Chapter 18

4K 145 2
                                    

Pikiranku kacau, aku seperti mengawang awang, dimana aku, apa yang terjadi, aku tidak ingat apa-apa, perasaanku tidak enak seperti ada yang mengganjal, Jalal? Dimana Jalal...ya aku menikah dengannya dan dia sudah menjadi milikku, aku seperti merasakan de ja vu, bau obat, udara rumah sakit, ya aku ingat aku pernah dalam kondisi yang sama seperti ini, aku berusaha mengingat kembali apa yang telah aku alami, aku ingat pernah dirawat di rumah sakit karena melakukan hal yang bodoh dan berhasil selamat, sekarang aku pikir aku juga berhasil selamat dari maut, tapi kenapa aku tidak merasa senang?

kemudian aku ingat tentang kehamilanku, napasku mulai memburu, mataku terasa panas ingin menangis, aku sadar aku telah kehilangan kesempatan untuk segera menjadi ibu, bagaimana Jalal menghadapi semua ini, aku tidak ingin dia merasakan apa yang aku rasakan, kenapa ini harus terjadi, aku mulai tidak bisa mengontrol emosiku dan berteriak mengeluarkan segala frustasi yang kurasakan, tiba-tiba rasa sakit menyengat dibagian perut dan kepala bersamaan dengan telingaku mendengar suara Jalal dari kejauhan memanggil-manggil namaku

"Jodha? Sayang, jangan menangis, kuatlah demi aku, tolonglah sayang aku sedih melihatmu seperti ini, jiwa malaikat kecil kita sudah ditangan Tuhan, dia akan kembali kepada kita bila Tuhan menghendaki, buka matamu dan jangan berteriak seperti ini, cukup merontanya Jodha nanti lukamu berdarah lagi" kata Jalal penuh penderitaan membuatku semakin sedih,

aku harus kuat untuknya karena dia adalah segala alasanku untuk hidup, dulu saat aku mencoba bunuh diri hanya wajahnya yang ada di benakku dan sekarang aku pasti bisa menghadapi semua ujian hidup karena Jalal ada bersamaku, aku ingin dia melihatku sebagai wanita yang tangguh dan pemberani, Berlahan aku berhenti meronta dan membuka mataku pelan-pelan

"Jalal" kataku berlahan melihat kearahnya dan memeluk pinggangnya, aku menyembunyikan wajahku di dadanya sambil menangis pelan

"husshh cup cup princess, tenanglah, menangislah bila itu bisa membuatmu lega tapi jangan berteriak dan meronta seperti tadi" kata Jalal lembut

"kupikir istriku tidak perlu lagi obat penenang, kalian bisa pergi sekarang" kata Jalal mungkin kepada dokter atau perawat karena tadi aku hanya melihat Jalal seorang

"baiklah Mr.Anthony kami permisi dulu , dan cepat panggil kami bila istri anda membutuhkan bantuan" jawab suara seorang wanita

Jalal tidak membalas lagi dan hanya menggangguk karena aku merasakan gerakan tubuhnya dipelukanku, tidak beberapa lama Jalal menjauhkan tubuhnya dengan memegang kedua lenganku dan matanya melihat tajam kearahku, kemudian dia menangkup pipiku dan mencium bibirku lembut, tangannya merapikan helai rambut yang menutupi wajahku dan menyelipkannya di belakang telingaku

"aku mencintaimu Jodha, kau jangan takut dengan apapun juga, aku akan selalu menemanimu" kata Jalal menatapku penuh cinta

"aku tidak takut Jalal, aku hanya sedih dan aku minta maaf karena tidak bisa menjaga kandunganku dengan baik.." balasku berpura-pura tegar

"husshhh, jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri, apa yang kau alami di luar keinginanmu, ini musibah karena ulah orang -orang yang kehilangan akal sehatnya, kini mereka telah tiada dan yang lain mendekam di penjara, tinggal kita berdua berusaha melanjutkan hidup yang indah ini dengan masa depan yang menjanjikan" kata Jalal sambil tersenyum,

aku ikut tersenyum tipis berusaha menepis kegundahan hatiku, aku bertekad untuk kuat walaupun hatiku menangis dan berdarah aku bertekad menyembunyikannya dari Jalal karena aku tidak ingin dia selalu mengkhawatirkan aku

Dua hari berlalu , aku berpura-pura baik-baik saja seperti lukaku yang semakin pulih, Jalal terkadang memandangku dengan tatapan aneh seperti berusaha mengawasiku secara diam-diam, ada apa sebenarnya dengan dirinya, mengapa sepertinya dia sangat berhati-hati terhadapku, Jalal juga tidak pernah meninggalkanku sendirian, bila dia harus melakukan kebutuhan biologisnya dia akan menyuruh bibi, Moti atau Salima menjagaku, bila mereka belum datang Jalal akan memanggil perawat dan mewanti-wanti jangan meninggalkanku walau sedetikpun meski aku yang meminta.

You Love Me Even When You Dont Know Me (Anthony Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang