Tiga hari berlalu, aku lega Jodhaku membuktikan ucapannya, dia mulai mengalami kemajuan, tidak salah aku mempercayainya, dia pulih dengan cepat dan kembali ceria, aku sangat bahagia sekaligus takut karena dua bulan kemudian Jodha lagi-lagi tidak mengijinkanku menggunakan kontrasepsi, istriku memulai lagi misinya untuk memiliki seorang bayi sedangkan aku takut menghadapi hari dimana Jodha bisa saja mengalami keguguran lagi dan hatinya tidak sekuat sebelumnya
"Jalallll! Kau mau cari masalah denganku? Kenapa kau beli kontrasepsi lagi?" teriak Jodha ketika membuka laci didekat tempat tidur kami
"Jodha sayang, kemarahanmu adalah hal terakhir yang ingin kulihat, sadarlah sayang kau masih lemah, kita tunggu enam bulan atau setahun dulu ya" bujukku sambil mencium kepalanya
"tapi ini sudah hampir tiga bulan Jalal, dan aku sudah mengikuti semua petunjuk dokter, kenapa jadi kau yang ketakutan" kata Jodha manyun, istriku ini benar-benar menguji kesabaran
"jawabnya tetap tidak princess, ayo sekarang kita tidur karena besok aku harus meeting" kataku sambil naik ketempat tidur,
Jodha terdiam kemudian mengangkat bahunya dan mengikuti kemauanku, tumben hari ini keras kepalanya ga kumat-kumat amat dan mudah sekali menyerah pikirku sambil tersenyum dan menarik tubuhnya mendekat, kami tidur saling berpelukan seperti tidak pernah berdebat beberapa menit yang lalu
♡♡♡
Esok harinya Jalal berangkat ke kantor seperti biasa, dia bilang tidak bisa pulang lebih awal karena banyak pekerjaan, aku bersikap semanis mungkin agar Jalal secepatnya luluh dengan perjuanganku mendapatkan accnya, tapi dari ekspresi wajahnya dia sama sekali tidak terpengaruh sehingga membuatku sedih.Jalal sangat keras kepala, aku tidak ingin terlalu tua saat memiliki anak, aku juga merasakan takut tapi semakin hari aku merasa semakin kuat, dokter mengatakan aku tidak memiliki masalah berarti mungkin hanya karena sedikit stress dan tidak beruntung,
sekarang pikiranku benar-benar sudah sehat dan semakin yakin dengan kemampuanku menjaga kesehatan kandunganku bila hamil lagi tapi Jalal Anthony tidak percaya. Ketika sore harinya ponselku berdering dan melihat ada panggilan dari Darmien aku memiliki ide nakal dikepala.
¤"hai Jodha, kau terlihat sangat cantik dan segar, aku tak menyangka kau datang secepat ini " kata Darmien menyambut kedatanganku
"yah aku sedang ingin mendengar live music tapi Jalal masih di kantor jadi aku kesini saja melihat kau bernyanyi, aku bosan karena seharian dirumah" jawabku santai sambil melirik pintu masuk pub, aku harap Jalalku langsung cuzz kemari ketika menerima smsku yang memberitahukan aku ada di cavern pub untuk sedikit bersenang-senang, aku tahu tindakanku ini sedikit ekstrem tapi biarlah sekalian mengisi hidupku dengan bumbu spicy
Aku dan Darmien berbincang ringan ketika Jalal memasuki ruangan dan langsung mencegkram tanganku
"kenapa kau berada disini princess, kau tahu kan aku tidak mempercayai pria ini?" kata Jalal berusaha mengontrol amarahnya, aku semakin bersemangat melihat api cemburu dimata Jalal karena biasanya gairahnya akan segera meningkat, oh Jodha kau memang pintar pikirku senang
"sayang Jalal..duduklah dulu, temani aku menyaksikan pertunjukan Darmien, biar bagaimanapun dia sahabatku Jalal dan yakinlah dia tidak akan berani macam-macam, benarkan Darmien?" kataku pada Jalal sekaligus bertanya pada Darmien yang melihat kami dengan kikuk dan mata penuh kecemburuan,
untuk reaksi Darmien ini aku berharap Tuhan memaafkanku, aku sama sekali tidak bermaksud semakin menabur garam diatas luka hati Darmien tapi ini salahnya juga karena sudah menceritakan kepada Jalal tentang masa laluku sehingga Jalal jadi posesif dan paranoid
"ya..mengapa tidak, aku beruntung bisa disaksikan oleh selebriti local kota ini" jawab Darmien dengan senyum dipaksakan, kemudian dia naik ke atas panggung dan memulai pertunjukannya
![](https://img.wattpad.com/cover/54230016-288-k364136.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Love Me Even When You Dont Know Me (Anthony Book 1)
Фанфикkisah cinta rumit antara Jodha dan Jalal, cinta pada pandangan pertama terhalang harga diri dan status sosial membuat tembok tinggi penghalang , kesalah pahaman tidak memadamkan rasa yang ada di hati keduanya, mampukah mereka melawan ego masing-masi...