Chapter 3

4.1K 204 3
                                    

Aku melihat langit-langit kamar sampai pagi, dari semalam mata ini tidak mau terpejam sama sekali karena membayangkan wajah Jodha saat dia mengatakan sangat membenciku, wajahnya saat dia menangis dalam diam membuat hatiku seperti diremas sangat kuat, kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku, emosi yang menumpuk sejak 10 tahun  lalu kulampiaskan kepadanya, tatapan dan perlakuan menghinanya kepadaku seperti duri yang menusukku dan saat aku bisa membalasnya aku tertusuk semakin dalam.

Aku tidak mau hidup seperti ini dengan obsesi gila kepadanya, setiap wanita yang berkencan denganku hanya pelampiasan nafsu dan amarahku, dimataku hanya ada dia, kenapa Tuhan memberiku rasa cinta seperti ini kepada wanita yang melihatku saja tidak sudi. aku tidak sanggup menahan rasa sakit ini tapi aku juga tidak bisa melepaskannya begitu saja. Ketukan di pintu menyadarkanku

"ya masuk " teriakku, ternyata yang datang Moti teman bermain Jodha dulu dan anak dari pengasuhnya bibi Reva, para pelayan rumah ini yang sudah ku anggap keluarga tidak kuijinkan memanggilku tuan, dulu Jodha juga melakukan hal yang sama, aku sedikit heran mengapa hanya aku yang diperlakukan rendah olehnya

"Jalal...ehmmm kau bilang Jodha telah datang, tadi aku mencari kekamarnya tapi tidak menemukannya, apakah kau tahu dia ada dimana?" aku yang mendengar Jodha tidak dikamarnya langsung terduduk dan menyisir rambutku dengan tangan

"kau sudah mencarinya diseluruh bagian rumah dan diluar rumah?, kemana dia pagi-pagi begini?" tanyaku panik, aku tidak mau kehilangannya lagi, bayangan tidak bisa melihat wajahnya setiap hari membuatku takut

"sudah...aku mencarinya kesemua tempat sampai kandang kuda tapi tidak ada, kau meliburkan kami semua kemaren sehingga penjagapun tidak ada, mereka datang baru pagi ini bersamaan dengan kami dan pelayan lainnya"

"baiklah aku akan mencarinya, tolong beritahu bibi untuk menyiapkan sarapan dan kebutuhan Jodha seperti waktu dia tinggal disini dulu, dan kau Moti tunggu Jodha pulang, siapa tahu dia kembali jadi hari ini kau tidak perlu pergi ke kantor" Moti dikuliahkan juga oleh Paman dan dia sekarang bekerja di perusahaan sebagai HRD sedangkan ibunya tetap ingin menjadi kepala rumah tangga karena senang bisa melayani keluarga ini mungkin karena merasa berhutang budi

Aku bergegas keluar dari kamar dan mencari Jodhaku, aku berjanji akan mencoba lebih lunak dan mengalah kepadanya. Aku menyusuri jalan di pinggiran kota Liverpool untuk mencarinya, dikejauhan aku melihat sosok wanita memakai pakaian olah raga ketat warna pink berlari kearah rumah dan sudah jelas itu dia, walau tidak melihat jelas wajahnya aku sangat mengenali pembawaannya yang sudah membuatku jatuh hati,aku memberhentikan mobil bentlyku lalu
turun dan menunggunya , dia semakin dekat dari tempatku berdiri dan dia hanya melirik sekilas mengetahui aku menunggunya tapi dia tidak berhenti dan terus berlari melewatiku, mau tidak mau aku mengikutinnya berlari sambil menekan tombol kunci mobil

"selamat pagi tuan putri....matamu rabun ya tidak bisa melihat aku yang sedang menunggumu" tanyaku sambil berlari kecil

"bisa dibilang begitu" jawabnya singkat

"begitu bencikah kau padaku sampai melihatku pun kau tak mau, tidak bisakah kita berteman?" tiba-tiba dia berhenti berlari dan menatap mataku tajam

"aku tidak ingin jadi musuh atau pun temanmu, aku...." Dia diam dan mengalihkan pandangannya kedadaku

"kau ingin apa?"

"aku ingin hidup tenang dan bekerja tanpa harus merasa seperti barang milikmu, aku berjanji akan bekerja dengan giat dan sedikit demi sedikit membayar sisa utang ayahku" katanya sedih

"baiklah aku mengijinkanmu hanya dengan satu syarat kau mau menjadi wanitaku"

♡♡♡

Jantungku berdetak keras mendengarnya mengatakan itu, seandainya itu benar, seandainya dia sungguh-sungguh dan mengucapkannya dengan cinta, aku akan sangat senang menerimanya

You Love Me Even When You Dont Know Me (Anthony Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang