibatkanmu....kau tidak tahu Jalal....jangan cari masalah Darmien....aku tahu....tidak aku tidak akan mencoba bunuh diri lagi kalau itu yang kau dan Jean takutkan!...baiklah biar kau tenang...aku kesana sekarang....tidak aku masih bisa menyetir....tentu aku akan hati-hati....sudahlah aku tidak bodoh....ok sampai jumpa"
Aku tersenyum dan sedikit merasa lebih baik, Jean dan Darmien memang selalu ada untukku, aku segera menjalankan mobilku pelan-pelan menuju pub Carvern kemudian masuk kedalam, di sana Darmien sudah menungguku dengan wajah tampan dan senyumnya yang mengembang
"syukurlah kau sampai dengan selamat, lihatlah matamu sampai seperti itu karena menangis" kata Darmien menghampiri dan memeluk bahuku, dia menuntunku untuk duduk di pojok ruangan pub tidak jauh dari panggung, pub ini sudah mulai ramai walau waktu baru menunjukkan pukul 6.30 sore
"aku baik-baik saja sekarang " kataku pelan menatap wajahnya, tangan Darmien bergerak membelai pipiku tapi aku mundur menghindari sentuhannya
"jangan...aku tidak bisa...aku tidak ingin Jalal merasa cemburu" kataku
"dia tidak disini Jodha dan aku hanya ingin menghiburmu sayang" balas Darmien keras kepala
"jam berapa kau manggung?" tanyaku mengalihkan pembicaraan
"30 menit lagi, ayolah cantik jangan menghindar, Jalal lagi Jalal lagi, dia hanya bisa menggores luka di hatimu, memang kau mencintainya tapi..."
"diam Darmien atau aku pergi sekarang juga, aku menemuimu untuk menenangkan hati bukannya membicarakan Jalal yang notabenenya ingin kulupakan walau untuk saat ini saja" potongku menatap kesal kearahnya.
Darmien mengangkat tangannya tanda mengerti dan menyerah untuk berusaha ikut campur masalahku dengan Jalal. Selagi menunggu Darmien manggung aku memesan jus jeruk dan meminumnya sedikit demi sedikit, kami mengobrol mengenai music, tentang Jean dan mengingat masa-masa selama di NY, Darmien menghiburku dan berusaha membuatku tertawa, usahanya lumayan juga karena beberapa candaannya sukses membuatku tertawa atau hanya sekedar tersenyum
"hari ini aku bahagia karena di beri kesempatatn lagi melihat senyum diwajahmu sayang" kata Darmien lembut
"jangan mulai lagi Darmien...dan berhenti memanggilku sayang sayang sayang, kau bisa dibunuh kalau suamiku mendengarnya" kataku merasa risih dengan tatapan cintanya kepadaku, Darmien hanya tersenyum dan menarik napas panjang kemudian pamit untuk bersiap-siap naik ke panggung, sebelum mulai bernyanyi dia membisikan sesuatu di telinga salah satu pria berbadan besar yang merupakan pihak keamanan dan menunjuk ke arahku, pasti dia menyuruh keamanan menjagaku selama dia harus show, tipikal Darmien dan Jean.
![](https://img.wattpad.com/cover/54230016-288-k364136.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Love Me Even When You Dont Know Me (Anthony Book 1)
Fanfictionkisah cinta rumit antara Jodha dan Jalal, cinta pada pandangan pertama terhalang harga diri dan status sosial membuat tembok tinggi penghalang , kesalah pahaman tidak memadamkan rasa yang ada di hati keduanya, mampukah mereka melawan ego masing-masi...